Ayana- 5

1.1K 58 11
                                    

Ujian tinggal beberapa hari lagi. Aku memfokuskan diriku untuk belajar dengan bersungguh-sungguh demi hasil yang memuaskan. Aku juga berencana akan kuliah dengan jalur beasiswa atau undangan karena tidak ingin membebani ibuku.

Hari ini aku tidak pulang seperti bisanya. Aku meminta pelajaran tambahan terlebih dahulu pada wali kelasku hingga pulang lebih telat dari yang lainnya. Tepatnya pukul 16.30 aku baru pulang. Kami kelas 12 disuruh pulang pukul 12.30. Tapi aku merasa tidak puas dengan pengajaran mereka yang sebentar itu.

Aku melangkah dengan gontai terus memperhatikan buku yang aku baca. Dengan rambut dikuncir kuda menyisakan sedikit rambut yang tidak terikat juga tidak lupa dengan kacamataku.

Orang-orang yang masih berada di sekolah mencoba menyapaku, menggoda, bahkan mendekatiku. Untung saja aku sedang berada dalam mode belajar dimana aku akan mengabaikan semua orang yanh berada di sekitarku. Tidak perduli apa kata mereka jika mengatakan aku sombong dan jutek. Pokoknya tidak ada yang bisa mengangguku ketika aku sudah fokus.

Embusan angin terus menerpa rambutku membelai lembut pipiku dan membuat lembar-demi lembar buku terbuka. Aku menatap sekeliling. Kini aku sedang berdiri di bawah pohon. Dengan extra sabar aku menunggu angkutan umum lewat. Namun samar-samar, aku melihat seseorang sedang berboncengan mengenakan motor ninja berwarna merah.

Dari jarak 200 meter aku melihat Marsha dan Jimmy. Benar itu mereka, sedang berboncengan. Untung saja aku sedang mode belajar. Jadi hal seperti itu tidak akan menggoyahkanku. Bahkan aku akan mencampakkan pacarku sendiri ketika mode belajar. Sudah satu minggu lebih, kami tidak berbalas pesan.

Tin ... tin!

Suara klakson mobil membuyarkan lamunanku. Dengan cepat aku menghentikan mobil itu dengan lambaian tanganku. Mobil itu berhenti tepat di pinggir jalan. Kebetulan mobil itu sedang kosong sehingga membuatku lebih nyaman.

"Pak, saya mau sewa mobil ini sendirian. Tolong bawa saya keliling-keliling kota ya, Pak," kataku sembari naik dan duduk di paling ujung mobil.

"Siap, Neng."

Mobil melaju perlahan. Aku mengeluarkan alat tulisku beserta buku-bukunya. Tak lupa dengan kain—sebesar tikar kecil—aku juga keluarkan. Aku bentangkan kain tersebut di dalam mobil. Bangku mobil sudah aku jadikan layaknya meja. Sementara aku duduk di lantai mobil.

Kubuka jendela yang berada di depanku sebagian. Karena nantinya buku-bukuku bisa terbang jika dibiarkan terlalu besar.

Angin sore sungguh nikmat. Sesudah gerah akibat teriknya matahari akan segera berakhir jika mendapat sejuk embusan angin sore.

Kini langit nampak bersedih ditinggal sang surya. Akupun meminta berhenti pada supir mobil.

Sekarang sembari menikmati desiran angin segar aku menatap sekeliling kota dari trotoar. Nampak lampu-lampu mengeluarkan cahaya berwarna oranye. Tempat hiburan dan kafe yang baru saja buka mendadak dikerubungi banyaknya orang-orang yang penat sepulang bekerja.

Aku melihat bangku panjang berdiri di sana. Aku memutuskan untuk duduk dahulu sebentar, refreshing sebelum ujian.

👑👑👑

Hari ini pun dimulai. Hari dimana semua siswa bersitegang, bergelut dengan kursor dan juga monitor di depannya. Semua nampak fokus. Keringat sedari tadi sudah bercucuran membasahi pelipis mereka.

Dengan mengerahkan semua kemampuanku aku fokus membaca huruf-demi-huruf, kalimat-demi-kalimat. Sudah bisa kalian tebak bukan, hari pertama adalah pelajaran Bahasa Indonesia.

Tidak dapat diremehkan memang Bahasa Indonesia. Karena jika kalian tidak teliti ketika membacanya maka kalian akan terkecoh menyebabkan salah satu poin-mu hilang.

Terlalu Cantik vs Terlalu Jelek [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang