Hyunjin menatap ke luar jendela unit apartemen nya dengan perasaan gelisah. Belakangan ini kasus pembunuhan kerap terjadi di negara tempat tinggal nya. Bukan sekedar pembunuhan biasa, tapi pembunuhan berantai.Dua bulan terakhir ada lebih dari 7 kasus yang di ekspos media. Hyunjin tau bahwa ada lebih dari 7 kasus yang terjadi dua bulan terakhir, ia tau dari woojin , sepupu nya yang bekerja sebagai polisi.
Setiap korban memiliki kriteria yang sama, berambut pirang , manis , dan punya postur tubuh tinggi. Korban dibunuh dengan keji. Mulutnya di robek hingga ujung kemudian dijahit lagi hingga tertutup rapat. Kedua tangan dipatahkan kemudian diikat menyilang. Sedangkan kaki nya penuh dengan sayatan dalam.
Dan hyunjin mengkhawatirkan sahabatnya yang tak kunjung pulang. Sahabat nya lee felix, berambut pirang , berwajah manis , dan cukup tinggi.
Felix memang bilang akan pulang larut, tapi ponsel sahabatnya sama sekali tak bisa di hubungi sejak 5 jam yang lalu. Hyunjin amat khawatir.
Ah , hyunjin ini seorang jurnalis. Beberapa hari ini ia berkutat dengan kasus pembunuhan berantai ini untuk sebuah artikel serial killer. Menelaah setiap potongan kasus nya dengan teliti, beruntung woojin memberinya detil kasus dengan cuma cuma.
Hyunjin punya gelar sarjana psikologi, dari kasus pembunuhan berantai ini ia bisa menarik beberapa kesimpulan.
Pertama, pembunuhnya sudah di pastikan punya kenangan buruk dengan orang-orang yang berambut pirang, berwajah manis dan punya postur tinggi.
Kedua, pembunuhnya adalah seorang pria yang berkarisma. Setiap korban ditemukan dalam keadaan terisi sperma, dan tidak ada tanda tanda pemerkosaan. Seolah para korban dengan sukarela menyerahkan tubuh nya.
Ketiga, pembunuhnya pengidap obsession compulsif disorder. Ia menjahit korban nya dengan rapi. Membunuh tanpa menyisakan darah menempel ditubuh korban nya. Bahkan pola sayatan di kaki para korban sama persis. Dan cara ia membuang korban pun sama. Begitu detil dan benar benar bersih.
Seorang psikopat akan terus membunuh sampai ia menemukan alasan untuk berhenti.
Hyunjin mendengar suara kombinasi kunci apartemennya. Dan tidak lama kemudiam felix datang dengan seorang pria pucat.
"Kemana saja siih, di telepon ga bisa" kesal hyunjin.
Felix terkekeh pelan , "maap ya hyunjin, tadi hp nya di silent. Oh iya kenalin ini temen aku, kak chan, kak chan ini hyunjin"
Chan dan hyunjin berjabat tangan sebagai bentuk formalitas sebuah perkenalan.
Hyunjin mengernyit, mereka berdua bau sperma! Dan apa apaan itu, leher felix penuh tanda.
Hyunjin memutar matanya malas, sahabat nya itu memang suka ganti ganti pasangan.
Ia sudah bisa tenang karena felix sudah pulang. Ia bisa melanjutkan pekerjaannya lagi. Hyunjin terbiasa bekerja diruanh tengah. Kertas kertas yang berisi identitas korban berserakan diatas meja. Laptop nya menyala menampilkan sebuah aplikasi peta , ia menghubungkan lokasi penemuan jasad korban dan lokasi tempat tinggal korban.
Seperti yang hyunjin duga jika pembunuhnya pengidap OCD. Lihat bagaimana setiap titik itu jika ditarik garis lurus makan akan membuat sebuah pola heksagonal. Ada satu titik yang belum terisi untuk menyempurnakan garis heksagson itu. Dan jika hyunjin benar maka akan ada korban dari daerah tempat tinggal nya.
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
neowa na | chanjin
Fanfictionini bukan sekedar sarapan bersama di pagi hari. bukan pula sekedar tidur di ranjang yang sama. ini tentang kita, tentang aku dan kamu.