T i g a

62 15 8
                                    

Terkadang seseorang akan menyesal tatkala terlambat menyadari perasaannya.

---

Givon berada di balkon kamarnya. Givon bingung dengan dirinya ,dua hari tidak bersama Clara saja membuatnya jadi gelisah.

"Mana ada gue suka sama cewek ngerepotin kaya dia." gumam Givon sambil menatap langit yang sepi tanpa hiasan gemerlap bintang.

Saat tengah melamun ,Givon dikejutkan dengan kedatangan teman-teman konyolnya yang masuk kamarnya tanpa permisi.

"Hai babang Givon." goda Deven pada Givon. Givon menunjukkan raut wajah seperti orang yang ingin muntah.

"Ih abang sok jijik sama aku. Kemaren aja peluk peluk akyu." kegilaan Deven semakin menjadi. Givon bergidik ngeri.

"Najong ,homo."ucap Givon singkat lalu menyalakan play station nya untuk bermain bersama.

Givon akhirnya berduel play station dengan Farrel.

"Wah parah lo kampungan. Main pertama langsung kalah." ledek Farrel pada Givon. Givon hanya terrawa hambar.

"Lagi gak mood." ujar Givon singkat lalu ,melempar stik ps nya ke arah Khenzo. Kini Givon merebahkan tubuhnya di ranjangnya.

"Gak mood karena gak ada Clara?" pertanyaan spontan Khenzo membuat Givon mengerutkan dahinya.

"Hubungannya sama tu cewe apaan." ujar Givon sambil menatap ke langit-langit kamarnya.

"Bisa aja lo suka ,karena tiap hari bareng terus." tambah Deven yang mulai waras dari kegilaannya.

"Dih ,ogah gue mah." ujar Givon singkat ,lalu memainkan ponselnya.

"Hati-hati karma bos." timpal Farrel sembari terus fokus pada game nya.

"Karma karma ,kurma kali ah." ujar Givon sambil terkekeh. Yang lain hanya menatap Givon datar.

"Santai aja kali ,hidup jangan terlalu serius bray." Givon berkata sambil menatap para sahabatnya satu-persatu.

"Jangan terlalu becanda juga bray." Deven menyahut.

"Wedeh ,terinspirasi dari mana lo saepudin?" celetuk Khenzo. Mereka sontak tertawa.

"Dari otak pintar gue dong." jawab Deven bangga ,yang lain hanya menggelengkan kepala pasrah.

"Sejak kapan lo punya otak?" tanya Farel.

"Semenjak gue bisa mikir." jawab Deven sembari mengetuk kepalanya menggunakan jari telunjuknya.

"Emang lo bisa mikir?" sahut Givon.

"Ini gue lagi nyoba buat mikir."

-----------------

"Bagi liptint dong." ucap Aletta pada Febby yang tengah mempoles bibirnya dengan benda kecil yang disebut liptint.

"Nih." Febby melemparkan liptint pada Aletta.

"Yuhuu ,Queen sudah selesai." Queen keluar dari kamar mandi dengan keadaan siap hangout.

"Yang punya kamar siapa, yang mandi terakhir siapa." Clara berucap ,lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap. Mereka hanya terkekeh melihat tingkah Clara.

Mereka sekarang ada di rumah Clara ,yang kebetulan sepi. Vania ,Anton ,dan Amara yang pergi ke luar kota. Sedangkan Clemira? Sedang kuliah sembari memantau bisnis cabang Ayahnya.

Di rumah Clara hanya ada Kang Mamat satpam dan Bi Endah pembantunya.

"Clara udah siap." Clara keluar kamar mandi dan duduk di tepi ranjangnya. Clara memakai bedak tipis di wajahnya.

21 Day's DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang