(16)

89 20 5
                                    

Terima kasih buat yang sudah voment
Sejauh ini.  Sebelumnya sorry karna baru update 🙏

Happy reading



Pagi yang begitu cerah seakan memanggilku untuk bersenandung dengan sinarnya. Meski jiwaku tak tenang dengan kejadian itu, aku berharap hati ini tak hilang oleh kabutnya asmara karna rasa ini sudah terbagi 2 demi cinta yang tak sesuai harapan.

"Aku bingung harus berbuat apa!"

Hmmmm.....

Tiba" Handphone yang berada di tanganku berbunyi dan panggilan tersebut dari Lie.

Tanpa rasa ragu, aku langsung mengangkat telfon darinya.

"Pagi Dolf, sebentar sore kamu sibuk nggak?" ucap Lie.

Hmm.. Nggak juga tuh..  Memangnya kenapa? Bertanya padanya.

"Yah klo nggak sibuk, ntar aku lomba nyanyi. Datang nonton yah Dolf "

"Sriuss nih??  Yah sudah aku pergi ntar."

"Iya srius Dolf...."

"Okelah..  Btw dimana lombanya Lie?"

"Disekolah ku Dolf. Thankss yah dah mau datang." ucapnya lewat telfon dengan sedikit senyuman bercampur tawa bahagia.

Ohh..  Masama Lie!

Percakapan pun mulai lama ketika itu karna menghabiskan waktu berjam-jam berbicara dengannya. Dan aku rasa terjebak dengan kenyamanan ini.

Setelah berakhir telfonan, akupun hanya tersenyum sembari memikirkan pertemuan selanjutnya dengan Lie.

Aku rasa tlah melupakan kekasih'ku sejenak demi rasa yang perlahan meracuniku.

Saat sore tiba, akupun bergegas pergi kesekolah Lie untuk menontonnya.

Tak tahu kenapa, hari ini aku bahagia sekali karna melihat dan mendengar Lie bernyanyi. Suaranya begitu lembut dan menyentuh hati ini.

Sambil tersenyum manis dan terus menatapnya, akupun menikmati suara merdunya. Tak menyangka suaranya begitu bagus.

Selesai bernyanyi, Liepun keluar dari ruangan itu dan akupun ikut keluar tapi melalui pintu belakang. 

Hey Dolf..........

Aku langsung kaget saat Lie datang menyapaku. Rupanya Lie sedang mencariku.

Hay juga....  Balasku sambil tersenyum.

Saat itu aku tak mampu berkata banyak karna melihatnya begitu cantik dengan gaun merah yang di kenakannya.

"Sore itu Lie begitu anggun dan aku larut oleh parasnya."

Heyy kok diam? Ucap Lie sambil menyentuh tanganku.

Hehhehehhe.. Sambil menggaruk garuk kepala, aku bingung mau ngomong apa. 

Kamu kelihatannya grogi gitu.. Wkwkwkkwk

Ahh.. Nggak juga. Cuman sedikit malu aja Lie

Hahahahhahaha...  Biasa aja dhonk Dolf..

Yayayyaya..  Ehh btw, suaramu bagus banget Lie..wkwkwkk

Masa?  Ucap Lie tersipu malu. Wkwkkwk

Iya serius Lie..  Ternyata kamu punya bakat nyanyi yah..

Ahh nggak juga Dolf.. Cuman dari kecil sering nyanyi aja..

Yeee...  Tuh kan punya bakat brarti. Wkwkkwkwk

Ahh nggak juga...  Ehh kita duduk disana aja yuk Dolf. Kebetulan ada bangku. 

Ok.. Dengan segera, kami berjalan bersama menuju bangku itu dan duduk berdua sampai sorepun berganti malam.

Kami terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang asik asiknya mamadu rasa kala itu. Tiba tiba tangannya memegang tanganku sambil tersenyum lalu mengatakan aku mencintaimu Dolf.

Aku kaget saat Lie mengatakan itu, seperti ada yang menikam hati ini begitu kuat.

"Bingung harus berbuat apa."

Aku hanya bilang takkan ku tinggalkan kau malam ini
Aku tak pernah bilang takkan jadi milikmu selamanya.

Kata itu seperti lirik lagu yang mewakilkan keadaan yang sedang terjadi.

Jujur aku nyaman dengan Lie tapi rasa cinta ini hanya untuk Tara.

Aku memaksakan 1 pantai untuk 2 kisah yang berbeda. Saat ku bermain pasir dengannya, aku teringat bermain ombak dengan yang lain.

Bersambung......




















Masa Lalu (REVISI ULANG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang