Haiiiii.... sebelumnya jangan lupa votes dulu.
Sudah?
Oke. Silakan membaca~~~
*****
Naraya dan Kio telah sampai, rumah Naraya terlihat sepi.
"Gue langsung pulang, salam buat mamah"
Kio langsung melajukan motornya tanpa melihat ke arah Naraya. Seakan hatinya benar-benar tak bisa menghadapi kenyataan bahwa Naraya menangis bukan untuk dirinya tapi untuk Bumi. Seakan Kio benar-benar tak lagi punya kekuatan untuk bertahan.
Naraya menatap punggung Kio yang semakin lama semakin menjauh.
"Kio, maaf" sekali lagi ada air mata yang menetes di pipi Naraya.
"Woy!!"
"Eh! Mas Ren! Nyebelin ya! Kaget tau!!!" Naraya buru-buru menghapus air matanya. Tapi.....
"Kenapa? Nangis? cengeng ya kamu!?"
"Siapa yang nangis? Ini kena debu! Udah awas minggir aku mau masuk" Naraya mendorong Rendra yang berdiri di depan pintu pagar.
"Naraaaayaaaa, laper! Di rumah ngga ada makanan. Tadi Bulek udah aku beliin makan di warung sebelum minum obat. Tapi aku pengen bakso. Di mana belinya?" Rendra menarik tas Naraya tapi Naraya tetap berjalan memasuki kamarnya.
"Tega!!!! Tega! Aku Balik Semarang sekarang nih!"
"Sabar mas Ren! Aku ganti baju dulu habis ini baru nyari makan! Eh tapi aku ngga ada motor, naik apa dong? Jauh soalnya"
"Ya makanya beli motor!"
"Buat apa?"
"Biar ngga perlu diantar jemput kayak tadi"
"Pantes sampe sekarang masih jomlo! Antar jemput sesekali aja ngga mau!"
"Ya kan aku bukan tukang ojek!"
"Lha emang kalau antar jemput harus jadi tukang ojek dulu? Namanya pacar nih ya, harus memastikan pacarnya tetap baik-baik saja, aman, selamat sampai tujuan."
"Ngga mandiri itu namanya! Eh berarti yang antar jemput kamu tadi itu pacarmu? Hahahaha"
"Narayaaa Rendraaaa sudah! Kenapa ribut terus sih!"
"Maaf bulek. Rendra mau beli bakso, bulek mau nitip?"
"Boleh, baksonya saja ya kosongan putihan ( Tanpa mie, tanpa kecap atau saus), ada uangnya ngga?"
"Ada kok bulek."
"Ayo Mas Ren" Naraya keluar dari kamarnya dengan mengenakan kaos oblong kegedean dan celana jins selutut. Rambutnya dikucir kuda.
"Ini kenapa gini rambutnyaaaa" Rendra menarik rambut Naraya
"Biar imut"
"Kamu nangis kan? Ini matanya masih sembab gitu"
"Sssst" Naraya ngeloyor keluar. Rendra mengikuti langkah Naraya.
"Seberapa jauh ini?"
"Kalau jalan kaki 15 menit, ngga papa lah mas Ren. Olah raga"
Mereka berdua berjalan dengan sesekali saling menjaili satu sama lain.
*******
"Kenapa nangis?" Tanya Rendra yang melihat Naraya mengunyah bakso tapi matanya mengeluarkan air mata.
"Kepedesan"
"Minum dulu....... Naraya, kamu kira mas Ren ngga tau? Kamu itu kalau sedih bilang aja sedih! Buat apa pura-pura? Sampai bakso dijadiin kambing hitam segala"
KAMU SEDANG MEMBACA
#KioNara ( SUDAH TERBIT )
Teen Fiction[ FOLLOW DAN VOTE YAAA ] Tersedia di gramedia. Pesan online DM instagram @kopioppi "Kamu; yang membuatku kembali percaya bahwa bahagia benar adanya. Kamu; yang membuatku paham bahwa kesedihan bukan hal yang bisa dihindari keberadaannya" 1 #Kata (...