S e b e l a s

40 6 0
                                    

Kamu sulit di tebak. Kadang aku kamu buat terbang namun secepat kilat kamu buat aku terhempas begitu saja.

----

"Wah, enak banget permen kapasnya." ujar Clara sambil memakan setiap potongan permen kapas yang ia pegang.

Clara dan Givon berada di sebuah pasar malam. Sesuai janji Givon akan mengajak Clara jalan-jalan setelah kegiatan Pecinta Alam yang selesai dua hari lalu. Givon menjemput Clara di rumahnya.

"Manis kan?" tanya Givon. Clara mengangguk antusias.

"Wah ,makasih loh mbak Clara. Saya dibilang manis." ujar Givon menunjukkan tampang konyolnya. Sedetik kemudian kepalanya terhuyung ke belakang.

"Ini yang manis! Lo mah sepet." sarkas Clara sambil menunjuk permen kapas warna-warninya dan tertawa. Givon mengaduh lalu ikut tertawa.

"Masuk Rumah Hantu yuk." ajak Clara sambil menarik pergelangan tangan Givon. Membuat tubuh Givon terhuyung kedepan.

"Orang pacaran mah ,naiknya bianglala. Ini mah ngajaknya ke rumah setan." Givon berjalan mengekor di belakang Clara.

Clara berlari menuju loket pembelian tiket dan memesan dua tiket. Saat hendak mengeluarkan uang ,Givon mencegahnya dan memberikan satu lembar uang lima puluh ribuan pada petugas loket tersebut.

"Sekali-kali gue kek yang nraktir." Clara memasukkan kembali dompetnya ke dalam slingbag miliknya.

"Udahlah yuk!"

"Yuk." ujar Clara sambil menarik Givon masuk ke dalam rumah hantu. Memang setiap masuk hanya di perbolehkan dua orang saja. Kebetulan Rumah hantu bertema rumah sakit itu tengah sepi. Jadilah Givon dan Clara langsung masuk.

"Idih jangan deket-deket!" seru Clara pada sosok yang menjadi kuntilanak. Kuntilanak itu semakin mendekati Clara.

"Givon tolong usirin kek." ujar Clara sambil menutup matanya dan berpegangan erat pada kaos Givon.

Givon hanya tertawa melihat tingkah pacarnya itu.

"Ini ngapain pegang-pegang sih." teriak Clara saat seorang suster ngesot memegang kakinya. Clara mengusir hantu tersebut sambil menjulurkan lidahnya.

Hingga seorang pocong melompat tepat di depan Clara, Clara yang terkejut langsung saja menghadap ke arah belakang. Tanpa sadar dirinya memeluk Givon, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik Givon.

Clara mendongak menatap Givon, Clara merasakan jelas detak jantung Givon berpacu cepat. Givon menatap Clara terperangah.

"Hayo! Givon gugup ya!" bisik Clara. Givon menggeleng cepat.

"GUE TAKUT POCONG ,AYO!!" Givon menarik tangan Clara untuk segera keluar dari Rumah Hantu tersebut.

Bodoamat jantung gue marathon gara-gara lo ,Clar! --batin Givon.

"EHH EH!" Clara berusaha menyamakan langkahnya dengan Givon.

"Clara pergi dulu ,bye-bye hantu lucu." Clara melambaikan tangannya pada hantu-hantu yang ada di situ ,hingga kemudian keluar dari Rumah Hantu tersebut.

---------

"Bye Givon." Clara melambaikan tangannya saat sudah turun dari motor Givon. Givon tersenyum dan mengacak rambut Clara gemas.

"Good Night. Mimpiin gue." ucap Givon. Sedetik kemudian motor Givon pergi cepat layaknya angin.

Clara lompat-lompat kegirangan. Ia melirik jam tangannya, pukul 10 malam. Clara membuka aplikasi sms miliknya. Maklum, miskin kuota internet.

21 Day's DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang