Kevin dan rafael benar-benar dibuat terkejut karna pintu rooftop dibuka sangat kencang oleh guru piket.
"Kalian! Kesini! Cepat!!!!!" Marahnya guru piket.
"Bapak aja yang kesini, kan bapak ganteng yang butuh" ujar rafael dengan cengengesan. Kevin dengan santainya membuka aplikasi Line, tidak mengerti untuk apa tujuannya.
"Kevin! Beraninya kamu ya main handphone depan saya!" Murka sekali guru piket satu ini.
"Pak, disini gada larangan TIDAK BOLEH MAIN HP DI DEPAN GURU PIKET. Jadi menurut saya ya gapapa pak" ujar kevin dengan santainya.
"Ciee bapak nahan amarah yaa, tapi ubun-ubun bapak udah ngeluarin asep tau pak. Mau saya tiupin ngga biar adem?" Timpal rafael yang sukses membuat pak gino benar-benar murka.
"KALIAN BERDUA IKUT SAYA KERUANG BK"
"Siap komandan!" Katanya dengan badan tegap serta tangan yang hormat.
🌬🌬🌬
*tiinggg
*tiing
Elvano mengeluarkan hp lalu mengernyit bingung, mengapa kevin mengirim pesan di Line? Tidak bisakah menunggu nanti untuk menjailinya?.
Kevin Zulkarnaen
Pak gino keliling
Lo cepet ngumpet sm natashaElvano bangkit lalu mendapat ucapan dari natasha "makasih udah nemenin gue" tapi bukannya dibales sewajarnya malah sebaliknya.
"Cepet bangun guru piket lagi keliling" natasha membulatkan mata mendengar penuturan elvano.
"Mampus terus gimana dong gue takut. Tadi ijin ke pak Burhan ke Uks masalahnya" natasha panik. Elvano menyukai wajahnya yang sedang dilanda panik.
"Sha cepet lari ikut gue" natasha mengangguk berkali-kali dan sukses membuat darah elvano berdesir hebat. Gemas pikirnya.
"El kita mau kemana, gue cape nih gajelas banget larinya" ucap natasha disela-sela lari.
"Gudang bekas yang paling belakang" ucap elvano lalu menengok melihat natasha. Tangan lancang elvano menggapain telapak tangan natasha. Betapa terkejutnya elvano tangan itu membalas genggamannya.
"Bisa mati nih gue jantung gabisa diajak kompromi" —batin elvano.
"Natasha belok kanan cepet pintu gudang udah keliatan" keringat natasha sudah banjir.
"El gue cape parah, ngos ngosan banget. Perut gue juga sakit. Gudang belakang bener-bener jauh el" natasha pasrah dengan keadaan.
"Lo bisa, ayo gue bantu. Mau gue gendong?" Tawar elvano dan hanya dapat gelengan dari natasha.
"Pintu gudang udah deket! Ayo!!" Suara elvano sangat senang. Senang karna natasha tidak akan susah payah lari lagi.
"Mampus el ini gudang kosong banget, kalo pak gino lewat sini tetep aja kita keliatan" ujar natasha.
"Ada lemari satu, ngumpet didalam sana atau kita akan kena hukuman yang capenya lebih dari ini" tutur elvano.
Natasha membeku, takut. Dia takut bersentuhan dengan laki-laki manapun. Dia takut berdekatan dengan laki-laki manapun sejak saat itu.
Elvano yang menyadari kekhawatirannya natasha pun angkat bicara "gausah takut, gue ga akan ngapa-ngapain lo. Percaya sama gue ya?" Suara yang sangat lembut demi menenangkan natasha.
Setelah natasha mengangguk, berjalan kearah lemari. Didalam lemari sangatlah pengap, elvano sebelah kenan dan natasha sebelah kiri. Jantung mereka benar-benar berpacu sangat cepat. Bercampur antara canggung dan takut ketauan oleh guru piket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Is My Boy
Aléatoire"Lepasin gak?!" "Gue gamau" "Mau lo apa sih brengsek?" "Jadi pacar lo" berlalu dengan gaya coolnya. "Sinting!"