"Assalamualaikum. Kakak homeee" Teriak kakaknya dirumah.
"Eh aden, bibi galiat aden dari kemarin, kemana?" Tanya Bi Inah. "Biasalah Bi urusan cowo" Ujarnya sambil terkekeh.
"Yaudah Bibi mau kedepan dulu" setelah dapat anggukan dari anak pertama pemilik rumah itu, Bi Inah langsung kedepan.
Natasha turun kebawah karna mendengar teriakan kakaknya tadi.
"Lama banget sih pulangnya, udah jam 2 baru pulang. Lo lupa kalo lo punya adek?" Sungut Natasha.
"Marah-marah aja. Nih gue bawa ayam bakar" Natasha melupakan kemarahannya dan langsung berlari kedapur untuk menyiapkan makan siang.
"Dekk pelan kenapasi kalo makan astaga" Tegurnya karna melihat Natasha seperti orang tidak pernah makan.
"Bwhang lwho tha—"
"Telen dulu yang bener" Setelah menelan habis suapannya Natasha langsung menatap kakaknya secara intens, karna teringat sesuatu.
"Lo beli dimana ni ayam bakar?" Tanya Natasha dengan penasaran.
"Jalan" paparnya dengan seenak jidat.
"Gue serius tapir!" Ujar Natasha dengan garpu yang sudah ada didepan muka Kakaknya tersebut.
"Dipersimpangan jalan depan" Natasha berohria.
"BERARTI EL BELI DISANA DONG!!!"
"Pelan anjir bacot lo. Gue didepan mata lo gausa teriak-teriak kenapasih!" Ujarnya dengan kesal lalu melemparkan tisu yang sudah ia kepal.
"Kak jorok banget sih!!" Pasanya tisu yang dilemparkan kearah Natasha bekas mengelap mulut.
"El beliin lo ayam bakar?"
"Iya. Sialan tu anak tau aja gue demen ayam bakar"
"Bukan tau bego, kebetulan"
"Lah kok lo ngegas si kak?" Ujar Natasha dengan sengit.
"Lo nya ke-geeran sih"
"Bilang aja sirik HAHAHA" Natasha tertawa diakhir kalimat. Mengingat kakaknya yang hanya bisa menikmati sikap gebetannya dari kejauhan.
"Bacot lo. Tar juga bakal gue deketin. Belum waktunya aja"
"Iya belum waktunya. Karna lo masih sibuk jadi cowo bad boy plus brengsek" Ujar Natasha sambil membereskan piring.
"Namanya juga kesenangan"
"Lo masih mau jadi bad boy?. Lo lupa gue hampir kenapa-kenapa karna kelakuan lo?. Kak, secara ga langsung kelakuan lo imbasnya ke gue"
"Gue kan jaga lo dek" Ujar Kakaknya dengan pelan sambil mengelus rambut Natasha.
Mereka sekarang sedang berdiri didepan minibar sambil menatap kearah depan. Ntah, pikiran mereka berkecamuk. Kakaknya memikirkan perkataan Natasha. Natasha sendiri sudah sangat lelah menghadapi ketakutan yang bersarang dalam dirinya.
"Gue mohon lo berhenti kak" Natasha menundukan kepala. Dia sudah sangat sering membicarakan masalah ini kepada kakaknya. Tapi ntah mengapa kakaknya sama sekali tidak ada perubahan.
Jangan nangis plis. Gue gabisa liat lo nangis.
"Kak" Natasha masih menundukan kepala. Dia mati-matian menahan tangisnya agar tidak pecah.
"Sini" Kakaknya langsung mendekap tubuh Natasha.
"Maafin gue gapernah denger lo. Seharusnya gue tau apa yang lo rasa. Maaf gue egois. Gue slalu mentingin diri gue, kesenangan gue. Tapi gapernah mikirin perasaan lo. Gue gapernah mikir soal karma yang akan datang ke diri lo dek. Gue pikir karma itu akan datang suatu saat nanti ke diri gue sendiri" Ujar Kakaknya yang sudah menyalahkan diri sendiri karna berhasil membuat Natasha menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Is My Boy
Random"Lepasin gak?!" "Gue gamau" "Mau lo apa sih brengsek?" "Jadi pacar lo" berlalu dengan gaya coolnya. "Sinting!"