Satu bulan berlalu, Alvin sudah mulai bekerja di sebuah perusahaan. Hubungannya dengan Airin juga semakin dekat, setelah pulang kerja Alvin tidak pernah absen mengantar Airin pulang. Meskipun ia sedikit lelah setelah bekerja, tapi dengan melihat wajah Airin, segala letih lesu seakan hilang begitu saja.
Tak jarang Aisyah juga kerumah Alvin untuk mengantar makanan. Dari dulu Ibu Aisyah selalu mengantar makanan pada Ibu Alvin dan keluarganya, keluarga Alvin dan Aisyah memang dekat. Jika Alvin ada waktu luang, ia juga membantu Aisyah mengajar ngaji di Masjid.
Saat ini Alvin mengantarkan Airin pulang. Tetapi Alvin menawarkan untuk makan nasi goreng terlebih dahulu, karena tadi mereka belum sempat makan malam.
"Airin, mampir makan nasi goreng dulu ya?" ajaknya pada Airin.
"Iya, tidak masalah."
Mereka berhenti di salah satu penjual nasi goreng di pinggir jalan.
"Bang, nasi gorengnya dua makan sini." ucap Alvin pada penjual nasi goreng.
"Iya, tunggu sebentar."
Sambil menunggu nasi goreng, Alvin pun bersuara untuk menghilangkan keheningan diantara dirinya dan Airin.
"Rin, kamu udah punya pacar?" Airin menoleh. Kemudian menggeleng.
"Belum kepikiran Vin, lagi pula saya tidak suka berpacaran. Pacaran itu perbuatan yang mendekati zina."
"Iya sih, tapi masa kamu jomblo terus Rin." Airin terkekeh.
"Ya nggak lah Vin, kalau dia bener-bener serius, saya maunya langsung di lamar." Airin berkata sambil terkekeh.
"Kamu sendiri gimana Vin?"
"Ada sih perempuan yang udah curi pikiran aku." Alvin berkata sambil menatap Airin.
"Wah beneran, bagus dong."
"Emang siapa Vin?" lanjut Airin."Menurut kamu, Aisyah itu gimana sih orangnya?" Bukannya menjawab pertanyaan Airin, Alvin malah balik bertanya.
"Aisyah, dia perempuan yang baik dan shalihah."
"Kamu benar, semua laki-laki pasti menyukainya bukan?" ucap Alvin.
Deg.
Hati Airin mendadak gelisah. Jadi Alvin suka sama Aisyah? Ah, tentu saja. Bahkan mereka terlihat serasi bila bersama, Batin Airin.
"Ah, iya. Lelaki mana yang tak suka dengan Aisyah." ucap Airin yang diangguki oleh Alvin, melihat itu Airin hanya tersenyum getir. Mulai sekarang mungkin Airin akan menjaga jarak dengan Alvin.
"Nih Mas, Neng. Nasi gorengnya sudah jadi." ucap penjual nasi goreng itu.
"Terimakasih Bang."
Alvin dan Airin mulai memakan nasi gorengnya. Setelah beberapa menit, nasi goreng pun habis dan segera dibayar oleh Alvin.
"Ini buat ganti nasi gorengnya." ucap Airin sambil memberikan uang pada Alvin.
"Hei tidak usah, kali ini aku yang traktir."
"Tidak-tidak, saya sudah banyak merepotkan."
"Aku ikhlas Airin."
"Baiklah, terimakasih." Alvin mengangguk menanggapi ucapan Airin.
"Yasudah, ayo kuantar pulang." Dan setelahnya Alvin mengantar Airin pulang.
🌷🌷🌷🌷
Pagi ini Airin terlihat lesu, Luna yang baru melihat pun bertanya.
"Rin, kamu kenapa. Kok kayak nggak semangat gitu?" Airin menghela nafas kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pilihan ✓
Novela Juvenil(completed) Airin, gadis cantik yang berhati seperti malaikat ini adalah seorang guru muda yang mengajar di Sekolah Dasar desa sebelah. Bertemu dengan Alvin, lelaki tampan dan shalih idaman semua wanita, anak kepala desa yang mampu memikat hati seor...