Bangchan hanya tersenyum miris. Barusan ia menelpon hyunjin menanyakan keberadaan kekasihnya
"Aku di apart kok kak" ujarnya. Tapi bangchan bisa lihat dengan jelas hyunjin duduk di sudut resto bersama changbin. Sedang bermesraan menikmati makan siang bersama.
"Ah oke, saya bakal pulang telat malam ini, kalau ngantuk , kamu tidur duluan aja , jangan nunggu."
Dari sebrang sana hyunjin menjawab , "okay kak" bangchan bisa lihat dari tempat nya tangan hyunjin terulur untuk mengusap bibir changbin.
Bangchan menghembus napas berat. Lalu pandangannya menggelap, seseorang telah menutup pemglihatannya.
"Jangan di lihat kak" suara lembut itu menyapa nya.
Itu seungmin, kekasih changbin.
Seungmin mendudukkan dirinya didepan bangchan. Menghalangi pandangan pria itu dari kekasih nya.
Yang lebih muda tertawa miris, "bodoh ya kita, sudah tau mereka begitu tapi masih tetap cinta" ujar nya.
Bangchan terkekeh, membenarkan apa yang barusan diucapkan seungmin.
"Kenapa kakak masih bertahan, ini kan bukan pertama kalinya hyunjin begitu"
Bangchan menunduk dalam. Berusaha merenungkan alasan kenapa ia bertahan.
Ia tersenyum, "aku mencintai hyunjin saja tanpa alasan, bagaimana bisa untuk bertahan pun butuh alasan."
"Seungmin, jika aku mematok alasan untuk bertahan mencintai hyunjin, maka aku cinta pada nya bukan karena itu dia, tapi karena alasan alasan yang ku punya--kau mengerti maksud ku kan?"
Seungmin mengangguk paham.
"Aku penasaran, apakah mereka berdua juga mencintai kita?" Tanya seungmin.
Bangchan tidak berucap dengan suara nya, ia mengucapkannya dalam hati, "aku harap begitu"
Hari lainnya , bangchan libur dan hyunjin juga libur. Mereka berdua duduk di sofa ruang tengah. Bangcham menonton berita pagi di televisi dan hyunjin sibuk dengan ponsel nya.
Kekasih manis nya itu sesekali terdengar menahan tawanya. Wajah nya berseri , terlihat amat bahagia. Wajah yang dulu selalu ia lihat kini bukan lagi tertuju untuk nya.
Bangchan lagi dan lagi selalu mencoba untuk memaklumi hyunjin. Memahami bocah 20 tahun itu bahwa pria dewasa sepertinya kolot dan membosan kan. Begitu kaku dan tidak cocok dengan anak muda seperti hyunjin.
Bangchan selalu sabar dan sabar. Entah berapa kali hati nya berdenyut sakit karena hyunjin. Entah berapa kali bangchan melihat hyunjin dengan changbin. Jalan berdua sambil bergandengan tangan. Beda sekali ketika ia pergi bersama hyunjin. Pemuda itu akan selalu sibuk dengan ponsel nya.
Sibuk melamun, bangchan dikagetkan dengan suara ponsel nya. Sebuah panggilan dari seungmin.
Bangchan sengaja mengangkat teleponnya disebelah hyunjin. Ia berharap hyunjin mendengar percakapan mereka , dan bangchan berharap hyunjin cemburu.
Dari seberang sana seungmin terdengar tertawa tapi bangchan amat yakin bahwa pemuda itu menangis, tawa nya hanya untuk menutup isak.
"Kami--hahah kami selesai" --ucap nya.
Tangis seungmin begitu memilukan , membuat bangchan tergerak untuk menghampiri pemuda itu. Mereka adalah teman senasib seperjuangan. Bangchan tentu mengerti bagaimana perasaan seungmin.
"Dimana? Meski masih pagi, mau minum bersama? Saya jemput kamu" ujar bangchan yang sukses membuat hyunjin menoleh padanya.
Hyunjin tau pasti, bangchan tidak pernah menggunakan saya-kamu dengan orang lain selain dirinya. Bangchan bilang bahwa panggilan itu untuk orang terkasih.
"Hyunjin, aku pergi dulu" tanpa menunggu respon dari hyunjin pria itu langsung melesat pergi.
"Kenapa jadi aku-kamu!?" Batin hyunjin tak terima.
Kesal. Hyunjin mengikuti bangchan. Ia penasaran apa yang mengubah kekasih nya.
Dan hyunjin melihat bangchan sedang berusaha menenangkan seungmin. Hyunjin sudah tau dari changbin jika mereka berpisah. Tapi ia sama sekali tidak tau kalau kekasihnya dekat dengan seungmin.
Langkah kaki hyunjin dengan ringan menghampiri bangchan dan seungmin.
"Kak, kenapa disini sama seungmin?" Tanya hyunjin.
"Dia baru putus, aku datang untuk nenangin dia"
"Kenapa harus kakak!? Seungmin punya banyak temen yang lain. Terus kenapa ke aku ngomong nya aku-kamu, ke seungmin saya-kamu. Kalian selingkuh?" Tanya hyunjin.
Dengan tatapan pilu bangchan berucap, "kamu yang buat saya begini. Saya tau kalau changbin dan kamu itu---something"
Dan hyunjin terdiam. Sama sekali tidak ada yang salah dalam ucapan bangchan.
Sama sekali tidak ada niat hyunjin mengelak. Karena memang benar adanya.
"Hyunjin, bagaimana kalau kita juga akhiri hubungan ini."
-finish

KAMU SEDANG MEMBACA
neowa na | chanjin
Fanfictionini bukan sekedar sarapan bersama di pagi hari. bukan pula sekedar tidur di ranjang yang sama. ini tentang kita, tentang aku dan kamu.