Sudah tiga hari mereka tidak berkomunikasi satu sama lain. Taeyong tidak menjemputnya karena itu keinginan Ten. Sebenarnya bukan keinginan Ten tetapi Taeyong yang tidak peka. Ten hanya ingin mengetes kepekaan Taeyong walupun tidak di respon oleh Taeyong. Ia hanya mengiyakan keinginan Ten.
David yang sudah tiga hari tidak bertemu dengan ayah kesayangannya itu terus merengek ingin segera kembali ke rumahnya.
"Mama ayo pulang~" David dari tadi merecoki Ten yang sedang memasak bersama Baekhyun.
"Apa kau tidak senang berada disini David?" Baekhyun menoleh ke arah David yang sedang murung dan merengek pada Ten dengan menarik narik celana Ten.
"David hanya rindu pada ayah Yongie... nenek," Ten tidak merespon perkataan David. Lagi lagi David membahas Taeyong.
"Diamlah David! Mama sedang sibuk! Lebih baik bersama paman Mark dan bibi Haechan di luar!" Ten menunjuk Mark dan Haechan yang sedang bermesraan di atas sofa ruang keluarga. Ia hanya sedikit membentaknya namun membuat David tambah bersedih.
"Hikss iya..."
###
Banyak sekali spam chat dari Taeyong dan panggilan tidak terjawab dari Taeyong. Ia sengaja melakukannya.
Ponselnya kembali berbunyi di siang hari yang mendung ini. Taeyong kembali menelponnya. Ten hanya pasrah karena tidak ingin ponselnya terus bersuara.
"Apa?!"
'Ten kumohon pulanglah, aku tidak suka berada di rumah sendirian,'
"Aku tidak mau"
'Kumohon Ten, aku juga tidak sanggup mengurusi rumah sendirian, aku merindukan David,'
"Lalu kenapa kau tidak segera menjemputku?! Kenapa kau tidak berusaha membujukku agar pulang denganmu kemarin lusa?!"
'Aku tidak tahu maaf, aku kesana nanti.'
###
Taeyong memijat pelipisnya saat selesai menelpon Ten. Ia mengecek jam yang melingkar ditangannya meskipun ia hanya memakai celana jeans tanpa atasan, bertelanjang dada. lalu kembali berbaring di kasur yang sengaja ia letakkan di ruang televisi.
Bukan Taeyong jika ia tidak memberantakkan seisi rumah. Ia selalu membuat kekacauan sejak tiga hari yang lalu. Dari mulai mengeluarkan kasur di kamarnya menuju depan televisi. Tirai dapur yang terbakar karena. Ia tidak ingat jika itu tirai yang Ten beli di Eropa. Laptop Ten yang patah dan guci yang pecah. Semua ia lakukan.
"Aku datang~"
Taeyong menoleh, mendapati seorang wanita yang menjadi rekan menyanyi di Tokyo. Ia Jisoo, seseorang yang tidak ia inginkan kedatangannya. Ia hanya ingin Ten.
"Yak apa yang kau lakukan disini? Kau bahkan tidak mengetuk pintu atau memencet bel atau menggerakan lonceng didepan!" Taeyong bangkit dari tidurnya dan duduk di sudut kasur. Menjauh ketika Jisoo mulai mendekatinya.
"Apa yang kau lakukan? Pergilah! Ini kasurku! Aku tidak suka kasurku dijamah oleh dirimu! Pergi!" Jisoo yang ada diseberangnya hanya menyeringai. Ia semakin mendekat dan membuat Taeyong bersandar di meja televisi.
Jisoo meletakkan jari telunjuknya di bibir Taeyong. Meraba dada Taeyong dan otot perutnya. Mengecup bibir itu sekilas membuat Taeyong melayangkan tamparannya ke pipi wanita yang baru saja menciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKU 2 - TAETEN [✔]
Fiksi PenggemarAku tidak percaya dia terpesona padaku walau hanya dengan melihat dari celah buku