"Maaf ya Ren ngga jadi kerumah lo" Ujar Natasha seraya meletakkan tas nya di belakang mobil.
"Eh Ca. Gue kerumah lo deh. Mama sama Papa pulang besok" Irene sudah duduk dimobil tanpa izin dari sang pemilik.
"Ngga nginep aja sekalian?" Tawar Natasha.
"Boleh deh"
🌬🌬🌬
"Dih ngapain lo kesini? Gapunya rumah?" Sahut Arkan dan sukses mendapat pelototan dari Irene.
"Ngomong sama lo bikin emosi aja!" Ketus Irene.
"Dih. Banyak yang mau ngomong sama gue, lah lo sok jual mahal" Ucap Arkan sambil menuangkan air putih ke gelas.
"Mereka belum tau aja kalo ngomong sama lo buang-buang waktu"
"Nih minum. Emosi aja kerjaannya kalo ngomong sama gue. Giliran ngejailin gue nomor satu" Arkan menyerahkan gelas yang diisi tadi ke Irene.
Irene mengernyit "Dih tumben. Ada maunya ya lo?"
"Emang gue lo. Ngebaikin gue mau minta anterin kesana-sini" Ujar Arkan dengan tangan yang sudah menjitak kepala Irene.
"KAK SAKIT LO NGERTI GAK SIH!"
"Ya ngga ngerti dong" Irene melengoskan mukanya. Ia kepalang kesal dengan Arkan, kakaknya Natasha.
🌬🌬🌬
"Gue malu sumpah anjing, goblok!" Elvano memaki dirinya sendiri.
"Bukan lo doang El yang malu. Kita juga" Kevin membuka suara yang sebelumnya hanya diam saja.
Rafael membuka minuman kaleng dan menenggaknya sampai habis.
Saat ini mereka sedang berada di dapam Apartemen milik Elvano yang dibelikan oleh Daddy nya.
"Gue gangerti kenapa malem itu kita ngadain rencana aneh. Dan tolol bya kita setuju" Rafael langsung melemparkan minuman kaleng itu ke kotak sampah.
"Gue ga nyalahin siapapun disini. Tapi gue nyalahin diri kita sendiri. Kita salah. Dan kita bego" Kevin meremas rambutnya sendiribkarna frustasi.
"ARGHHHHHHHH"
"Udah El gaguna juga lo nyesel. Malem ini kita harus minta maaf ke dia" Rafael duduk disebelah kevin.
"Gue udah gapunya muka Raf, Vin"
"Kalo kita ga minta maaf harga diri kita nambah turun" Kevin menundukan kepalanya karna dirinya bingung bagaimana mengatasi semua tatapan murid untuk hari esok.
"Kita kerumah Natasha malem ini. Mau ga mau kita harus minta maaf. Seenggaknya kita buang ego kita untuk ngangkat harga diri kita" Rafael bangkit lalu masuk ke pintu kamar mandi.
"Tumben otak nya bener tu orang" Elvano hanya mengangkat bahunya ketika kevin mengomentari sikap Rafael barusan.
🌬🌬🌬
Sekarang Natasha, Irene dan Arkan sedang berada di belakang. Arkan tengah merendam dirinya di kolam berenang sementara Irene dan Natasha menikmati angin di gazebo.
"Ca, nyokap lo kapan balik?"
"Minggu depan kayanya Ren"
"Dek tolong bikinin es jeruk dong" Ujar kakaknya dari tepi kolam.
"Gue bilang bi Inah dulu bentar"
"Bikinan lo aja. Lo lupa es jeruk lo minuman fav gue?" Ucap kakaknya seraya mengangkat satu alis.
"Kayak cewe aja deh lo, ribet"
"Cium nih. Bawel banget" Natasha hanya melengoskan muka membalas perkataan kakaknya.
"Ren. Lo kapan pulang?" Tanya Arkan pada Irene.
"Belum juga seharian udah disuruh pulang aja"
"Gue nanya, bukan ngusir" Arkan bangkit dari kolam untuk mengeringkan dirinya.
Irene mengerucutkan bibirnya karna kesal dengan Arkan. Sedari tadi Arkan terus membuat moodnya naik turun.
Arkan jalan mendekati Natasha yang membawa es jeruk, lalu masuk kedalam rumah untuk membersihkan dirinya.
Irene tengah diam mematung karna sikap Arkan tadi.
Sebelum mendekati Natasha, Arkan sempat mengusap pucuk kepala Irene lalu tangannya turun ke pipi dan mengusapnya.Arkan tidak pernah mengusap pucuk cewe manapun selain Natasha. Maka dari itu dirinya sedang dilanda shock.
"Woy!" Teriak Natasha yang sudah duduk disamping Irene.
"Apaansi" Irene membetulkan dirinya karna perlakuan Natasha yang mendorong tubuh Irene cukup kuat.
"Lagian dipanggilin diem aja. Gue kira kesurupan"
"Biji mata lo kesurupan!"
🌬🌬🌬
Setelah menyelesaikan sholat isya berjamaah di mushola rumah Natasha. Kini mereka bertiga sedang ribut untuk memilih antara film action dan cartoon.
Natasha memilih cartoon sedangkan Arkan memilih action.
"Ngalah dikit dong kak ish!" Natasha merebut remot yang dipegan oleh Arkan.
"Kemaren lo janjinya hari ini nonton action ya karna kemaren gue udah ngalah demi cartoon" Arkan langsung mengambil remot ditangan Natasha. Dirinya pun diam saja karna teringat perjanjian kemarin.
Arkan sedang memilih film berjudul apa yang akan ditonton oleh dirinya dan dua perempuan ini.
"INI BARU NETFLIX GUE!" Teriak Arkan karna senang menemukan film yang telah ia nanti-nantikan sedari lama.
"Bacot ew" Natasha langsung duduk setelah mendapatkan ledekan oleh Arkan.
"Heran gue sama lo berdua. Film aja dijadiin rebutan"
"Bodoamat" Arkan dan Natasha menjawab dengan kompak. Lalu Irene hanya geleng-geleng kepala karna pusing melihat kelakuan antara adik dan kakak ini.
Baru 20 menit menonton bel pintu berbunyi. Ketiganya saling tatap. Mereka pikir yang pulang adalah kedua orang tuanya.
Tapi tidak mungkin. Karna kedua orangtua nya telah memberi kabar bahwa mereka akan pulang minggu depan. Lalu siapa yang datang?
"Temen lo kali kak?" Ujar Natasha.
"Mereka ga bilang kalo mau kesini"
"Gue aja yang buka pintunya" Natasha berdiri dan merapikan bajunya yang berantakan karna duduknya yang tidak beraturan tadi.
Terpaksa harus dirinya yang membuka pintu. Pasalnya Bi Inah telah pamit untuk tidur setelah selesai sholat tadi. Natasha cukup tau diri jika ingin menganggu tidurnya Bi Inah.
Arkan sempat menawarkan dirinya supaya Arkanlah yang membuka pintu. Tetapi karna Natasha sudah kepalang berdiri dan berjalan kearah pintu depan maka Natasha mengurungkan niat baik Arkan.
Natasha melebarkan langkah kakinya karna tamu memencet bel rumah cukup cepat.
"Sabar kenapasi kaya gapernah bertamu ke rumah orang aja" Umpar Natasha.
Begitu buka pintu, Natasha dikejutkan dengan yang ada dihadapannya saat ini.
🌬🌬🌬
Next?,
Or,
No?.Lalu
Update 1 hari sekali?,
Atau,
3 hari sekali?.For information guys,
Aku sangat butuh vote dan komen kalian.
Karna itu cukup ngebuat aku seneng dan merasa dihargai oleh kalian atas tulisanku.Salam hangat,
Hadids.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Is My Boy
De Todo"Lepasin gak?!" "Gue gamau" "Mau lo apa sih brengsek?" "Jadi pacar lo" berlalu dengan gaya coolnya. "Sinting!"