17. teman

213 35 31
                                    

Malam ini Ten tidur sendiri, ia kembali ke kamar setelah David tidur. Taeyong? Dia entah pergi kemana setelah cekcok dengan Ten sore tadi.

Ten sedikit terganggu tidurnya ketika bau alkohol menyengat di hidungnya. Taeyong datang kekamarnya dengan dirangkul oleh Hendery. Taeyong terlihat mabuk dan terkulai lemas.

"Ten hyung, tolong dia, dia mabuk, umm aku permisi," Hendery segera pergi setelah menuntun Taeyong ke kasur. Ia menutup pintu kamar Taeyong.

Ten pergi ke dapur untuk mengambil air hangat. Ia kembali dengan gelas berisi air hangat dan membawa handuk.

Ia perlahan mengusap wajah Taeyong yang penuh peluh. Ia melepaskan sepatu yang dipakai oleh Taeyong. Ia naik ke kasur dan duduk di sebelah Taeyong yang sepertinya sudah tidur. Melepaskan satu persatu kancing kemeja Taeyong sebelum melepaskannya. Ia memakaian piyama tidur untuk Taeyong, hanya baju, tidak untuk celana.

Ten beranjak dari kasur setelah mendengar suara tangisan kecil David di kamar sebelah, ia akan tidur di kamar David, rencananya. Namun Taeyong menahan tangan Ten dan menarik Ten untuk tidur di atasnya.

"Huh?" Ten sedikit terkejut ketika tangannya ditarik oleh Taeyong. Pipinya sedikit merona ketika menatap wajah sayu Taeyong sedekat ini tanpa mengingat jika ia sedang marah kepada Taeyong.

"Tetaplah disini, tidur bersamaku, aku ingin memelukmu," apa apaan ini? Ten mendengus kesal dan segera bangkit dari atas tubuh Taeyong. Apa ia tidak ingat jika sore Tadi Taeyong sempat membentaknya dan memukulnya.

"Jangan banyak permintaan, David membutuhkanku lebih baik kau tidur," ucapan Ten terdengar dingin. Taeyong sepertinya melupakan kejadian sore tadi.

###

David bergerak gelisah di tempat tidurnya. Ia menggenggam selimutnya dengan erat seperti sedang menahan sesuatu. Didengarnya isakan kecil di telinga Ten. David menangis?

Dengan cepat Ten duduk di tepi ranjang. Ia mengelus surai David dengan lembut berusaha untuk menenangkannya. Merasa anaknya tidak berhenti menangis.

"Sayang... kenapa?" Ten menarik David ke dalam pangkuannya. Ia menarik selimut untuk menutupi badannya dengan David.

"Hiks.. David mimpi buruk mama.." tangan dingin David menyentuh lengan Ten. Ia menatap Ten dengan sedih. "Ayah tidak memukul mama kan?" Yang ditakutkan David bisa saja terjadi karena orang tuanya sedang ada masalah.

"Tidak sayang, ayah tidak akan memukul mama, ayah itu baik," Ten terpaksa menunjukkan senyumnya.

"Tapi kemarin ayah memukul mama dikamar..." David menatap Ten dengan mata bulatnya, bahkan air matanya menetes keluar.

Ten mengecupi mata David. Entah kenapa Ten merasa jika David itu sangat mengerti dirinya. Ia akan memeluk David hingga pagi.

###

Taeyong bangun dan memegangi kepalanya yang terasa pusing. Ia berjalan menuju dapur yang tidak ada bau masakan.

Kakinya melangkah dengan gontai. Dia melirik kamar David, pantas saja tidak ada makanan, Ten masih tidur dengan memeluk David.

"Hei bangun, Ten buatkan aku sarapan," Taeyong menggerakan bahu Ten tanpa mengganggu David.

Ten yang memangku David yang tidur itu pun terbangun dan perlahan meletakkan David di kasur.

BUKU 2 - TAETEN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang