E m p a t B e l a s

55 7 16
                                    

Bolehkah aku egois kali ini? Aku ingin kamu hanya milikku.
---

"Lo kenal gue?" ujar lelaki bernama Julio tersebut. Clara kemudian tertawa hambar.

"Siapa gak kenal kapten basket SMA Cahya Raharja." ujar Clara sambil terkekeh. Julio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Emang sih ,gue terlalu hits." ujarnya dengan tampang percaya diri.

"Dih ,PD gila lo!" kata Clara sambil tertawa pelan.

"Saking hits nya nih ,ketua eskul cantik bisa kenal gue. Ye gak?" ujarnya sambil menaik turunkan alisnya.

"Ngarang!" seru Clara ,kali ini tawanya semakin keras melihat ekspresi kesal Julio.

"Lo kok bisa kenal gue?" tanya Clara pada Julio tiba-tiba. Julio terkekeh pelan.

"Lo lupa ya? Kita pernah sekelas dulu!" celetuk Julio tiba-tiba. Clara menerawang langit-langit lalu tersenyum lebar.

"Ah iya! Tapi lo jarang di kelas." kata Clara setelah mengingat waktu ia masih duduk di bangku kelas 9 SMP.

"Hehe tau aje lo. Gue kan terlalu rajin." ujar Julio sambil cengengesan.

"Rajin darimana anjir!" gurau Clara.

"Dari lahir." ujar Julio percaya diri.

"Dari lahir palamu!" seru Clara sambil terkekeh.

"Pala gue nempel. Nih!" Julio menunjuk ke arah kepalanya.

"Oh gue inget! Lo dulu yang kalo ke sekolah selalu pake jambul kan?" Clara berkata antusias.

"Nah ,betul betul betul." Julio berkata menirukan sebuah kartun animasi yang banyak digemari.

"Lo kok sendirian aja Li?" tanya Clara tiba tiba lalu terkikik.

"Lo ngomong sama gue?"-tanya Julio sambil celingak-celinguk mencari seseorang ,barang kali ada selain dirinya.

"Iyalah bego!" celetuk Clara sambil terkekeh.

"Nama gue Julio ya! Bukan Lili." sewot Julio pada Clara.

"Dih ,bodo amat. Yang penting nama lo ada kata 'Li' nya." perkataan Clara membuat Julio berdecak kesal.

"Gak! Orang panggil gue itu Jul bukan Li bambank!" Clara menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Lili was a little boy..." Clara bernyanyi dengan nada mengejek. Julio menggeram kesal.

"Julio Clar!" sewot Julio kesal. Clara tertawa senang melihat ekspresi Julio yang sedang geram. Bunyi bel menyeruak indra pendengaran Clara, jam pelajaran sudah berganti.

"No no. Udah ya Lili ,gue mau ke kelas. Soalnya udah ganti jam pelajaran." kata Clara sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Bye Lili." Clara tertawa lalu berlari meninggalkan Julio yang sedang tertawa. Sepeninggalan Clara, Julio berjalan ke arah lapangan untuk bermain basket sejenak. Dirinya terlalu malas kembali ke kelas, mengingat satu jam lagi bel pulang sekolah akan berbunyi.

Julio mengedarkan pandangannya mencari benda bulat yang biasanya ia gunakan bermain basket. Julio mencari di tempat biasanya ia menaruh bola tetapi tidak ada.

Hingga kemudian sebuah bola basket mendarat di kepala bagian belakangnya.

"Anjing!" umpatnya sambil mengelus kepalanya pelan.

"Siapa nih yang lempar!" seru Julio celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang yang melempar bola basket miliknya.

"Keluar lo pecundang!" teriak Julio ,namun nihil. Tidak ada seorang pun yang muncul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

21 Day's DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang