Perhatian kecilmu ternyata berpengaruh besar bagiku.
---
"PERHATIAN SEMUANYA!" Clara berteriak memberi intruksi sambil membagikan selebaran absen pada masing-masing ketua kelas di bantu panitia lainnya.
Hari yang ditunggu-tunggu Clara telah tiba. Menyiapkan acara ini sungguh tidak mudah, banyak sekali kendala yang Clara alami. Kejadian Flashdisk yang hilang membuat Clara pusing, untungnya saat itu dirinya mempunyai cadangan file.
Protes wali murid belakangan ini membuat Clara menjadi pusing sendiri. Ada yang tidak setuju bila menginap ,ada pula yang tidak yakin akan fasilitasnya ,dan masih banyak lainnya.
"Setiap kita naik dan turun dari bus ,setiap ketua kelas wajib untuk mengabsen anggotanya." ujar Clara pada ketua kelas yang berbaris di deretan depan.
"Untuk informasi nomor bangku ,nomor kamar ,nomor villa dan lain lain bisa kalian cek di name tag masing-masing. Ada di bagian belakang identitas. Paham?" Clara memberi arahan kepada seluruh siswa.
"Paham." sahut mereka serempak.
"Baik ,sekarang semuanya silahkan menaiki bus dengan tertib dan jangan lupa di absen." Setelah itu Clara melenggang pergi.
Sekarang pukul satu dini hari ,tetapi semangat SMA Atheya masih berkobar. Bus berangkat satu jam lagi ,sekarang masih bersiap-siap dan para murid tengah mencocokkan tempat duduknya masing-masing.
"BUAT PANITIA KUMPUL DI DEPAN GUE SEKARANG JUGA." instruksi Alexa membuat semua berbaris di depan Alexa.
"Absen panitia mana?" tanya Alexa ,kemudian Givon memberikan selebaran kertas berisi nama-nama panitia yang diurut dari kelas 10.
"Vino Aldyansyah." ucap Alexa membaca kertas tersebut.
"Hadir."
"Rega Valresya."
"Hadir kak."
Nama-nama terus di sebutkan ,suara Alexa dan anggota panita saling bersahut-sahutan.
"Givon Deandra Stenward."
"Oy." sahut Givon
"Clara Stevannia Alderic." terjadi keheningan beberapa saat. Tak kunjung ada sahutan dari empunya, Alexa memanggil beberapa kali. Tetap tidak ada sahutan.
Barisan panitia makin ricuh mencari kehadiran sang ketua panitia. Semua mencari kehadiran Clara. Sedangkan Alexa tengah sibuk menelfon nomor Clara. Pikiran Givon mulai berkelana ,perkiraan-perkiraan buruk bermunculan di otaknya.
Beberapa panitia bertanya pada guru ,adapun yang bertanya pada sahabat Clara.
Satu tempat yang ada di pikiran Givon, Kamar mandi. Tidak mungkin Clara ke kamar mandi lantai atas. Dan kamar mandi di bawah hanya di taman belakang. Givon membulatkan tekad untuk pergi ke sana.
Tadi memang dirinya sempat melihat Clara berbincang dengan Pak Zain ,yang kemungkinan besar Clara ijin ke toilet. Karena Clara melangkah menuju taman belakang sekolah ,sendirian.
Givon berlari meninggalkan barisan sambil berteriak pada Alexa.
"Ijin bentar Al." Alexa menatap Givon sekilas dan mengangguk ,hingga kemudian dirinya kembali sibuk mencari Clara.
------
Givon terus berlari menuju taman belakang. Meskipun beredar kabar bahwa taman belakang banyak penghuni gaib. Tapi Givon tidak mempedulikan kabar miring tersebut. Yang terpenting untuknya sekarang hanya satu ,Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
21 Day's Dare
Teen FictionHidup tidak selalu penuh dengan kebenaran. Ketahuilah ,di luar sana banyak dusta-dusta yang merajalela. Hingga kita pun tidak merasakan bahwa kita telah di kelabuhinya. Perihal Clara ,seorang gadis yang selalu ceria dan ramah. Namun siapa sangka ,b...