"Assalamualaikum Sha"
Natasha masih diam. Detik berikutnya barulah ia sadar dengan apa yang terjadi sekarang.
Elvano berikut temannya datang. Memakai pakaian kaos serta celana pendek. Sepatu yang mereka kenakan pun harganya sangat menjulang tinggi.
Natasha hanya memakai baju kaos rumahan serta celana bahan pendek. Rambut diikat buntal keatas. Menambahkan kesan simple namun anggun.
"Walaikumsalam" Balas Natasha seraya menatap ketiga orang didepannya.
"Kita ga disuruh masuk dulu nih?" Ujar Rafael yang telah merapihkan jambulnya.
Natasha memberikan akses untuk mereka masuk. Dirinya belum mengeluarkan suara sepatah katapun.
"Kita mau ngomong. Gausa nyediain apapun yang bikin lo repot" Ucap kevin yang sudah duduk di bangku sofa.
Natasha duduk disofa yang hanya muat untuk satu orang. Dirinya mengangkat satu kakinya dan ditumpukan pada kaki satu lagi.
Setelah Natasha diam cukup lama. Dirinya menghela nafas. Bukan gugup. Natasha masih kecewa karna kejadian kemarin.
Akhirnya Natasha menurunkan gengsi untuk menyelasaikan apa yang akan dibicarakan oleh ketiga temannya ini.
"Lo semua jadi ngomong atau cuma mau numpang duduk?" Tanya Natasha dengan merapikan anak rambutnya.
Elvano menghela nafas, lalu menatap Natasha.
"Gue mewakili temen gue minta maaf udah ngecewain lo"
Semua diam. Begitupun Natasha yang enggan mengeluarkan suara.
"Ntah malam itu kita semua ngerencanain sesuatu yang menurut gue bego. Udah tau bego malah kita laksanain dan berujung ngecewain lo serta nurunin harga diri kita" Elvano masih bersua. Dirinya memberikan sedikit ruang untuk Elvano menjelaskan secara rinci.
"Gue gamau ngasih tau siapa yang punya ide, karna kalo gue ngungkit itu gue beserta temen gue bisa pecah"
"Gue ga lagi mabok, atau lagi linglung saat itu. Pure aja buat ngerencanain hal itu"
Elvano menatap Natasha. Sedangkan yang ditatap hanya memberikan ekspreksi datar.
"Masih jam setengah tujuh. Shorum mobil pun masih buka. Gue ganti baju abis itu kita cabut buat beli mobil yang lo semua jadiin tumbal taruhan" Natasha telah berdiri. Tetapi ditahan oleh Elvano.
"Gue kesini bukan untuk itu. Gue nyampein maaf gue. Terserah lo mau maafin atau ngga"
"Lo pikir maaf lo bisa ngilangin kecewanya gue hah? Kalian pikir gue boneka? IYA?" Natasha meninggikan suaranya.
"Kak pinjem konci ruang Cctv deh" Tanya Irene seraya berdiri dari tempatnya.
"Mau ngapain lo?"
"Liat Aca, lama banget dia didepan"
Ruang tamu depan tidak ada celah untuk mengintip, sekalipun orang lewat ujung kakinya pasti keliatan. Maka dari itu Irene lebih memilih untuk liat keadaan lewat Cctv.
"Dih anjir si Aca kenapa teriak dah kak?" Tanya Irene dengan rasa penasaran yang sangat tinggi.
"Ayo kedepan" Ucap Arkan dengan langkah yang tergesa-gesa.
Begitu sampai didepan ruang tamu. Dilihatnya Natasha dan Elvano berdiri bersebrangan dan Kevin serta Rafael masih duduk seraya menundukan kepala.
"Oh kalian.." Ucap Arkan dengan tangan yang dimasukan ke saku celananya.
"Jadi beliin mobil dek buat cowo brengsek kaya mereka?" Tanya Arkan dengan senyum smirk.
🌬🌬🌬
Vote ya hehe
Komen juga jangan lupa.Ko tbtb aku mls ya bikin ni cerita,
Soalnya gada yg komen jd ga smngt aja gt.Salam,
Hadids.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Is My Boy
Random"Lepasin gak?!" "Gue gamau" "Mau lo apa sih brengsek?" "Jadi pacar lo" berlalu dengan gaya coolnya. "Sinting!"