"Ayah tanya pada David, apa David mau memiliki adik?" Taeyong duduk mensejajarkan tubuhnya dengan David yang berdiri di depannya sambil menangis.
David menggeleng, lalu kepalanya menunduk dan bahunya bergetar karena ia menangis, "David tidak mau, bagaimana jika nanti ayah dan mama tidak sayang dengan David lagi,"
"Kenapa David bilang begitu?"
"Teman David yang bilang,"
Taeyong hanya menggeleng dan terkekeh dengan sikap David, rupanya David tidak mau kasih sayangnya terbagi dengan adiknya nanti.
David lalu pergi kekamarnya setelah menjawab pertanyaan ayahnya. Ia memilih untuk tidur siang.
Taeyong sendiri menghampiri Ten yang nampaknya masih marah padanya soal Jisoo tadi.
"Ten," Taeyong memeluk Ten dari belakang, meletakkan kepalanya di ceruk leher istrinya itu, tangannya mengelus perut istrinya itu dengan lembut.
"Pergi hyung, jangan menempel padaku," Ten melepaskan pelukan Taeyong dan pergi ke kamar David, daripada harus dengan Taeyong lebih baik ia tidur dengan David.
###
Taeyong merasa bosan, jika ia harus tidur saat ini mungkin kantuknya belum datang, ia meraih topinya. Taeyong berniat akan membeli sesuatu yang bisa di makan di Supermarket yang tidak jauh dari rumahnya.
###
Taeyong menuju supermarket dan berbelanja. Tidak lupa ia menyamar untuk menghindari para wartawan atau penggemar yang menghampirinya.
Bukan wartawan atau penggemar, tetapi seseorang menggandeng tangannya dan bergelayut tanpa malu. Kalian pasti tau dia siapa.
"Jisoo?"
"Hai Taeyong, kita bertemu lagi, mungkin karena jodoh, ayo temani aku belanja," sungguh tidak tahu malu, siapa dia meminta Taeyong untuk menemani belanja, Ten saja tidak pernah minta ditemani, bukan tidak pernah hanya saja Taeyong tidak pernah mau jika Ten memintanya menemani.
"Tidak,"
"Oh ayolah sekali saja," pinta Jisoo lagi.
"Haissh pergilah! Aku sedang sibuk," Taeyong pergi dengan melepaskan tangan Jisoo yang memeganginya. Ia kembali memilih bahan makanan agar Ten tidak perlu repot berbelanja lagi.
"Aduh...!!"
"Kenapa?" Bukan karena Taeyong perhatian tetapi ia bertanya karena takut ini karena perbuatannya. Setelah ia menoleh ternyata Jisoo hanya jatuh, ia menggelengkan kepala tidak peduli dan kembali berjalan.
"Akhh Taeyong tolong aku ini sakit sekali, tolong bantu aku berdiri" pinta Jisoo dengan dramatis.
"Ck menyusahkan," Taeyong kembali pada Jisoo, ia menarik tangan Jisoo untuk berdiri.
"Taeyong-ie sepertinya aku tidak bisa berjalan, tolong gendong aku ke mobil,"
"Ck,"
Taeyong terpaksa menggendong Jisoo menuju mobilnya, barang belanjaannya masih ada di troli, ia meminta salah satu penjaga supermarket untuk menunggu barang belanjaannya dan sebagai jaminannya, ia meninggalkan dompet miliknya di troli tersebut.
###
Taeyong selesai menggendong Jisoo menuju mobilnya, ia harus segera kembali ke supermarket karena ada dompetnya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKU 2 - TAETEN [✔]
Fiksi PenggemarAku tidak percaya dia terpesona padaku walau hanya dengan melihat dari celah buku