Setitik rasa yang perlahan mengubah segalanya.
---
Malam ini Clara sedikit lega setelah membalas pesan milik Kak Dito.Kak Dito, kakak kelas Clara yang merupakan
mantan ketua eskul Pecinta Alam biasanya mengingatkan saat hampir hari H. Kadang membuat Clara kewalahan. Jadilah dia sudah membuat proposal jauh-jauh hari.Yap, beberapa hari lagi eskul Pecinta Alam akan mengadakan sebuah kegiatan. Clara senang akan hal itu. Sudah lama dirinya ,menginginkan kegiatan tersebut. Saking semangatnya ,semua keperluan sudah hampir siap.
Dirinya juga mempersiapkan dana ,survey tempat, dan lain-lain. Survey tempat ,Clara tidak mendatangi tempatnya tapi dibantu asisten Ayahnya untuk datang ke Pantai Carita mengecek tempat yang akan digunakan kegiatan dan memfotonya. Foto tempat dikirim ke Clara ,disitulah Clara mengecek tempat ,fasilitas dan lain-lain.
"Untung gue udah bikin proposal jauh-jauh hari." gumam Clara lega setelah membalas pesan Kak Dito.
"Tinggal besok ,gue konsul ke Alexa atau Givon. Alexa aja deh, kalo Givon pasti gak akan serius." setelah itu Clara memilih untuk tidur.
----------
Clara menemui Alexa bersama Febby yang juga mengikuti eskul Pecinta Alam sebagai sekretaris. Mereka akan bertemu Alexa di Ruang OSIS sesuai janji Alexa dengan Febby tadi.
Sesampainya di ruang OSIS ,Clara memutar bola matanya malas. Disana bukan hanya Alexa melainkan ada Givon juga. Alexa dan Givon sedang berbincang hingga tak sadar ada kehadiran Clara dan Febby. Clara kesal melihatnya.
"Ekhemm khem ,permisi." ujar Clara sambil mengetuk pintu. Deheman Clara membuat kedua insan menoleh ke arah Clara.
"Eh ,Febby sama Clara sini masuk. Mau konsul Proposal ya?" tanya Alexa , Clara dan Febby mengangguk lalu duduk di kursi yang biasanya digunakan rapat Osis.
"Eh bidadari Clara toh."celetuk Givon membuat semua sontak menatap ke arah Givon. Alexa menatap tajam Givon ,seakan berkata 'serius von'.
"Sorry keceplosan Al." Givon membolak-balikkan proposal duplikat yang digunakan sebagai arsip sekolah. Sedangkan Alexa membaca proposal yang asli.
Givon dan Alexa tenggelam dalam dunia mereka sendiri. Mereka sibuk berbincang proposal ,sedangkan Clara dan Febby hanya melongo menatap keduanya. Clara merasa hawa ruangan semakin panas ,padahal ber-ac.
"Ekhem ,masih lama gak? Kalo masih ,kita tinggal dulu. Nanti kita ketemu pas istirahat." Clara membuka suara.
"Boleh deh ,soalnya gue masih baca-baca terus juga lagi diomongin sama Givonnya." jelas Alexa membuat Clara mengangguk dan beranjak keluar ruangan di ikuti Febby.
"Gila, kita berasa obat nyamuk tau gak." celetuk Clara saat dalam perjalanan kembali ke kelas. Ruang Osis berada di lantai dasar ,sedangkan ruangan kelas sebelas berada di lantai 3.
"Yee ,bilang aja cembukur." ujar Febby sambil tertawa. Clara berdecak kesal.
Mereka berdua berjalan menuju kelas. Sesekali tertawa ringan. Tawa mereka terhenti tatkala mendengar suara menggelegar milik Bu Saritem. Langkah mereka terhenti ,Clara meresapi baik baik sumber suara tersebut. Mendengar lagi ,meresapi ,menimang-nimang. Tidak salah lagi ,itu dari XI IPA 3 yaitu kelasnya.
"Aduh Clar ,Bu Saritem tuh. Eh lagi ulhar njir." ucap Febby panik. Pasalnya kelas Clara sedang pelajaran Bu Sari yaitu Biologi. Bu Sari dikenal killer dan kejam ,hingga para murid memberi julukan Bu Saritem.
KAMU SEDANG MEMBACA
21 Day's Dare
Teen FictionHidup tidak selalu penuh dengan kebenaran. Ketahuilah ,di luar sana banyak dusta-dusta yang merajalela. Hingga kita pun tidak merasakan bahwa kita telah di kelabuhinya. Perihal Clara ,seorang gadis yang selalu ceria dan ramah. Namun siapa sangka ,b...