S e p u l u h

30 8 3
                                    

Resmi. Kamu milikku dan aku milikmu.

----


Givon merangkul Clara, dirinya tengah berjalan untuk mengantarkan Clara kembali ke home stay. Clara yang diperlakukan seperti itu hanya bisa menahan kegugupannya sekarang.

Clara berjalan sambil menunduk karena malu dan marah. Dirinya ingin sekali marah, namun untuk apa ia marah? Toh, bajunya tidak akan kembali kering. Kekesalan Clara bertambah melihat Alexa tengah menahan tawanya tadi.

"Lo kedinginan kan?" tanya Givon, sembari terus merangkul Clara santai.

"Udah tau masih nanya." ucap Clara lirih dengan nada sedikit kesal.

Givon menghela nafas mendengar nada suara Clara. Ia tahu, emosi Clara tengah membuncah sekarang.

"Nangis mah nangis aja kalee." sindir Givon. Clara tersenyum getir menatap Givon.

"Ngamuk mah ngamuk aja kale!" sindir Givon lagi. Clara berdecak kesal, di tepisnya tangan Givon dari bahunya.

"Ngeselin lo!" maki Clara. Givon terkekeh pelan melihat Clara yang tengah mempercepat langkahnya menuju home stay.

Givon benar-benar mengantarkan Clara hingga di depan pintu kamar.

"Makasih." ujar Clara singkat. Givon mengangguk menanggapinya.

"Entaran, temen lo kesini kok." kata Givon. Clara mengangguk lalu masuk ke dalam kamar.

Clara masuk ke dalam kamar mandi, ia masih bercermin sejenak. Memperhatikan pantulan wajahnya di sana.

Dengan bekas jus jeruk yang masih membasahi rambut dan sebagian wajahnya. Clara tersenyum miris, setelah itu ia segera membersihkan dirinya.

Di lain tempat, Angel dan kedua sahabatnya tampak berjalan di tepi pantai dengan wajah merah padam.

"Sialan ,ikut basah gue." ujar Angel saat berjalan menuju home stay nya. Beberapa kali Angel mengusap wajahnya yang basah dan lengket karena jus buah naga milik Aletta.

Tadi, Aletta bertambah marah saat Angel mulai menjelek-jelekkan Clara. Mereka berdebat cukup lama, hingga akhirnya Aletta yang emosi langsung saja menyiram wajah Angel dengan jus buah naga miliknya yang masih utuh.

"Tenang Angel, ini hanya sebagian kecil." ujar Alexa dengan seringaian jahat.

"Males gue kalo gini ,Al." Angel mengeluh. Alexa menatap Angel tajam.

"Tinggal ikutin permainan gue susah amat lo!" bentak Alexa. Angel mengangguk pasrah, Aluna yang berada disitu hanya bisa mendengarkan tanpa berniat mengucapkan sepatah kata apapun.

------

"Kenapa ,semua malah jadi kaya gini sih." Clara melihat bayangan dirinya di cermin kamar mandi. Clara telah selesai melaksanakan ritual mandinya dan segera mengenakan pakaiannya.

"Gue udah sabar banget, kenapa malah gini." Air mata Clara perlahan turun membasahi pipinya. Beginilah Clara, menangis adalah cara terbaik untuk meluapkan emosinya.

"Salah apa sih gue sama mereka?" tanyanya bermonolog. Clara mengamati cermin di depannya ,lalu melamun. Pikirannya kosong ,entah kemana isinya.

"CLARA ,YUHUU. UDAH MANDINYA?" terdengar suara teriakan dari balik pintu kamar mandi. Clara terlonjak kaget ,dengan segera ia membasuh wajahnya dengan air dan membersihkan sisa-sisa air matanya.

"Iya ini ,bentar ya." Clara sudah yakin bahwa tadi adalah suara dari Febby. Dia pun keluar kamar sambil menutup hidungnya yang merah.

"Wait, hidung lo kenape?" tanya Febby membuat Clara gelagapan bingung harus menjawab apa.

21 Day's DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang