CINTA?

19.6K 760 49
                                    

Sudah pukul 12 malam, lampu kamar Naraya masih menyala. Sudah sejak sore tadi Neva mengambil alih kamar Naraya, entah ini sudah kali keberapa.
Naraya sendiri sudah tidak heran dengan kelakuan sahabatnya itu. Tiap kali patah hati, Neva selalu saja menangis semalaman di kamarnya.

"Va, udah deh" kata Naraya yang sudah tak tahan lagi melihat kamarnya seperti kapal pecah, tisu bekas ingus Neva bertebaran di setiap sudut kamar.

"Lo emang ngga pernah paham ya, Ra! Gue lagi patah hati. Gue kira dia yang terakhir tapi ternyata malah hubungan gue sama dia berakhir!" rengek Neva.

"Lo juga kemaren bilang gitu waktu putus sama Dion! Tapi apa? Lo langsung gercep jadian sama Ken"

"Ini beda, Ra! Ini beda! Ken lebih baik dari Dion. Gue rasa ngga bakal ada yang sebaik Ken. Raaa..." Kata Neva seraya mengusap air matanya dengan tisu yang kemudian dia lemparkan ke arah Naraya.

"Diiih!" teriak Naraya seraya menghindar dari serangan ingus Neva.

".... Serah lo deh Va. Nangis aja terus. Lagian nih ya gue bilangin ngga ada gunanya nangisin seseorang yang belum tentu jadi jodoh lo! Buang-buang waktu. Buang-buang energi." imbuh Naraya.

"Biarin deh sia-sia! Daripada gue harus pura-pura baik-baik aja sedangkan hati gue ini sedang terluka!" jawab Neva, Neva menarik selimut dan menutupi wajahnya. Dia malas bertengkar dengan Naraya. Neva paham betul kalau sahabatnya itu tidak akan mengerti apa yang dia rasakan saat ini.

"nah gitu tidur. Capek gue dengerin lo nangis. Lagian tuh ya, patah hati lo ini bakal tetep sama kayak patah hati lo sebelumnya. Bakal lo anggep biasa aja setelah ada cinta baru. Lo cuma perlu terus bahagia, va! Ntar juga ketemu sama pangeran baru lo!" cerocos Naraya. Ia mengambil segelas air putih di samping tempat tidur lalu meneguknya perlahan. Berdebat tentang perasaan memang selalu berhasil membuat tenaganya terkuras.

Naraya melihat sahabatnya itu sekali lagi, terdengar suara isakan Neva dari balik selimut. Naraya terdiam, bukan karena tak mau memahami perasaan sahabatnya, hanya saja bagi Naraya cinta adalah omong kosong. Cinta hanya nama lain dari luka dan kesedihan. Ya! Cinta adalah rasa sakit yang menyamar menjadi bahagia.

Dan melihat Neva patah hati untuk kesekiankalinya membuat Naraya semakin yakin bahwa jatuh cinta bukanlah hal yang menyenangkan! Tetap sendiri, membahagiakan diri sendiri adalah hal yang tepat untuk dilakukan.

"Ra, Nara!" Neva menepuk pundak Naraya. "mikirin apa sih lo? Yang patah hati kan gue. Kenapa lo yang ngalamun gitu?"

"Va, inget ya. Jangan mau dibodohi sama cinta! Jangan mau dibuat nangis-nangis lagi kayak gini!"

"Ah elah! Lo tuh ya, Ra!  Siapa juga yang mau patah hati. Udah deh ngga usah sok bijak. Urus tuh kisah cinta lo yang ngga ada kemajuan sama sekali. Betah banget jadi jomblo, lo ngga kesepian apa?"

"udah ah! Lo lanjutin nangis lagi aja. Bawel banget!"  kata Naraya, tangannya menjangkau saklar untuk mematikan lampu kamarnya. Sudah malam. Sudah saatnya mengistirahatkan perasaan.

----------
----------

7 Mei 2019

Bagaimana? Ada yang sedang berada di posisi yang sama dengan Naraya?

Jangan lupa komentar dan votes cerita ini ya. 💕💕

- Kopioppi

#KioNara ( SUDAH TERBIT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang