18. kehilangan

326 37 35
                                    

Chapter ini cukup panjang

Ten menatap layar ponsel yang menampakkan fotonya dengan Taeyong saat jaman kuliah. Keduanya tidak pernah ada masalah. Ten merindukan masa masa itu, masa dimana Taeyong tidak pernah melakukan kekerasan padanya.

Ia melirik ke sampingnya, Taeyong sudah tidur dengan pulas sambil memeluk guling. Ten memberanikan diri untuk menyejajarkan tubuhnya dengan Taeyong, dengan ragu tangannya menyentuh pipi Taeyong tanpa mengganggunya.

Ia tertidur tanpa sadar sambil menyentuh pipi Taeyong.

Taeyong terbangun, ia melihat tangan Ten yang menyentuh pipinya. Ten tertidur di depannya, wajahnya begitu dekat. Taeyong memajukan wajahnya, semakin dekat hingga bibirnya menyentuh bibir Ten. Ia mengecup bibir Ten sekilas dan memeluk Ten hingga pagi.

###

Pagi hari Ten terbangun, ia melirik sampingnya, Taeyong sudah tidak berada di kamar. Kunci mobil yang awalnya berada di atas nakas pun sudah tidak ada. Ia bangun dan menuju jendela kamarnya, melihat mobil Taeyong yang sudah tidak ada di tempatnya. Taeyong sudah pergi, batinnya.

Lebih baik Ten membangunkan David yang masih tidur. Ia akan membawa David ke rumah Yuta. Karena ia tau Yuta akan memberitahunya tentang Taeyong. Semua yang Taeyong lakukan di luar sana Ten ketahui. Seperti alasan kenapa Taeyong selalu pergi pagi dan pulang malam.

'Taeyong pergi pagi bukan karena bekerja, tetapi pergi ke rumah Jisoo,'

###

"Jadi bagaimana? Apa yang dilakukan Taeyong kemarin?" Tanya Ten ketika Yuta sudah ia temui.

"Seperti biasa," Yuta mengulum bibir. Menatap Ten di depannya seperti mengejek, "kalau aku jadi dirimu, aku akan berselingkuh juga,"

"YAK! AYAH JANGAN MACAM MACAM! ATAU BUNDA AKAN PERGI MEMBAWA SAKURA!" Teriak Winwin yang berada di belakang rumah bersama Sakura dan David.

###

"Dongyeon kenapa kau gemuk?" Sakura bertanya pada Dongyeon yang baru saja datang ke rumahnya.

"Karena aku kaya, aku bisa membeli semua makanan yang aku inginkan," jawab Dongyeon santai, ia menjulurkan lidahnya ke arah Sakura.

"SAVAGE," kali ini David menyahuti. "Aku pergi dulu!"

David lalu berlari tanpa memperhatikan jalan. Kakinya tiba tiba tersandung dan sikutnya mengenai ujung meja. 

"Akhh.. hikss berdarah.. Mama... hikss..." David duduk dan memandangi sikunya yang berdarah. Ya menangis, jangan lupakan David masih berusia 4 tahun.

Sakura dan Dongyeon tidak tinggal diam, mereka menghampiri David yang menangis.

"David tunggu sebentar ya?" Sakura segera pergi menuju ke depan, "Bunda!! Mama David!!!" Sakura berteriak ke arah Bundanya dan Ten.

"Iya sayang ada apa?" Winwin yang tidak tau itu hanya berjalan dengan santai. Ia menuntun Ten yang sepertinya kesulitan berjalan karena kehamilannya cukup besar, 7 bulan.

"Astaga David!!" Ten segera meraih David, ia duduk di depan David yang berdiri dengan menangis. "Mana yang sakit??"

David menunjukkan lukanya. "Mama.. ini sakit hikss.."

"Win apa kau punya plester?" Tanya Ten memandangi Winwin.

"Ahh aku tidak punya maaf,"

"Tidak masalah, tolong jaga David disini, aku akan membeli plester di minimarket," Ten segera beranjak, ia ingin pergi membeli plester namun Winwin mencegahnya.

BUKU 2 - TAETEN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang