3. Regular

256 55 30
                                    

Jungwoo menatap layar ponselnya kecewa, tidak ada satupun panggilan dari suaminya atau dari Taeyong.

Ia gelisah setelah mengecek ternyata pulsa di ponselnya itu telah habis dan ia lupa membelinya.

Oh maybe maybe~~

Jungwoo dengan cepat mengangkat telepon. Ia tersenyum puas karena akhirnya Taeyong menelponnya.

"Taeyong ah!"

'Ah ne Jungwoo-ya? Kau terdengar panik? Ten baik baik saja kan?'

"Taeyong ayo cepat pulang! Ten sakit!"

'Kau serius? Ah tapi maaf aku tidak bisa pulang, aku minta tolong padamu bawa dia ke klinik,'

"Tae!"

Taeyong sudah buru buru menutupnya. Jungwoo tidak tahu lagi harus berbuat apa. Suami Ten yang menurutnya penyayang itu lebih mementingkan pekerjaan dari pada Ten.

###

Lucas menatap Taeyong yang sedang gelisah di sampingnya. Ia melirik layar ponsel Taeyong dan tertera nama Jungwoo di ponselnya.

"Jungwoo menelponmu? Ada apa?" Lucas melepas satu kancing kemeja teratasnya. Kembali menatap Taeyong.

"Ten sakit, tetapi bukankah kita ada meeting nanti? Dan nanti sore juga kita akan berangkat ke tokyo," Taeyong berdiri, berjalan menjauh meninggalkan Lucas yang tadi duduk di sebelahnya.

"Suami macam apa dia?"

###

Mark sedari tadi mengelus tangan pacarnya -Haechan- di rumah kost yang ia tempati sekarang. Ya, mereka tinggal di rumah kost semenjak kuliah untuk memperpendek jarak dari rumah ke tempat kuliah.

"Chan,"

"Hm," kebiasaan Haechan, ia selalu mengabaikan panggilan Mark membuat Mark geram. Ia selalu sibuk dengan ponselnya sendiri.

"Sudah berapa kali aku katakan, tidak ada ponsel jika kita sedang berdua," Mark merebut paksa ponsel yang sedang menjadi objek menarik untuk Haechan.

Ia mengecek layar ponsel Haechan. Mark tersenyum miring dan menatap sebal Haechan.

Apa maksudnya membuka buka akun instagram milik Jeno?

"Haishh Mark kembalikan!" Haechan melompat lompat berusaha mengambil ponsel yang diangkat Mark setinggi mungkin. "Ck Mark kembalikan!! Aku sedang berurusan penting!!"

"Berurusan penting apa? Membuka instagram selingkuhanmu dulu itu?" Mark menyodorkan ponselnya kepada Haechan namun saat Haechan akan mengambilnya, Mark langsung melempar ponsel itu ke arah tembok.

"Mark!!! Hikss kenapa kau merusak ponselku?? Apa kau tidak tahu jika ponselku itu mahal?" Mark hanya cuek mendengar tangisan Haechan, ia duduk di meja belajarnya.

"Aku kan sudah bilang padamu berkali kali! Apa kau tuli? Kau pikun? Tidak kan?!" Mark menggebrak mejanya membuat Haechan yang sedang menunduk ketakutan pun menangis semakin menjadi.

Haechan mengambil tas yang ia letakkan di atas kasur, ia segera pergi dari kamar yang ia tempati.

"Chan..."

BUKU 2 - TAETEN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang