Dirimu membuatku terlihat menyedihkan kali ini.
---"Kantin yuk?" ajak Febby pada para sahabatnya. Aletta mengangguk lalu menarik tangan Clara. Clara menggeleng. Queen sudah berdiri kini menatap Clara bingung.
"Kalian aja." jawab Clara singkat.
"Lo nggak laper emangnya?" tanya Queen. Clara menggeleng pelan. Ketiga sahabatnya hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Mau titip nggak?" tawar Aletta pada Clara. Clara hanya tersenyum lalu menggeleng.
"Bener gak mau ikut?" Aletta memastikan. Clara menggeleng pelan. Aletta pun mengangguk lalu bergegas pergi diikuti Febby dan Queen di belakangnya.
Clara kembali menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya di meja. Pikirannya penuh dengan bayangan kejadian tadi pagi. Clara memejamkan matanya dan menghela nafas.
-------
Givon dan ketiga sahabatnya memilih berdiam diri di kelas. Tidak berniat pergi ke kantin. Mereka sedang berkumpul dan bercanda tidak jelas.
"WOY!" teriak Deven membuat Givon ,Khenzo dan Farrel sontak menoleh ke arah Deven penuh tanya.
"DIEM-DIEM BAE." lanjut Deven. Sontak ketiga sahabatnya mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Garing bego." celetuk Givon.
"Basi." ujar Farrel datar.
"Goblok di semuain." sahut Khenzo
"Yeee ,salah mulu gue bwang." kata Deven sembari menatap ketiga sahabatnya.
"Kurang berapa hari brarti?" tanya Deven tiba-tiba. Givon menatap Farrel sejenak.
"15 gak sih?" tanya Khenzo. Kini mereka bertiga paham arah bicara Khenzo mengarah pada hubungan Givon dan Clara.
Alexa yang duduk bersama Dizza agak jauh dari keempat lelaki itu sontak mendekat beralibi menyalin tugas milik Ranti yang mejanya terletak di belakang para lelaki itu. Alexa mulai menajamkan pendengarannya.
"Iya kali." sahut Givon sambil menggidikkan bahunya acuh.
"Lo beneran nggak suka Clara?" pertanyaan Khenzo membuat Givon diam. Alexa melebarkan matanya ,pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan para lelaki ini ia yakin itu.
"Nggak lah." jawaban Givon membuat Alexa semakin bingung.
"Nggak tau." lanjut Givon.
"Lah gimana sih? Kalo suka ya ngaku aja kalee." Givon sedikit tertohok mendengar ucapan Khenzo.
"Gue kan cuma ngelakuin tantangan dari kalian. Udah setelah itu selesai kan?" jawab Givon enteng. Alexa terkejut bukan main tapi ia berusaha tetap santai dan terus menggali informasi dengan menguping.
"Beneran lo gak nyesel?" tanya Farrel sedikit mengintrogasi. Givon bungkam seketika ,tapi ia berusaha menjawab dengan tenang.
"Maybe, nggak." jawabnya singkat. Ketiga sahabatnya menghela nafas pasrah.
Alexa memasang smirk andalannya. Ini bisa ia gunakan senjata untuk menarik perhatian Givon.
"Udah ah ,yuk kantin. Kok malah bahas ginian sih." celetuk Deven lalu berdiri diikuti ketiga sahabatnya yang lain.
"Kan lo tadi yang bilang mager ke kantin."ujar Givon.
"Kan tadi." kata Deven.
"Serah lo." kata Farrel sambil mendengus malas menghadapi sifat Deven yang semakin gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
21 Day's Dare
Teen FictionHidup tidak selalu penuh dengan kebenaran. Ketahuilah ,di luar sana banyak dusta-dusta yang merajalela. Hingga kita pun tidak merasakan bahwa kita telah di kelabuhinya. Perihal Clara ,seorang gadis yang selalu ceria dan ramah. Namun siapa sangka ,b...