Ayana tengah bergelayut memeluk erat lengan Jimmy yang sedari tadi terus memegang pelipisnya.
"Sekarang mau apalagi? Tadi sudah ke mall gajadi, ke toko buku gabeli, maunya ke mana?" tanya Jimmy masih dengan memegang pelipisnya.
Ayana nampak mengembungkan pipinya. Ia nampak berpikir keras, harus kemana lagi ia pergi. Sebaik mungkin, Ayana harus mengulur waktu yang cukup untuk Marsha dan Aldi yang tengah mengeledah rumah Jimmy.
Flashback
Pagi hari yang sangat cerah, Jimmy dengan pakaian santainya hendak keluar rumah. Entah untuk apa, mungkin hanya sekadar jalan-jalan ringan.
Hendak melangkahkan kaki menuju teras rumah, Ayana dengan pakaian khasnya, rambut digerai sudah berdiri mengeluarkan senyuman menawan, meluluhkan hati siapapun yang melihatnya.
"Selamat pagi Jimmy!" teriaknya dengan wajah berseri.
Dengan wajah heran sekaligus senang, Jimmy terpaku diam sejenak. Untung saja angin menyadarkan lamunannya, hingga ia membalas sapaan Ayana.
"Se-selamat pagi, Ayana. Ada apa? Tumben jam 10 pagi ke rumahku?"
Ayana melipat tangannya di dada, lalu mendelikan matanya. "Kamu tidak suka aku datang?!"
Jder ... ucapan yang keluar dari bibir Jimmy membuat bidadari yang riang menjadi tersenyum kecut.
"Ti-tidak seperti itu, Ayanaku!" Jimmy merangkul Ayana, kemudian membawanya masuk ke dalam rumah. "Kamu mau apa?"
"Aku ingin—" hampir saja Ayana akan menjawab pertanyaan Jimmy, ia baru tersadar, bahwasannya ia ke sini bukan untuk bermain melainkan mencari barang bukti. Sesudah mengingatnya, ia berhenti berjalan hingga membuat Jimmy diam.
"Ada apa lagi? Duduklah dulu, tenangkan dirimu."
"Aku ingin jalan-jalan. Sekarang! Cepat ganti baju, aku tidak mau menunggu lama!"
"Ta-tapi—"
"Tidak ada kata tapi! Sudah sana pergi ganti pakaianmu. Kalau tidak, aku tidak mau lagi melihatmu seumur hidupku!"
Keputusan mutlak dari Ayana langsung saja keluar. Tak bisa membantah lagi, Jimmy langsung buru-buru pergi ke kamarnya.
Menggunakan kesempatan itu, Ayana langsung berlari ke arah pintu masuk. Aldi dan Marsha yang sedari tadi menunggu, dan bersembunyi dibalik tembok pun langsung masuk ke dalam rumah Jimmy.
Sesampainya di dalampun, mereka masih harus bersembunyi, hingga tak lama Jimmy keluar dari kamarnya dengan pakaian rapih.
"Mau kemana kita?"
Ayana nampak melihat kiri-kanan. "Aku ingin pergi belanja!"
"Siap, Bos!"
Ayana pun merangkul tangan Jimmy dengan erat, ia mencoba membuat Jimmy tak berbalik ke belakang, sehingga Aldi dan Marsha tidak ketahuan.
Setelah pintu rumah tertutup rapat, Aldi dan Marsha mengendap-endap menuju ruang kerja Jimmy.
Dengan uang yang Marsha miliki, membuka pintu yang terkunci bukanlah hal yang sulit. Teknologi yang semakin berkembang, mampu membuat Marsha membuka ruangan itu dengan cepat.
Sementara, Ayana. Ia nampak sedikit khawatir ketika di dalam mobil. Hingga ia di mall pun, seperti orang yang tak punya tujuan untuk membeli apa.
Jimmy yang dibawa kesana kemari oleh Ayana hanya bisa sabar saja. Tak terbayang jika ia sampai marah, tak marahpun orang-orang sekitar selalu mengekori mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Cantik vs Terlalu Jelek [END]
Romance#3 in Jelek (10-06-19) #2 in Taruhan (11-01-20) #1 in Taruhan (01-02-20) CERITA END PROSES REVISI Takdir memanglah sangat adil. Ayana Pyhtaloka. Seorang gadis berparas cantik bak bidadari, dan memiliki segudang bakat. Karismatik seorang Ayana selalu...