Arthur- 10

871 43 3
                                    

Kacau! Satu kata yang bisa kukatakan kala ini. Suasana hatiku memang sedang kacau. Bagaimana tidak, melepaskan wanita yang kalian cintai dan betul-betul kalian sayangi begitu berat, bukan? Inilah yang sedang aku alami. Aku tidak pernah menyangka, akan putus dengan Ayana semudah ini. Bagimana kalau Ayana sakit hati? Bagaimana kalau Ayana tidak selera makan? Bagaimana kalau Ayana mendadak jatuh sakit saat malam hujan itu?

Karena penasaran yang begitu tinggi, membuatku memutuskan untuk menyerahkan tokoku sementara pada karyawan-karyawanku, dan juga salah satu fansku ketika SMA. Ifi namanya.

Dia salah satu anggota Ayana and Arthur fans club. Ketika ia mendengar bahwa aku dan Ayana putus, nampak raut kesedihan di wajahnya, namun aku mengatakan pada Ifi untuk tidak menyebarkan berita ini pada teman-temannya. Aku tidak mau, membuat orang lain sedih karena dirku ini.

“Ifi, aku titip dulu tokonya. Ada hal yang harus aku urus!” seruku sembari melepas celemek dan diletakan di atas meja di dapur.

Ifi nampak tersenyum dengan pipi merah alaminya. “Baiklah aku mengerti.”

Aku pun pergi ke tempat Ayana bekerja. Menjadi penguntit dalam satu hari, tidak dilarang, ‘kan? Aku melakukan hal ini, untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja.

Kini aku sudah menyamar dan berbaur dengan para karyawan di tempat Ayana bekerja. Namun, sudah lebih dari lima belas menit, Ayana belum juga muncul.

Rasa khawatir mulai menghantuiku. Aku takut terjadi sesuatu padanya. Ketika aku hendak berdiri, dan menyusul ke rumah Houten, aku melihat dia bersama Jimmy. Ya, Jimmy Dirgantara. Si pria sialan, yang membuatku harus melepaskan Ayana.

Kulihat Jimmy nampak bahagia, sedangkan Ayana nampak kesal karena perlakuan Jimmy padanya. Hatiku panas, geram, rahangku sudah mulai mengeras, ketika Jimmy menganggap Ayana adalah miliknya. Ingin sekali rasanya aku ke sana dan menonjok wajah Jimmy di depan umum. Untuk menegaskan bahwa, Ayana masih mencintaiku!

Namun kuurungkan niatku ketika melihat Aldi. Aku merasa bersalah pada Aldi karena telah memfitnah dirinya dengan Ayana. Namun apa daya? Aku hanya seorang manusia biasa yang pernah melakukan kesalahan, sehingga aku terjerat dalam kesalahan itu.

                                          👑👑👑

Aku masih membuntutui Ayana ketika ia sedang makan di kafe favorit kami, ketika masih bersama. Namun bedanya, kali ini ia bersama Aldi bukan bersamaku. Kenapa hatiku terasa nyeri ketika melihat ia tertawa bebas bersama Aldi, padahal seharusnya aku yang ada di sana, bukan Aldi.

Cring!

Terdengar suara lonceng dari pintu, membuatku menoleh sejenak. Apa yang dia lakuakn, Jimmy? Kenapa dia ada di sini? Mau meganggu lagi Ayana? Ingin sekali aku mencegahnya, namun aku bisa apa? Menjadi yang kalah dalam pertarungan, tidak dapat melakukan apa pun.

Dia sedang duduk di antara Ayana dan Aldi. Nampak ekspresi ceria mereka—maksudku Ayana memudar seketika, ketika melihat Jimmy bergabung di antaranya. Aku yakin, Ayana belum sepenuhnya mencintai Jimmy lagi kali ini, namun bagiamana jika dia sudah mencintai Jimmy lagi? Bagaiaman dengan nasibku? Tidak ada yang perduli bukan?

Perlu kalian tahu satu rahasia tentang diriku, sebelum mencintai Ayana, aku lebih dahulu menyukai Marsha. Padahal kalau dari fisik dia kalah jauh dengan Ayana, namun siafat polosnaya terkadang membuat siapa pun ingin bersama dia, tapi tidak ada yang menyadari itu, sehinga ia sering terkena bully saat masih duduk di bangku sekolah. Aku harap setelah dia menjadi CEO, dia akan lebih dihormati daripada sebelumnya.

Terlalu Cantik vs Terlalu Jelek [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang