Setelah hampir satu jam, akhirnya Bumi kembali ke rumah Naraya. Bumi membawa tas kresek di tangan kanannya. Nafasnya masih belum teratur sebab ia berlari ketika menuju rumah Naraya.
Naraya belum mempersilakan Bumi untuk minum tapi Bumi langsung meminum 2 gelas es sirup yang sudah tidak dingin lagi yang ada di atas meja.
"Tidak dingin" kata Bumi
"Sudah dibuat dari tadi pas kamu pergi"
"Kan sudah dibilang kalau buat minumnya ditunda dulu, tadi"
"Sudah terlanjur, jadi ya gitu"
"Tapi jadi tidak dingin lagi"
"Tapi habis, kan? Dua gelas lagi! Haus banget?" Naraya melotot ke arah Bumi.
"Haus akutuh"
Bumi tertawa lalu mengeluarkan ponsel yang dipinjamnya dari Naraya dan meletakkannya di atas meja.
Naraya masih terdiam melihat apa yang akan dilakukan Bumi selanjutnya. Bumi mengeluarkan bingkai foto dari tas kresek yang dibawanya. Ia membalik bingkai foto tersebut dan mengarahkannya pada Naraya.
"Ini?" Naraya terkejut melihat fotonya sudah terbingkai indah. Foto terakhir yang diabadikan oleh papanya kini bisa dia lihat setiap hari.
"Kok bisa? Kamu dari mana emang?" Tanya Naraya penasaran.
"Bisalah, dengan kekuatan Bumi" Bumi menepuk-nepuk dadanya lalu kembali tertawa.
"Ini taruh di kamarmu" kata Bumi seraya menyerahkan bingkai foto yang dipegangnya pada Naraya.
"Yang ini buat aku" Bumi mengeluarkan foto yang sama tapi dengan ukuran yang lebih kecil lalu memamerkannya pada Naraya.
"Buat apa?" Tanya Naraya.
"Buat nyari kamu kalau suatu saat kamu hilang" Bumi sibuk mengambil satu foto lagi yang berukuran kecil dari tas kresek yang dibawanya.
"Itu satu lagi buat siapa?" Tanya Naraya.
"Mau minum yang dingin, boleh?" Kata Bumi tanpa menjawab pertanyaan Naraya. Naraya yang kasihan melihat Bumi masih kehausan langsung berdiri membawa gelas kosong di meja lalu berjalan menuju dapur.
Naraya membuka pintu kulkas dan menuangkan air dingin ke dalam gelas yang dibawanya.
"Yang ini tempel di sini" Bumi tiba-tiba muncul dari balik pintu kulkas yang masih terbuka. Naraya terkejut hingga menumpahkan air yang sedang ia bawa.
"Hahahaha, maaf maaf. Kaget ya?" Bumi tertawa keras sekali
"Apa yang ditempel di situ?" Naraya menutup pintu kulkas dan melihat fotonya tertempel di kulkas.
"Kenapa di pintu kulkas sih?" Tanya Naraya
"Ya biarin aja. Kan yang besar di kamarmu, yang kecil ini, satu aku yang simpan satunya lagi taruh di sini. Jangan dipindah-pindah lagi" Bumi bergeser menjadi lebih dekat dengan Naraya.
"Nih minumnya, air dingin saja adanya" kata Naraya, Bumi mengambil gelas dari tangan Naraya dan meminumnya.
"Mamahmu mana?" Tanya Bumi sambil celingak-celinguk mencari Tante Hanun.
"Tidur, kamu sih tadi tiba-tiba pergi."
"Bukan pergi, cuma pamit sebentar terus balik lagi....."
"Kamu, sudah mau bicara denganku?" Tanya Bumi lagi.
"Emang aku pernah bilang ngga mau bicara sama kamu?" Tanya Naraya heran.
"Bukan gitu, kamu dari awal juga tidak pernah mau bicara sama siapa saja di kelas. Cuma diem, dunia khayalanmu asik sekali ya sampai tidak menghiraukan dunia nyata?"
KAMU SEDANG MEMBACA
#KioNara ( SUDAH TERBIT )
Teen Fiction[ FOLLOW DAN VOTE YAAA ] Tersedia di gramedia. Pesan online DM instagram @kopioppi "Kamu; yang membuatku kembali percaya bahwa bahagia benar adanya. Kamu; yang membuatku paham bahwa kesedihan bukan hal yang bisa dihindari keberadaannya" 1 #Kata (...