Aku berada pada fase bimbang dan ketidakselarasan antara hati dan logika.
---
Clara membuka matanya, dilihatnya lampu bus masih gelap. Para panitia pun masih banyak yang tertidur. Clara menatap ke arah Givon yang tengah tertidur pulas dengan seseorang yang bersandar di pundaknya. Ralat ,bukan seseorang melainkan Alexa yang bersandar pada Givon.
Clara menerjapkan matanya beberapa kali. Hawa dingin menusuk berubah menjadi hawa panas yang membuat Clara sedikit berkeringat. Clara mengalihkan pandangannya, memilih untuk melihat Febby yang kini tengah tertidur dengan masker menutupi separuh wajahnya.
Tak lama ,Clara berdiri untuk segera ambil posisi di depan. Setelah bercakap dengan supir beberapa saat. Clara mengambil mic yang digunakan sebagai alat komunikasi di dalam bus.
"Seluruh panitia untuk segera bersiap-siap menuruni bus ,karena kita sudah hampir sampai pada tempat tujuan." Clara mulai menyampaikan instruksi. Sekitar 10 menit lagi ,mereka akan tiba di tempat tujuan.
"Silahkan laksanakan tugas masing-masing dengan baik. Terima kasih." Clara memilih untuk duduk di kursi dekat pintu bus. Dirinya akan turun terlebih dahulu untuk mengabsen panitia dan mengecek rombongan lainnya.
Para panitia mulai bangun dan menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa turun. Clara juga sudah berkoordinasi kepada ketua kelas melalui grup chat yang sudah Clara buat. Clara memerintahkan ketua kelas untuk memberi arahan pada para siswa.
"Huftt ,akhirnya." Clara menuruni bus disambut dengan pemandangan cantik dan indah di Pantai Carita. Clara melirik jam yang bertengger di pergelangan tangannya.
"Jam 4 lewat 15. Perjalanan lebih cepet dari yang gue kira." gumam Clara. Clara berjalan menyusul panitia yang lain ,tak lupa mengenakan id card khusus panitia.
Clara melaksanakan tugasnya dengan baik. Melelahkan memang, disaat semua sedang sibuk berlarian kesana kemari. Clara sendiri sibuk mengurus lembaran-lembaran absen dan jadwal kegiatan yang harus dilaksanakan benar-benar runtut sesuai jam yang di tentukan. Semoga tidak ada kendala --Clara.
Semua siswa tengah menikmati pemandangan pantai tersebut. Ada yang berlarian ,ada yang berfoto dan ada yang kini tengah berbincang dengan sahabat. Memang Clara sengaja menyewa pantai ini dalam 2 hari agar tidak dibuka untuk umum ,hanya khusus SMA Atheya saja. Tanpa sepengetahuan pihak sekolah tentunya.
Clara berjalan ke arah ombak pantai ,dirinya mulai merasakan dinginnya air laut yang sangat sejuk baginya. Saat Clara sedang menikmati kesendiriannya ,ia dikejutkan oleh kedatangan seseorang.
"Kayaknya lo suka sama Givon." ujar orang tersebut. Sontak Clara menoleh mendapati Alexa di sana.
"Nggak." jawaban spontan Clara membuat Alexa menggeleng. Clara mengernyitkan dahinya bingung.
"Gue tau dan lo gak bisa ngeles."
"Tapi hati-hati." lanjutnya membuat Clara semakin bingung. Alexa kemudian pergi meninggalkan Clara yang sedang bingung.
"Apasih ,gak jelas banget tu orang." Clara menggeleng pelan memilih untuk menghampiri para sahabatnya yang tengah bermain pasir. Letaknya yang agak jauh membuat ia harus berjalan kaki sedikit.
"CLARA AKOEH! SINI BEB!" Reza berteriak lenjeh saat Clara berjalan lewat di depannya. Clara bergidik jijik ,ia mempercepat langkahnya menuju ketiga sahabatnya.
"BEB!" teriak Reza kesal. Clara menjulurkan lidahnya sambil terus berlari. Reza berdecak kesal saat Clara mengejeknya.
"Huh!" kesal Clara. Ketiga sahabatnya menatap Clara bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
21 Day's Dare
Teen FictionHidup tidak selalu penuh dengan kebenaran. Ketahuilah ,di luar sana banyak dusta-dusta yang merajalela. Hingga kita pun tidak merasakan bahwa kita telah di kelabuhinya. Perihal Clara ,seorang gadis yang selalu ceria dan ramah. Namun siapa sangka ,b...