(12)

126 27 5
                                    

Happy reading

Pagi yang cerah menambah semangat yang baru. Bagiku ini moment yang spesial dimana aku pergi mendaftarkan diri untuk bisa masuk di salah satu SMA favorit yang menjadi pilihan utama saat itu. 

Aku tak menyangka bahwa banyak sekali orang tua maupun mantan siswa/siswi SMP yang sedang mendaftar disekolah itu.  Dari sekian banyak yang daftar, aku tak melihat satupun teman ataupun sahabatku bahkan orang tua mereka juga tak ada saat itu yang pergi mendaftar.

"Apakah kita harus berpisah?" Pikirku.

Tak apalah jika demikian. Yang penting kita masih berteman baik.

Setelah pendaftaran selesai, aku langsung bergegas pulang dan menanyakan keadaan pacarku.

"Hey Tara kamu lagi apa?" Mengirim SMS padanya.

"Yah lagi duduk-duduk aja dirumah." Kamu?. Balas Tara.

"Baru pulang daftar nih.. Ehh btw kamu nanti masuk SMA mana Tara?" Menanyakan padanya.

"SMAN1 Dolf." kata Tara. 

"Wah brarti sama nih."

Dengan raut wajah yang begitu senang, akhirnya aku bisa satu SMA lagi dengan Tara. Tak apalah meski pisah sama sahabatku, yang penting aku sama Tara satu sekolah nantinya. 

Hubungan aku sama Tara biasa-biasa aja. Tak terlalu romantis maupun dewasa-dewasa amat. Cuman Tara kadang bikin nyeselin karna suka menanyakan hal-hal yang tidak penting menurutku dan seolah-olah aku lagi dekat dengan inilah, dengan itulah. Cemburu itu wajar sih tapi jangan berlebihan,,,, itu aja.

Terkadang aku berpikir kembali sambil menanyakan dalam hati.
"Sebetulnya Tara sayang sama aku atau tidak?" jika ini hanyalah keterpaksaan, pasti hubungan kita sudah lama usai.

"Ahhhhhh...." teriakan keras k'luar dari mulutku.
Dengan penuh rasa emosi, aku coba menenangkan diriku lalu berkata,
"Dolf tenang dan sabar,,,jangan sperti ini. Nikmati saja semua ini dan jangan menyalahkan orang yang kamu cintai"

Ketika semuanya sudah kembali normal, aku menelfon Tara.
Berbicara dengannya melalui telephone masih sangatlah kaku. Terkadang kami bingung ketika tak ada lagi yang mau dibahas. Maklumlah masih awal-awal jadi belum terbiasa.

Akhirnya aku coba mengajaknya pergi ibadah nantinya. Dan Tara pun mau ikut denganku dan semoga saja tak ada halangan nantinya. 

Setelah kesepakatan ini disetujui, maka telfonan kami berakhir. Aku juga tak mau menelfonnya lama-lama karna takut kakaknya Tara marah. Sebenarnya aku tak merasa takut, cuman karna Tara takut kakaknya jadi aku juga mengikuti Tara. Padahal klo dilihat-lihat tampang kakaknya biasa-biasa aja. Justru kakaknya lebih cantik dari Tara. Wkwkwk

"Yahhh wajah memang cantik tapi hatinya belum tentu sama." pikirku.

Sudahlah,, untuk apa juga bahas kakaknya Tara. Nanti juga ketahuan semuanya. Kakaknya mau marah, mau apa juga terserah karena yang jalani kami bukan kakaknya. 

***

Tibalah saat yang  ditunggu-tunggu dari kesepakatan kami sebelumnya.
Menjemput Tara lalu pergi ke tempat ibadah.

"Tara, kamu sudah siap?" tanyaku dengan mengirim SMS padanya.

"sudah, nanti kamu tunggu di depan pagar rumah yah." balas Tara.

Ok!...

No problem bagiku..
"Mau depan pagar rumahmu kek, rumah tetangga kek nggak masalah. Intinya bisa jemput dirimu." Bicara pada hati dengan senyuman sinis.

Dengan segera menghidupkan motor lalu pergi menjemputnya.

Tak butuh waktu lama kerumahnya karna kami masih sekompleks..
Sesampainya didepan pagar rumahnya, Tara pun menghampiriku. Rupanya Tara sedikit heran,,

"Naik motor yah?" bertanya penuh keheranan.

"Yaiyalahh, Masa naik kuda." jawabku dalam hati...  Wkwkwk

"Iya naik motor. Kenapa?" jawabku.

"kirain jalan kaki." jawabnya dengan sedikit ragu-ragu.

Sudahlah.,
Yukk naik,, Tara pun naik lalu segera tancap gas menuju tempat ibadah.

Soal kejadian tadi, aku tak mengerti apa yang ada dipikirannya.  Mungkin dia kaget ketika aku menjemputnya pakai motor. Mungkin pikirnya masih bocah jadi belum bisa bawa motor..  Hahahahahaha

Dalam perjalanan menuju tempat ibadah, kami tak banyak basa-basi dan tak ada pelukan hangat.
Yang ada hanyalah rasa hening dan nyaman ketika kami melaju dijalan.

Sesampainya di tempat ibadah,  kami segera masuk untuk beribadah. Semoga cinta kasih dan damai sejahtera mewakilkan keadaan yang sedang terjadi.

Sambil melihat keatas, aku pun berkata dalam hati dengan ucapan

"Thanks God dia begitu indah hari ini."

***

Masa Lalu (REVISI ULANG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang