Sudah sekitar dua minggu berlalu, felix tidak lagi pulang bersama bangchan. Tetapi dengan pria lain yang bernama changbin.Hyunjin tidak terlalu ambil pusing.
Suatu hari, ketika hyunjin suntuk bekerja di apartement, ia pergi ke sebuah cafe di dekat sana. Sambil menyesap kopi nya ia berpikir lebih dalam, kembali bergelut dengan artikel serial killer nya.
Dia butuh satu hal lagi sebelum menerbit kan artikel nya.
Hyunjin sudah menerima daftar orang orang yang ditemui para korban sebelum mereka ditemukan tewas. Dan juga beberapa analisis kasar dari pihak kepolisian. Hyunjin tau ini ilegal bagi warga sipil sepertinya untuk tau informasi sebanyak ini.
"Kau masih mengerjakan artikel serial killer itu" seseorang datang menyapanya dan duduk dihadapan hyunjin.
Ia bangchan.
"Hm, pembunuh ini benar benar pintar. Bahkan tidak ditemukan bukti di tkp, sperma yang tersisa di tubuh korban pun tidak cukup untuk mencari tau siapa pelakunya" ujar hyunjin sambil membenarkan letak kacamatanya.
"Dia pasti punya alasan kuat untuk membunuh, kau tau, orang bisa jadi psikopat karena masa lalu yang buruk. Seperti di khianati misal nya. Jika kau menelisik lebih jauh tentang korban korban yang di ekspos media, mereka semua adalah para wanita yang pernah atau sedang menghianati pasangannya" ujar bangchan.
Hyunjin memang sudah tau fakta itu dari woojin. Tapi ia tidak tau kalau bangchan juga mengetahui nya.
"Menurutmu, kenapa ia berhenti?" Tanya hyunjin.
"Ia sedang mempersiapkan pembunuhan berikutnya" jawab bangchan.
Hyunjin menaikkan alis nya, menyesap kopi nya kemudian berujar , "huh, kau terdengar yakin, seperti pelaku nya saja"
Bangchan tertawa pelan, suara tawa nya terdengar ramah,
"bagaimana jika memang aku?"
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
neowa na | chanjin
Fanficini bukan sekedar sarapan bersama di pagi hari. bukan pula sekedar tidur di ranjang yang sama. ini tentang kita, tentang aku dan kamu.