Chapter 17: The End of Waiting

54.9K 2.2K 9
                                    

Aku turun dari lift dan berjalan menuju depan lobby untuk memasuki taksi. Dengan dress seperti ini, tak mungkin aku menyetir sendiri. Saat aku baru saja melewati pintu lobby, seorang bapak tua mendekatiku seakan ingin memberi tahu sesuatu.

 

“Ibu Viola, saya mendapatkan pesan dari pak Julian untuk membawa anda ke restoran.” Kata laki-laki tua itu. Ya ampun. Bahkan Julian menyiapkan transport untuk pergi ke restoran.

 

Aku memasuki mobil yang telah diparkir di depan hotel. Aku benar-benar penasaran dengan apa yang sebenarnya ingin dilakukan Julian. Sepanjang perjalanan, banyak yang terlintas di pikiranku. Saat sampai di depan restoran, aku melihat jalanan yang dipandu dengan lilin. Pemandangannya super romantis. Aku berjalan dan memasuki restoran perlahan. Aku melihat Julian yang sudah menungguku di salah satu meja. Sebenarnya tak sulit untuk menemukannya karena hanya ada 6 meja disini dan kebetulan semua meja itu kosong. Senyum itu merekah saat melihatku. Julian hari ini tak kalah tampannya dengan hari-hari biasanya. Dengan jas berwarna hitam dan dasi kupu-kupu berwarna senada. Acara apa ini sebenarnya? Acaranya sangat formal sekali.

 

“Gue hari ini ngga ulang taun loh.” Kataku pada Julian. Dia tertawa mendengar perkataanku.

 

“Lo ngomong hal yang sama beberapa bulan lalu waktu gue ngasih lo bunga.” Kata Julian. Dia menarik salah satu kursi dan aku-pun duduk di kursi itu.

 

“Trus buat apa lo nyiapin acara kayak gini?” Tanyaku.

 

“Gue pengen nge-date berdua sama lo aja.” Katanya. Julian duduk di seberangku.

 

Malam itu, kami mengobrol banyak hal. Masalah Grayson, kak Melda dan Dimas, mama, papa dan masa lalu Julian. Didampingi makanan berporsi kecil yang terus saja datang saat kami mengobrol, malam ini benar-benar terasa sempurna.

 

“Ngomong-ngomong kata Vivian lo udah punya cewek. Emang dia ngga akan marah kalo lo ajak gue kesini?” Kataku memastikan kebenaran itu.

 

“Bloon! Cewek itu lo. Emang lopernah liat gue sama cewek lain?” Kata Julian.

 

Who knows. Lagian lo ngga hubungin gue lama banget.” Kataku

 

“Kata Grayson, gue harus kasih lo ruang buat sadarin perasaan lo sendiri. Makannya gue ngga hubungin lo lama banget kemaren itu. Kayaknya kata-kata Grayson bener juga ya. Sejak gue anggurin lo, lo jadi berubah banget.” Kata Julian sambil tertawa. Sial. Ternyata ini semua ulah Grayson.

 

“Oh iya. Kata mbak Gyna lo pernah nanyain masalah gue ke dia. Nanya apaan sih?” Tanyaku penasaran.

 

“Oh itu, itu waktu gue pertama kali liat lo di pinggir jalan. Lo masih inget ngga sama anak kecil yang kehilangan anjingnya.” Tanyaku.

 

“Oh iya. Inget anak kecil gendut itu kan? Yang anjignya nyakar gue. Kok lo tau?” Tanyaku terkejut.

Possessive LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang