15. Masalah

230 39 39
                                    

>Taeyong pov<

Aku bahkan bingung dengan diriku sendiri, kenapa aku mau melakukan hal yang seharusnya tidak boleh aku lakukan? Bukankah aku sama saja menghianati Ten.

Menurutku aku itu begitu jahat, saat Ten sedang mengandung seperti ini aku malah menuruti kemauan Jisoo, menemani dia berbelanja.

Aku tidak tahu perasaanku sekarang, aku tidak menyukai Jisoo tetapi kenapa aku tidak mau melepaskannya, entahlah aku bingung.

Sedangkan perasaanku pada Ten sama seperti biasanya meskipun akhir akhir ini aku jarang sekali pulang ke rumah. Tidak memperhatikan Ten setelah empat bulan ini Ten hamil. Dan Ten maupun yang lainnya tidak tahu kegiatanku sekarang.

Aku seperti sedang dihipnotis, dihipnotis agar seolah olah dengan Jisoo itu tidak masalah, maksudku tidak ada perasaan benci atau apapun. Entahlah mungkin kalian bisa definisikan aku ini kenapa? Apa aku lama kelamaan menyukai Jisoo?

Oh astaga Lee Taeyong, hey! Kau sudah beristri. Aku tidak boleh mencintai siapapun kecuali Ten dan anak anakku.

Aku merindukan Ten, ingin menciumnya, tetapi Jisoo seolah tidak mau melepaskanku.

>Taeyong pov end<

Ten menunggu Taeyong dirumah. Ia menggunakan pahanya untuk bantal kepala David yang sedang tidur. Sementara tangannya ia gunakan untuk mengelus perutnya sendiri.

Sudah hampir larut malam, Taeyong belum juga pulang. Bukan hanya sekali, namun berkali kali Ten merasa Taeyong selalu pulang terlambat.

Ponsel Ten berdering, yang ditunggu akhirnya menelpon, ia mengangkatnya karena ingin bertanya.

'Halo Ten,' 

"Ne hyung? Kenapa hyung belum pulang juga? Aku menunggu hyung,"

'Kurasa hari ini aku akan pulang besok siang, pekerjaanku masih menumpuk, kau tidurlah, itu tidak baik untuk calon bayi kita, saranghae~'

Ten hanya diam lalu mematikan sambungan telepon itu. Lagi dan lagi, Taeyong selalu tidak pulang. Ten sebenarnya curiga, tetapi ia tidak ambil pusing, mungkin sebaiknya Ten besok mengantarkan makanan ke kantor Taeyong untuk sarapan.

"Mama.... Ayah dimana?? David ingin memeluk ayah..." David yang tidur itu tiba tiba terbangun. Sepertinya David sedikit terganggu ketika Taeyong menelpon.

"Ayah akan pulang nanti sayang, sekarang David tidur lagi Ya? Mama kembali ke kamar," Ten baru saja akan pergi tetapi tangannya ditahan oleh David.

"Mama tidur disini saja... hikss David takut," David meneteskan air matanya, ia ingin tidur setidaknya dengan Ten.

"Yasudah,"

###

Taeyong terbangun ketika pagi. Melihat langit langit kamarnya yang tampak berbeda, ia menepuk dahinya sendiri karena lupa jika ia sedang tidur di kantor, bersama Jisoo.

"Taeyong-ie kau sudah bangun?" Suara Jisoo terdengar tidak jauh dari tempat Taeyong, Dia sedang duduk dan bermain ponsel di sofa.

"Hm,"

"Taeyong-ie aku membuatkanmu susu, minumlah," Jisoo menyeringai setelahnya, nampaknya Taeyong yang setengah sadar itu hanya mengangguk dan meneguk gelas susu hingga habis tanpa mengetahui jika Jisoo mencampurkan sesuatu ke dalam susu tersebut.

'Dan sebentar lagi Taeyong akan menikahiku,'

Entah apa yang terjadi selanjutnya.

BUKU 2 - TAETEN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang