(7)

138 29 4
                                    

Rintihan nada
Menangis seiring melodi
Ku rangkai kata
Warnai malam ini
Ketika sunyi menyapaku
Dalam resah ku terhanyut sepi
Ada kata yang tak sempat tertulis
Melengkapi lirik ini
Ada rasa yang tak sempat terucap
Dalam keheningan malam

Lirik lagu yang ku buat ini mewakilkan keadaan yang sedang terjadi. Tak ada hentinya memainkan gitar sambil menyanyikan lagu yang baru ku tulis ini. Sederhana tapi bagiku, penuh makna yang dalam.

Tak terasa hubungan ku dengan Tara sudah berjalan 2 minggu. Aku mulai merasakan gejolak itu mulai datang kembali.

"Haruskah aku mengatakan cinta padanya,?" walaupun ini yang kedua kalinya.

Aku merasa diperhadapkan pada dua alur yang berbeda, yang dimana sahabat Tara begitu menyemangatiku tapi disisi lain, Tara masih pada pendiriannya. Tak tahu apa yang ada dipikirannya, apakah sahabatnya juga menyemangatinya atau Tara masih ragu dalam mengambil keputusan itu.

Sedikitpun aku tak pernah cerita soal kejadian ini kepada sahabatku. Dan Sahabatku Yukie yang juga teman duduk'ku di kelas 9 tak pernah menanyakan masalah hati.

Yukie lebih memilih waktu untuk bersenang-senang ketimbang bergaul dengan cinta dan Yukie lebih sibuk dengan Bola basketnya.

Yah dimaklumi aja. Dia seperti olahragawan dadakan yang tak pernah nampak dalam setiap kompetisi bola basket disekolah. Hahahhahaha
Sedikit aneh,,,, tapi itulah sahabatku..

***

Hari-hari yang sedikit gersang merubah langkah untuk kembali pada titik sebelumnya. Titik dimana aku berdiri pada rasa yang belum sempat berwarna.

Tanpa berpikir panjang, aku mengatakan cinta ku untuk kedua kalinya

Walau ungkapan itu tak secara langsung, aku sabar menunggu balasannya...

Aku: "maukah kau jadi pacarku.?"
Tara: aku ingin dirimu mengatakan langsung dan bukan melalui SMS.

Mungkin dia mau melihat kegentelan diriku atau sekedar membuang bahasa, yang jelas aku tak mengerti maksudnya.

Dengan mengirim balasan "OK. Besok aku akan mengatakannya secara langsung ketika pulang sekolah."

Ini sebuah tantangan yang harus kujalani.

***

Keesokan harinya saat selesai jam sekolah, aku duduk di ujung tembok sekolah untuk menunggunya. Aku hanya sendiri dan tak ada teman ataupun orang lain disekitar'ku.

Rasa percaya diri ini telah mengalahkan rasa gugup dan malu pada diriku. 

Dari kejauhan aku melihat dia keluar dari kelasnya dan bergegas pulang kerumah. 

Mungkin pertemuan ini akan menjadi saksi cinta yang pernah gagal sebelumnya. Tak ragu aku mulai melangkah maju.

Di pertengahan jalan aku langsung mencegatnya untuk mengatakan langsung padanya. Aku hanya menepati janji sesuai perkataannya.

Dari raut wajah dan tingkah lakunya yang sedikit takut, dia hanya berkata "jangan-jangan,,,aku takut kakak'ku"
Dengan sedikit melangkah tergesa-gesa lalu pergi secepatnya seolah diriku seperti penjahat yang sedang menodongnya..

Aku heran padanya. "Sebenarnya dia menginginkan apa.?" ini seperti candaan yang konyol. Seperti menguji hatiku saja.

Dia tak tahu apa yang dirasakan hatiku saat ini. Hancurnya berkeping-keping seperti kaca yang jatuh mengenai lantai.

Apa yang salah dengan diriku,?
Aku ingin memaki diriku seolah ini terhina karena sudah dua kali aku merasakan hal yang sama.

Sedih bercampur pilu membuat langkahku semakin lambat untuk sampai ke rumah.

Dengan kepala tertunduk, aku dipermalukan oleh rumput dan kerikil-kerikil kecil.

"hey sobat, lihatlah aku ini, aku selalu menikmati arah angin walaupun aku disakiti, aku akan bahagia saat hujan turun."
Kata rumput kepadaku sambil tersenyum. 

Aku tak peduli apa yang dikatakan rumput. Aku bergegas pulang kerumah dan menikmati siang ini penuh luka.

Tiba-tiba dia mengirim pesan bertuliskan "ternyata kamu berani juga lalu mengatakan sorry"

Melihat pesan itu aku ingin murka. Ingin marah padanya tapi aku tak berani. Biarlah ini menjadi luka penyemangat hidup.

Aku tetap membalas pesannya dan seolah-olah kejadian tadi itu hanya biasa-saja.

Suatu saat aku akan menaklukan hati mu. Tak pernah ada kata menyerah dalam hidupku untuk memperjuangkan apa yang menjadi mimpiku meski harus jatuh berulang kali tapi semangat dan rasa ini tetap berada pada titik yang sama.

Kita masih menjalin hubungan seperti hari-hari sebelumnya.

Jadilah rumput yang selalu tumbuh meski di disakiti terus menerus, dia tak pernah lelah untuk tetap bertahan hidup. Begitupun dengan cinta, cinta takkan pernah indah jika kita tidak menikmati prosesnya.

Belum berakhir disini. Mungkin
Kemarin, hari ini penuh luka tapi hari esok belum tentu sama.

Aku sedikit resah tapi tidak selamanya.

Akankah Tara membuka hatinya,,,??

Selanjutnya di part (8)
Terima kasih yang sudah baca. Jangan lupa vote dan koment yah.

Selamat menjalankan ibadah puasa 🙏🙏












Masa Lalu (REVISI ULANG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang