SEBUAH AWAL

12.8K 547 24
                                    

"Gimana, Va?  Sudah mendingan? Semalem kalian tidur jam berapa?" pertanyaan tante Hanun memecah keheningan di meja makan pagi itu. Jam dinding di ruang makan menunjukkan pukul 06:30 WIB.

Neva melirik ke arah Naraya. Seolah bingung mau jawab apa pertanyaan dari tante Hanun, Ibunya Naraya itu.

"Kenapa, Va? Melotot gitu. Udah jangan pura-pura, tante tau kok kamu habis putus lagi kan sama pacarmu?" Tante Hanun melihat ke arah Neva dengan tatapan mata tajam seolah sedang mengintrogasi narapidana.

"Hahahaha.... Va!" Naraya tertawa puas melihat ekspresi Neva.

"Kok tante tau sih? Nara cerita ya sama tante?"

"Tante kan juga pernah muda. Taulah. Ya udah kalian lanjutin makan. Habis itu langsung berangkat sekolah. Takut telat nanti"

"Siap boss"  jawab Naraya dan Neva kompak.

**********

"Ra. Cepet deh. Asli lambat banget lo! Telat nih" Neva panik, dilihatnya Pak Sarto satpam sekolah sedang menarik pintu gerbang. Untuk menutupnya, tentu saja!

Sudah pukul 07:00 tepat. Pak Sarto memang terkenal tepat waktu, telat sedetik saja sudah alamat tidak akan bisa masuk ke dalam sekolah.

"Lhah,  ini lo ngapa nyalahin gue sih? Kan lo tadi yang kelamaan dandannya." Naraya mempercepat langkahnya menyusul Neva yang sudah berada jauh di depannya.

"Bruuuukkk"

Naraya jatuh tersungkur, ada seseorang yang dengan keras menabraknya. Sepertinya dia juga sedang berlari menuju arah gerbang sekolah yang hampir ditutup itu.

"Ampun deh, buru-buru nih gue. Lo bisa hati-hati ngga sih?" Nara melotot ke arah seseorang yang menabraknya itu.

"Maaf, gue ngga sengaja. Gue juga buru-buru" kata cowok itu seraya membantu Naraya berdiri.

Tak ada waktu untuk saling menyalahkan, perhatian keduanya tertuju pada gerbang yang sudah tertutup.

"Nara! Gue duluan ya!" Neva menjulurkan lidahnya berniat mengejek Naraya yang gagal melewati gerbang yang selalu dijaga oleh Pak Sarto itu. Neva berjalan menuju kelas meninggalkan Naraya dan seorang cowok yang entah siapa namanya.

Naraya mendelik, ia tau tak ada cara untuk masuk ke sekolah. Peraturan tetap peraturan. Yang telat harus pulang.

"Maaf ya" suara lembut itu membuat lamunan Naraya buyar.

"Eh, iya. Gue juga salah tadi meleng jalannya. Lo juga jadi telat gara-gara gue" kata Naraya.

Kali ini Naraya menatap lekat wajah cowok yang berdiri di sampingnya itu. Diakuinya cowok itu keren. Badannya tinggi, senyumnya juga manis.

"Ini gimana?" tanya cowok itu

"Hah? Gimana apanya?" Naraya kebingungan apa maksud pertanyaan itu.

"Kita mau kemana sekarang?" jelas cowok itu.

"Kok kita?"

"Iya, gue bingung mau kemana. Makanya tanya sama lo. Siapa tau ada tujuan"

"Bener juga, kalau langsung pulang bisa-bisa dimarahin mamah. Lo bawa motor?"

"Iya, tapi masih di bengkel bannya bocor. Makanya gue lari-larian sampe nabrak lo tadi" kata cowok itu sambil menunjuk ke arah bengkel yang ada di ujung jalan.

"Oke, kita tunggu motor lo selesai dibenerin baru ntar kita cari tujuan" kata Naraya, ia melangkah menuju bengkel Bang Somat yang berada di ujung jalan.

"Eh iya nama gue Kio?" cowok itu berlari menghampiri Naraya dan berhenti persis di depan Naraya.

"Naraya" kata Naraya, ia menyambut jabat tangan cowok tampan yang ternyata bernama Kio itu.

"Iya tau, tuh ada namanya di seragam lo. Naraya Ayesha."
Kio mengeja nama Naraya dengan tatapan yang penuh tanda tanya.

Nara tersenyum, bener juga. Dilihatnya seragam Kio. Tertera nama Kio Adhyastha.

*******

Neva yang berada di dalam kelas khawatir juga dengan keadaan sahabatnya itu.

"Nara kemana ya? Cowok tadi siapa ya? Kayak ngga asing gitu tuh cowok wajahnya. Udahlah udah gede ini. Pasti bisa pulang sendiri tuh Nara" batin Neva.

*********
"Lo bener mau pergi sama gue?" tanya Kio memastikan. Naraya sudah duduk di jok belakang motor Kio.

"Bener. Tapi lo jangan macem-macem lho ya! Awas aja"

"Hahaha siap" kata Kio, ia memberikan helm kepada Naraya.

"Lho? bawa dua?"

"Iya, ini punya temen, tapi masih di gue. Mau gue balikin nanti aslinya. Malah telat. Tapi ada gunanya juga, jadi bisa jalan sama lo"

Kio tersenyum dari spion. Dilihatnya Nara sedang memakai helm berwarna hitam itu. "Manis juga nih cewek" gumamnya.

"Ini juga kepaksa."

"Jujur amat lo, bilang aja seneng gitu jalan sama gue"

"Mana ada seneng jalan sama orang asing, yang baru aja tau namanya. Nekat aja nih gue jalan sama lo."

"Sekarang kita memang masih asing, Nara. Tapi nanti kita akan jadi saling"

"Apaan sih lo! Udah jalan!"

"Yeee... Ngga percaya? Tunggu aja waktunya. Gue udah ngintip kalender semesta, di sana sudah terjadwal tanggal jadian kita"

"Ampun. Kenapa gue harus ketemu orang kayak lo sih! Udah cepet deh jalan."

"Kemana nih?"

"Kesana, nanti gue tunjukin arahnya"

Kio menjalankan motor kesayangannya itu. Mengikuti instruksi dari Naraya Ayesha, wanita yang baru saja dikenalnya tanpa sengaja.

**********

Hai....
Tunggu kelanjutan ceritanya ya!

Kira-kira Mereka bakal jalan kemana ya?

Jangan lupa komentar dan votes cerita ini ya.

- kopioppi

#KioNara ( SUDAH TERBIT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang