Chapter 11

795 95 3
                                    

Kebetulan hari ini hari Minggu. Alvin dan Airin berdiam diri di rumah. Mereka hanya menonton televisi, Airin melihat layar televisi dengan perasaan sedih. Bagaimana tidak, televisi itu menampilkan program tips menjadi ibu yang baik, cara memandikan bayi, cara mengepang rambut anak kecil, dan masih banyak lagi. Alvin menggenggam tangan Airin.

"Apa kamu mau pergi jalan-jalan? Sudah lama kita tidak melakukannya bukan?" ucap Alvin mengalihkan perhatian Airin dari program televisi itu.

"Kemana?"

"Kemana saja? Kamu ingin kemana?" tanya Alvin melihat Airin yang tampak menimbang-nimbang untuk pergi kemana.

"Em... Aku ingin makan es krim dan berjalan di tepi sungai."

"Baiklah istriku kita akan kesana."

******

Dan di sini lah mereka, duduk di taman sambil memandang aliran air sungai yang sangat jernih.

"Aku akan beli es krim untuk kita, tunggu sebentar." Airin mengangguk. Tiba-tiba ada suara anak kecil menangis. Airin menengok ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara, ternyata tak jauh dari tempatnya ada gadis kecil kira-kira berumur empat tahun sedang menangis seorang diri.

Airin menghampirinya kemudian berjongkok menyamakan tinggi badannya dengan anak kecil itu.

"Hei anak manis, kenapa menangis?"

"Ibu..... Hiks.... Ibu....."

"Kau mencari ibumu?" ucap Airin dan diangguki oleh gadis kecil itu.

"Siapa namamu cantik?"

"Tata..." gadis kecil itu menjawab dengan suara paraunya, sangat menggemaskan bagi Airin.

"Tata, nama yang cantik."

"Sayang aku cari kemana-mana ternyata kamu di sini." Alvin datang dengan membawa dua es krim.

"Eh siapa anak manis ini sayang."

"Namanya Tata, sepertinya dia terpisah dengan ibunya."

"Ibu..... Hiks....."

"Anak manis jangan menangis, lihat apa yang paman bawa, Tata mau?" ucap Airin sambil mengusap pipi Tata.

"Mau... Hiks..."

"Kalau begitu jangan menangis, hmm." Tata mengangguk. Airin mengambil satu es krim dari Alvin lalu membuka kemasannya dan memberikan pada Tata.

"Telimakasih." Airin tidak tahan akhirnya mencubit pipi Tata dengan gemas. Alvin tersenyum lebar melihat interaksi istrinya dengan gadis kecil nan manis itu.

"Tata sayang, astaga kamu di sini nak. Maafkan kelalaian ibu." Seorang wanita paruh baya datang dan memeluk Tata.

"Ibu..."

"Maaf sayang."

"Terimakasih telah menemukan anak saya." ucapnya pada Airin dan Alvin.

"Sama-sama Bibi. Lain kali tolong berhati-hati Bi. Jaman sekarang banyak sekali penculikan, apalagi di tempat ramai seperti ini." balas Airin.

Sebuah Pilihan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang