DEBAR

4.5K 259 19
                                    

Naraya masih menyandarkan tubuhnya di dinding saat dilihatnya Bumi berjalan dari kejauhan menujunya.
Naraya menarik tangan Kio yang berdiri di depannya lalu berlari ke arah yang entah.

"Eh lo kenapa?" Kio kaget dan bingung karena tiba-tiba ditarik oleh Naraya. Naraya hanya diam tak menjawab pertanyaan Kio.

Naraya menghentikan langkahnya, lalu melihat ke sekeliling, memastikan bahwa Bumi tak ada di sana.

"Nyonya Nara?" Kio menggerakkan tangan kirinya ke kanan dan ke kiri di depan muka Naraya.

"Eh iya, maaf." Naraya baru sadar bahwa tangannya masih menggenggam tangan Kio yang satunya.
Naraya sendiri juga heran kenapa dia harus berlari menghindari Bumi? Lalu kenapa Kio juga ikut terseret seperti ini?

"Sini" Kio duduk di lantai di depan ruang musik lalu membersihkan lantai di sampingnya dengan tangannya agar Naraya bisa duduk di sana.
Naraya mengikuti arahan Kio dan duduk di samping Kio.

"Kapan boleh pulang?" 
Naraya bertanya pada Kio. Memang meski tidak ada pelajaran, para siswa belum boleh pulang sebelum waktu yang ditentukan.

"Lo kenapa? Tadi kenapa lo pergi tiba-tiba dari lapangan? Ada masalah?" Kio tak menjawab pertanyaan Naraya dan justru balik mengajukan pertanyaan.

"Gue.... mules" Naraya memilih menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi, Naraya belum mampu menceritakan perihal Bumi pada Kio. Bagaimana bisa Naraya mengatakan pada Kio bahwa seseorang di masa lalu yang membuat Naraya mengabaikan keseriusan Kio itu tiba-tiba muncul di hadapan Naraya?

Naraya tidak bisa mematahkan hati Kio dengan sengaja.

"Astaga!!! Gue udah hilang fokus selama tanding gara-gara mikirin lo, tapi ternyata lo cuma mules?." Kio mendelik ke arah Naraya.

"Lo kalah dari SMA PERSADA?"

"Ngalah, bukan kalah. Lagian lo juga sih bikin gue panik, bikin gue khawatir! Gue kan jadi cuma mikirin lo, lupa kalau lagi tanding, bukannya ngurusin bola, gue malah celingak celinguk nyari lo di antara kerumunan anak-anak lain!"

Naraya hanya geleng-geleng kepala mendengar penuturan Kio.

"Ini sudah boleh pulang, belum?" Naraya mengulang pertanyaannya yang belum dijawab Kio.

"Boleh kayaknya, tapi gue masih harus di sini, lo mau pulang? Mau gue anterin dulu?"

"Ngga perlu, gue naik angkot aja ntar."

"Jangan lupa!"

"Apa?"

" Pakai masker pandanya, biar orang-orang ngga lihat muka lo"

"Emang kenapa muka gue?"

"Terlalu cantik, takut banyak yang tertarik" Kio berdiri dari duduknya dan membantu Naraya untuk berdiri.
Mereka berjalan menuju kelas Naraya.

"Naraya!!! Nyebelin ya lo! Tadi lo kemana tiba-tiba ngilang? Gue tuh nyariin lo tau ngga!" Neva tiba-tiba berteriak keras sekali ketika melihat Naraya memasuki kelas.

"Kata Azki tadi dia lihat lo sama anak SMA lain? Siapa? Mana cowok lagi!!Naraya memberi isyarat pada Neva untuk tak melanjutkan kata-katanya namun tak dihiraukan oleh Neva.

"Siapa?" Kata Kio bertanya pada Neva. Neva kaget melihat Kio yang ternyata ada di belakang Naraya.

"Eh, kak Kio. Buu buu bukan siapa-siapa kok, kak" Neva tergagap sebab merasa telah salah waktu mempertanyakan hal itu pada Naraya.

Kio hanya tersenyum dan tak mau ambil pusing
"Gue balik kelas dulu. Lo hati-hati. Salam buat mamah" Kata Kio seraya menepuk pundak Naraya kemudian pergi menuju kelasnya.

#KioNara ( SUDAH TERBIT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang