Chapter 12

794 100 0
                                    

Selama sebulan ini Airin sering mengalami morning sick, seperti pagi hari ini Airin kembali mengalami morning sick, untung saja Alvin selalu sigap membantu Airin untuk mengatasinya. Ia akan selalu bangun di pagi hari, membuatkan sang istri sarapan jika Airin masih merasa mual.

"Sayang ini, sarapan dulu." Alvin memasuki kamar lalu mendudukkan dirinya di sisi ranjang sambil meletakkan makanan di atas nakas.

"Apa masih mual?" tanya Alvin.

"Tidak."

"Kalau begitu ayo makan dulu." Alvin mencoba menyuapi Airin.

"Aku tidak berselera makan." ucap Airin sambil menggeleng.

"Ayolah sayang, kamu tidak kasihan dengan anak kita ini, dia juga butuh nutrisi sayang. Makan ya sedikit saja." Airin menghela nafas.

"Baiklah." mendengar jawaban Airin, Alvin tersenyum dan mulai menyuapi Airin sampai bubur ayam buatannya itu habis.

"Aku akan buatkan susu khusus ibu hamil untukmu." Alvin membawa piring kotor ke dapur lalu membuatkan Airin susu.

Setelah itu Alvin kembali ke kamar dan menyerahkan segelas susu pada Airin, yang langsung diteguk habis oleh Airin.

"Sekarang kamu istirahat saja, mulai sekarang kamu tidak usah bekerja."

"Tap-"

"Tidak ada tapi-tapian, aku masih sanggup membiayai kebutuhan keluarga kita sayang."

"Aku akan bosan jika berdiam diri di rumah."

"Kamu bisa ke rumah Ibu, nanti aku antar. Aku akan mengganti pakaian ku dulu." setelah berganti pakaian kantornya, Alvin dan Airin bersiap menuju rumah orangtua Alvin.

"Jika kamu ingin sesuatu bilang padaku, akan aku belikan pulang bekerja nanti." ucap Alvin sambil menyetir mobil dalam perjalanan menuju rumah orangtua Alvin.

"Iya."

"Jika perutmu terasa sakit, segera beritahu Ibu, mengerti?" ucap Alvin penuh perhatian. Entah kenapa semenjak Airin hamil, Alvin menjadi lebih protektif. Awalnya Airin sedikit risih, tapi lama-kelamaan Airin tahu bahwa itu adalah bentuk rasa cinta Alvin kepadanya.

"Iya sayang, ada lagi?" ucap Airin yang di balas gelengan oleh Alvin. Kemudian mobil mereka sudah sampai di halaman rumah orangtua Alvin.

"Kamu tidak ikut masuk Vin?" tanya Airin saat melihat tidak ada pergerakan dari Alvin.

"Tidak, aku langsung berangkat bekerja saja, ini sudah hampir telat."

"Baiklah hati-hati." Alvin menyempatkan diri untuk mencium kening Airin.

"Jaga dirimu baik-baik, sampaikan salam ku untuk Ibu." ucap Alvin.

"Iya." Lalu Airin keluar dari dalam mobil, Airin berdiri sambil memandang mobil Alvin yang berjalan ke luar rumah. Setelah mobil Alvin pergi jauh, Airin mengetuk pintu rumah mertuanya.

"Assalamualaikum."

Ceklek

"Waalaikumsalam, eh Airin. Ayo masuk." ucap Reni.

"Iya Bu." mereka duduk di ruang tamu.

"Kok sendirian, dimana Alvin?"

"Alvin langsung ke kantor Bu, dia titip salam ke Ibu tadi." Reni hanya ber-oh ria.

"Bagaimana kandungan mu." saat Alvin memberitahu mengenai kehamilan Airin kepada orangtuanya dan orangtua Airin. Mereka sangat senang sekali, Apalagi orang tua Airin akan mendapat cucu pertamanya.

Sebuah Pilihan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang