Ketika seorang penulis menghilang, ada dua hal yang mungkin jadi penyebabnya.
Pertama, mungkin ia butuh waktu untuk mempersiapkan tulisan berikut nya.
Atau,
Kedua, ia berhenti.
Dan hyunjin sedang gelisah sekarang. Seorang penulis blog dengan nama pena CB97 sudah hampir 2 bulan tidak lagi mempublish karya nya di blog. Hyunjin selalu menunggu dengan sabar nya.
Hampir setiap hari ia mengirimi si CB97 ini pesan di setiap komentar postingannya, di email dan juga berapa media sosial.
Tapi nihil.
Bahkan media sosial nya pun tidak menunjukkan tanda tanda adanya aktivitas.
Ah, hyunjin rindu CB97.
Yang hyunjin tau tentang penulis kesayangannya adalah ia adalah pria kelahiran tahun 97. Tidak lebih dari itu.
Pria ini misterius sekali, membuat hyunjin semakin penasaran dan berusaha mencari tau siapa sosok di balik layar itu.
Postingan terakhir nya adalah sebuah puisi yang menceritakan tentang seseorang yang hanya mengagumi pujaan hati nya dari jauh.
Hyunjin tersentuh membaca setiap bait puisi nya. Hyunjin bisa merasakan jika puisi ini dibuat dari lubuk hati terdalam. Benar benar menyentuh hingga ke dasar hati.
Karena , puisi ini terasa begitu mewakili diri nya.
Tentang ia yang hanya bisa mengagumi dari jauh.
Pukul 5 , sore hari.
Hyunjin menggerakkan kursi roda nya hingga ia sampai ke jendela, ia membuka jendela dan mendapati tetangga nya yang sedang menyiram kebun bunga milik ibu nya.
"Kak chaan!! Selamat sore" sapa hyunjin.
Yang di panggil kak chan menoleh. "Hai hyunjin! Sendirian lagi?"
Hyunjin mengangguk. Setiap sore ia memang selalu sendirian. Bangchan mematikan kran air, mengeringkan tangannya yang sedikit basah dengan baju nya sendiri kemudian jalan menghampiri hyunjin.
"Mau menyiram bunga?" Tanya bangchan.
Hyunjin mengangguk antusias.
"Tunggu didalam, pangeran akan menjemput kereta kencana tuan putri nya"
Hyunjin hanya terkekeh geli.
Omong-omong, mereka baru dekat dua bulan terakhir. Bangchan itu tetangga baru hyunjin yang introvert. Mereka jadi dekat karena bangchan membantu hyunjin yang jatuh dari kursi rodanya ketika ia sedang menyirami tanaman.
Bangchan datang lalu mendorong kursi roda hyunjin keluar rumah hingga ke pekarangan kebun bunga milik ibu nya.
Ia memberikan selang kemudian menyalakan kran. Hyunjin tampak senang ketika ia berhasil membasahi bunga bunga itu dan juga bangchan.
Ah iya, hyunjin mengalami kelumpuhan. Ia kecelakaan di usia 13 yang mematikan saraf nya dari pinggang ke bawah. Hidup nya jadi bergantung dengan kursi roda.
"Kak, masuk ayo, kakak basah kuyup, maaf ya, hehe"
Bangchan pun mendorong kursi roda hyunjin masuk ke rumah nya. Disana sudah ada nyonya bang yang sedang membuat cookies.
"Wah , hyunjin datang. Kebetulan tante sedang bikin cookies. Temani bangchan nanti kesini lagi ya" ucapnya.
"Siap tante" balas hyunjin sambil masang pose hormat.
Bangchan kembali menuntun kursi roda hyunjin masuk ke kamar nya.
Ini pertama kalinya hyunjin masuk ke dalam kamar bangchan.
Dan ia tertegun.
Ada sebuah banner kecil bertuliskan "CB97"
Sementara bangchan mengganti pakainnya di kamar mandi, hyunjin menggerakkan roda kursi rodanya menghampiri meja komputer milik bangchan.
Ia menyentuh keyboard nya , menekan nya membuat komputer yang di sleep itu menyala.
Ada sebuah lembaran word yang didalam nya berisi sebuah puisi.
Dalam sekali lihat hyunjin tau bahwa itu adalah tulisan penulis kesayangannya.
"Kak chan , jadi kak chan--" hyunjin tidak mampu berkata kata.
Ada perasaan membuncah dalam dadanya
Orang yang ia sukai dari jauh adalah orang yang sama dengan penulis kesayangannya.
"Ah ketahuan ya" suara bangchan terdengar.
Hyunjin memutar kursi rodanya matanya telah basah oleh air mata. Bibir nya mengerucut lucu menahan isakan.
"Kakaakk...hiks" satu isakan lolos.
Bangchan terkekeh, kemudian mendekati hyunjin.
Hyunjin yang hanya bisa menggerakkan tubuh atas nya pun memeluk perut bangchan.
"Kenapa ga bilang kalau itu kakak--kak chan baca semua pesan ku kan ?"tanya hyunjin.
"Hm" bangchan hanya membalasnya dengan gumaman.
Ia kemudian mengangkat tubuh hyunjin dan mendudukan yang lebih muda di sofa. Ia mengangkat hyunjin dengan gendongan ala pengantin omong omong. Membuat semburat pink tak luput dari kedua pipi hyunjin. Bagaimana pun bangchan adalah orang yang ia sukai terlebih bangchan juga si CB97 yang amat ia kagumi.
"Akhirnya aku bisa ketemu sama CB97, ehe" hyunjin sudah tidak menangis lagi.
"Mau tanda tangan?" Tanya bangchan
"Boleh kah kak?"
"Hyunjin bisa minta kapan pun dan sebanyak apapun"
Hyunjin tidak bisa menutupi rasa bahagia nya.
"Oh iya kak, puisi yang kakak post terakhir itu bagus bangeet. Kakak kaya nya lagi jatuh cinta banget ya sama orang yang ada dalam puisi itu?" Tanya nya.
"Iya, keliatan banget ya?"
Bibir hyunjin sesaat membuat kurva turun. Bangchan sempat melihat nya. Ia tersenyum kecil. Sangat kecil hingga tak terlihat oleh hyunjin.
"Puisi itu buat kamu"
Hyunjin mau menyublim saja!
-fin
KAMU SEDANG MEMBACA
neowa na | chanjin
Fanfictionini bukan sekedar sarapan bersama di pagi hari. bukan pula sekedar tidur di ranjang yang sama. ini tentang kita, tentang aku dan kamu.