Chapter 15: Bali

47.6K 2.2K 8
                                    

Aku memasuki gedung majalah Rogue. Aku menunggu mbak Gyna di lobby karena menurut resepsionis, dia sedang rapat. Suasana Rogue selalu padat dan tegang setiap ingin mengeluarkan edisi spesial. Banyak orang yang berlalu lalang dengan membawa setumpuk kertas. Aku duduk di sebelah anak kecil yang sedang memainkan gameboy-nya. Tiba-tiba saja anak kecil itu menangis. Aku melihatnya dengan bingung.

 

“Kenapa nangis?” Tanyaku kepada anak kecil itu.

 

“Mainannya rusak.” Katanya. Aku melihat gameboy-nya yang sudah tidak menyala.

 

“Coba sini kakak liat.” Kataku berbicara kepada anak kecil itu. Dia memberikan gameboy-nya. Aku melihat layar yang sudah padam itu. Aku mencoba untuk menekan tombol nyala selama lima detik. Akhirnya alat itu menyala juga. Tulisan di layar menyuruhku untuk memasukkan pin untuk meng-unlock. Aku mencoba untuk memasukkan password 1234 ke dalam kotak itu. Ternyata tebakanku benar. Aku memberikan mainan itu kembali ke anak laki-laki itu. Dia kembali memainkan alat itu.

 

“Makasih kak.” Katanya.

 

Bangku kosong di sebelahku tiba-tiba saja sudah terisi. Aku melihat Julian mengisi bangku itu. Dia menatapku dengan tersenyum.

 

“Lo lagi ngapain disini?” Tanyaku. Baru saja aku bertemu dengannya. Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi saat ini?

 

“Ketemu temen.” Kata Julian.

 

“Trus ngapain masih duduk di sini? Ngga ketemu sama temen lo?” Aku bertanya padanya karena heran. Kenapa dia hanya duduk di lobby jika dia ingin bertemu temannya?

 

“Iya. Gue lagi tunggu dia disini.” Katanya.

 

Mbak Gyna keluar dari dalam ruagan rapatnya yang berada di dekat lobby. Aku segera bersiap-siap untuk berdiri dan berjalan ke arahnya. Mbak Gyna menyapa Julian yang masih saja duduk di lobby dan membawaku pergi ke dalam ruangannya. Aku melihat muka mbak Gyna yang sangat serius. Mbak Gyna yang biasanya terlihat santai bersikap berbeda saat ini. Dia menjelaskan masala photoshoot dengan serius dan lebih rinci dari biasanya. Dia memberikanku rancangan lokasi dan memberitahuku dekorasi yang akan digunakan. Setelah melakukan rapat selama 2 jam, aku berpamitan kepada mbak Gyna. Saat melewati lobby, aku melihat Julian yang masih duduk di spot yang sama dengan saat aku tinggalkan.

 

“Lo masih disini?” Tanyaku.

 

“Gue baru dapet telpon dari Sella. Dia bilang lo setuju buat jadi fotografer temen gue.” Katanya.

 

“Iya. Lo udah ngomong sama temen lo?” Gue tanya ke dia.

 

“Iya udah. Barusan aja selesai ngomong. Gue kanget banget pas lo setuju menuhin permintaan temen gue buat ke bali.” Katanya.

 

“Hah?! Bali? Siapa yang setuju?” Tanyaku.

 

Possessive LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang