Natasha telah memarkiran mobil di parkiran sekolah. Ternyata parkiran tersebut sudah ramai dipenuhi oleh siswa dan siswi.
Dirinya pergi bersama Irene. Mobil temannya yang satu itu habd bensin. Jadilah Natasha menjemput Irene dikediaman temannya, sekaligus sarapan bareng.
"Ren gue balik ke rumah lo deh"
"Mau ngajak ke mekdi nih pasti" Ujar Irene dengan menguncir satu rambutnya.
"Iya. Kangen gue sama mekdi"
"Oke"
Kalian pikir yang jawab Irene?.
Salah!
Itu Elvano.
"Hai ciwi-ciwi cantik. Tapi lebih cantikan sebelah gue" Ujar Elvano sambil mencolek bahu Natasha lalu kakinya diinjak oleh Natasha.
"Gue ilfeel sama cowo sksd kaya lo. Sokap. Sok asik. Pergi jauh-jauh dari gue" Katanya dengan nada ketus.
"Alah Sha. Disini sepi, gausa make topeng"
"Lo bener-bener so asik El. Pake nginep segala dirumah Aca. Buat modus? Basi banget cara lo" Irenelah kali ini yang angkat bicara. Karna Natasha sudah sibuk dengan ponselnya.
"Berisik deh mak lampir"
"Walaupun mak lampir dia gamunafik kaya lo" Natasha yang menjawab. Dia sudah muak dengan keberadaan El didekatnya.
Elvano terhenyak dengan ucapan Natasha. Dia tidak menemukan tatapan yang kemarin, walaupun disekolah Natasha menatapnya seolah Elvano teman dekat dia. Tetapi sekarang, tatapan itu menusuk bagaikan pisau. Dingin bagaikan es batu.
"Masuk Ren. Buang-buang waktu aja ngobrol sama cowo kaya gini" Natasha langsung menarik lengan Irene. Irene sudah tau apa permasalahannya. Karna diperjalan menuju sekolah tadi Natasha memutar screen recorder. Jelas saja Irene naik pitam mendengarnya. Siapapun yang berada diposisi Irene pun pasti akan seperti itu. Mereka berdua telah merencanakan untuk membuat Elvano malu didepan siswa-siswi. Sebenarnya hanya Natasha lah yang mempunya ide. Natahsa meminta Irene menemaninya saja.
"Eh Ca. Kira-kita siapa deh yang nelfon lo?" Tanya Irene dengan penasaran. Pasalnya sipenelfon pun tidak mengeluarkan suara sama sekali. Nomor yang dipake pun seperti nya sudah di setting sehingga sulit menemunkan siapa pelakunya.
"Gatau gue juga. Intinya gue berterimakasih banget sama tu orang" Ujar Natasha sambil melirik sekitar, takut-takut jika ada yang menguping.
Dari kejauhan dia melihat kakaknya sedang berjalan berlawanan arah dengan mereka. Natasha biasa saja, tidak ada niat tegur sapa. Irene pun melakukan hal yang sama dengan Natasha. Irene tidak mau menerima akibat jika menegur kakaknya akan dipastikan Natasha marah besar.
Ketika sudah dekat dan berpapasan kakaknya mengucapkan sesuatu dengan berbisik. Yang mendengar pun hanya Natasha. Setelah mendengar bisikan itu Natasha tetap berjalan, tidak menengok kebelakang atau tiba-tiba kaget. Karna jika melakukan salah satu kekonyolan itu akan membuat semua curiga.
"Ren nanti istirahat gue ke taman"
"Ikut dong"
"Ada kakak. Tadi dia bisikin gue istirahat suruh kesana"
"Yauda ikut"
"Iya tapir ikut. Bawel lo ikan buntel!"
"Sialan lo Ca!" Umpat Irene karna kesal.
🌬🌬🌬
Kringgg......
Nyarinya bel yang berbunyi pertanda istirahat pun terdengar sampai kekelas Natasha dan Irene. Mereka berdua langsung keluar dan pergi ketoilet yang sudah penuh oleh siswi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Is My Boy
Aléatoire"Lepasin gak?!" "Gue gamau" "Mau lo apa sih brengsek?" "Jadi pacar lo" berlalu dengan gaya coolnya. "Sinting!"