Bahagia

2.3K 81 0
                                    

"DADDY?!!!!" Teriak Elvano karna dia kaget bukan kepalang. Begitu sampai dirumah dan buka pintu Daddy-nya sedang duduk santai sambil membaca koran yang ditemani secangkir kopi.

"Hei Son" Lelaki tua yang memiliki wibawa itu berdiri menghampirinya.

"Kapan dateng Dad?" Elvano bertanya demikian sambil berbungkuk dan mencium punggung tangan Daddy nya.

"Ada kali jam 3-an" beritahu Daddy nya.

"Tumben gaada kabar?"

"Kejutan"

"Daddy sukses buat aku terkejut" Ucap Elvano dengan nada dramatis.

"Bukan Daddy kejutannya. Tapi ada di dapur" Perkataan Daddy nya sukses membuat mata Elvano berbinar. Pasti, ini pasti kejutan yang El tunggu-tunggu.

Elvano langsung pamit dan berlari kebelakang. Dia melihat seorang wanita sedang masak, wanita itu membelakangi dirinya.

"Mom" Panggil Elvano seraya mendekat.

Perempuan yang dipanggil pun berbalik badan, dia tersenyum begitu lembut. Tak lupa sebelumnya dia sudah mematikan kompor tersebut, takut-takut kalau gosong. Pasti pertemuan ini akan berlangsung lama, pikirnya.

"Anak mom" Wanita itu melebarkan tangannya memberi akses Elvano untuk memeluk dirinya.

Mereka tidak bertemu selama 2 minggu karna tugas Mom nya yang mengharuskan keluar kota. Ini saja dia bekerja begitu cepat untuk menyelesaikan semuanya.

"Vano kangen" Ucap Elvano begitu sudah memeluknya. Dia benar-benar rindu kepada wanita ini. Wanita yang memberinya nafas serta kehidupan yang mewah. Wanita yang memberikan kebahagiaan serta semangat yang tak pernah putus. Hidup Elvano terlalu sempurna. Elvano mensyukuri itu.

"Mama juga" Ujarnya dengan mengelus punggung Elvano.

Sebenarnya, Wanita yang bernama Vanya ini atau melainkan Ibunda Elvano tersebut dipanggil Mama, tetapi entah mengapa Elvano mengubahnya dengan sebutan Mom. Begitu pula dengan yang awalnya dipanggil Papa, dirubahnya dengan Daddy. Dirinya sendiri jika dirumah dipanggil Vano. Panggilan itu khusus untuk Mamanya dan Papanya. Pernah suatu hari salah satu temannya memanggil dia dengan sebutan itu, lalu di tegur. Katanya, panggilan itu tidak boleh keluar dari mulut manapun kecuali Mama dan Papanya yang slalu memberi kebahagiaan.

"Gimana sekolah nya Van?"

"Fine Mom"

"Berantem?"

"Hmm" ujarnya dengan berdehem.

"Masih sering bolos?"

"Heem" lagi-lagi hanya dijawab dengan deheman.

"Sholat nya gimana?"

"Slalu pas kok Mom dengan waktu Adzan"

"Good. Van, kedepan yuk ngobrol sama Papa"

"Kuyyyy. Tadi Vano masuk Daddy lagi baca koran, bikin kaget aja, kirain kan maling" Ucap Elvano sambil membuka kancing baju seragamnya.

"Hahaha kamu tuh ada-ada aja" Ujarnya dengan geleng-geleng kepala.

Begitu sampai diruang tamu. Mereka langsung duduk. Vano menempati sofa panjang karna ia ingin sembari tiduran, sedangkan Mama dan Papanya duduk bersebalahan.

Begitu banyak cerita yang ditumpahkan oleh kedua orang tuanya dan juga Elvano. Mereka sama-sama membagi cerita, mulai dari orangtuanya bertemu, Mamanya yang lembut dan anggun. Papanya yang sangat cemburuan. Elvano yang kecilnya nakal. Slalu nendang temannya jika pot Mamanya dulu dirusak oleh temannya. Karna Elvano tau Mamanya sangat mencintai tanaman tersebut. Papanya yang sangan cinta pada kendaraan sport. Serta kenakalan Elvano yang dilakukan di sekolah.

🌬🌬🌬

Salam hangat,
Hadids

Bad Boy Is My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang