Setelah bangun tidur, gue berniat ke dapur buat minum sebentar tapi diruang tengah pemandangan menyebalkan membuat gue melongo. Tv masih nyala, sampah makanan dimana mana, meja, sofa, dan karpet yang tidak pada tempatnya. Siapa lagi pelakunya kalo bukan dua sejoli itu.
Bener-bener memuakkan.
Gue menghampiri Devan yang tidur disofa, ditangannya pun hp masih bertengger. Lalu gue beralih ke Lucas, kalo dia tidur dikarpet dengan posisi telentang. Sama kaya Devan, ditangannya masih menggenggam hp.
Bisa gue tebak mereka tadi malem begadang main mobile legend. Dan Lucas kayanya ketiduran dirumah gue gara-gara ngegame.
Cara banguninnya gimana ya?
Hmm. Gue ada ide nih.
Kedua tangan gue diletakkan di sisi mulut kanan dan kiri, berguna buat mengeraskan suara gue.
"KEBAKARAN! KEBAKARAN! TOLONG KEBAKARAN!" teriakan gue menggema diseluruh ruangan. Dan cara gue pun akhirnya berhasil.
Lucas dan Devan tiba-tiba bangun sambil celingukan. "Hah?! Kebakaran?! Mana?" tanya Lucas panik yang habis bangun tidur, dia malah lari ke kamar mandi.
"Devan panggilin pemadam kebakaran ya teh?"
Gue memutar bola mata malas, "gak ada kebakaran." ucap gue menghentikan kegiatan Devan yang mau nelfon pemadam kebakaran. Lucas yang balik sambil bawa air pake gayung pun ikut diem mematung disebelah gue.
"Apa lo bilang? Gak ada?" tanya Lucas.
Gue ngangguk. "Ya emang gak ada. Salah siapa kalian berdua tidur udah kaya monyet. Mana nyampah lagi."
Lucas mendekat ke arah gue dengan tampang marah. "Bener bener ya lo!" kemudian,
Byurr!
Gayung berisi air yang tadi dipegang sama Lucas, disiramin ke kepala gue. Iya disiram. Diruang tengah ini, dihadapan Devan yang bisa gue tebak lagi melongo melihat kelakuan Lucas.
"NGAPAIN LO GUYUR GUE NYET?!"
Lucas mengangkat bahu acuh. "Pengen aja." jawabnya bodo amat.
Gila aja nih orang satu. Seenak jidat aja guyur orang. Mana gak tau tempat lagi. Helow!
Masih mending kalo Lucas guyur gue dikamar mandi atau gak dihalaman depan. Lah ini? Ruangan udah kacau malah dibikin kaya kapal pecah. Untung aja gak kena karpet atau barang berharga lainnya.
"Lo bisa gak sih Cas gak berbuat seenaknya?" tanya gue, jengah.
"Seenaknya gimana?"
"Ya ini, guyur orang sembarangan, gak liat tempat, ini tuh rumah orang."
"Ini kan rumah lo. Bukan rumah orang."
"Lo pikir gue bukan orang?"
"Bukan."
"Terus apa?"
"Manusia."
Sabar Hani!
Kalo aja tadi mama gak berangkat pagi banget buat ke toko. Dipastikan Lucas gak akan berani ngelakuin hal kek gini.
Memutar bola mata malas, gue melangkah menuju dapur. Kembali ke niat awal gue sebelumnya yaitu untuk minum. Lalu yang kedua mengambil pel pel-an yang berada disamping ember.
"Pel buruan." pelnya gue lempar aja ke Lucas. Iyalah Lucas yang harus ngepel. Masa gue?
Lucas nurut aja sesuai perintah gue. Dan dia mulai bekerja. Setelah Lucas teratasi gue pun menghampiri Devan disofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengil | Lucas
РазноеCuma nyeritain Lucas dan segala ketengilannya - Bahasa non baku - Just for fun ©ahraaly