Di suatu ruangan terdengar riuh suara anak-anak yang tengah menimba ilmu. Namun bukannya belajar, di antara mereka malah ada yang beradu argumen.
"Bu Guru, pensil itu punyaku Bu." ucap seorang gadis kecil.
"Tidak Bu, aku yang menemukan jadi ini milikku Bu." ucap bocah laki-laki sambil membawa sebuah pensil.
Sang Guru pun hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak didiknya ini.
"Dina, Faris jujur siapa pemilik pensil ini sebenarnya." tanya Bu Guru tidak lain tidak bukan adalah Airin.
"Saya Bu." keduanya menjawab secara bersamaan.
"Dina apa benar ini milikmu?" Dina mengangguk.
"Faris?"
"Tadi saya menemukan ini di bawah meja saya Bu, lalu saya ambil, berarti ini milik saya Bu." Airin tersenyum.
"Dengar Faris, jika kamu menemukan barang yang bukan milik kamu, harus kamu kembalikan kepada sang pemilik sayang. Kasihan Dina kehilangan pensilnya, mengerti?" ujar Airin dengan lembut. Faris hanya mengangguk.
"Anak pintar, sekarang Faris kembalikan pensil Dina dan minta maaf." Faris menurut, ia mengembalikan pensilnya kepada Dina.
"Maaf Dina."
"Iya."
"Hei kenapa masih cemberut, kau sudah melakukan hal yang benar Faris."
"Aku tidak punya pensil lagi Bu, pensil milikku rusak."
"Oh jadi itu." Airin mengambil pensil di sakunya.
"Nih, Bu Rin punya pensil buat Faris." seketika Faris tersenyum sangat lebar."Terimakasih Bu Rin." ucapnya sambil memeluk Airin.
"Sama-sama sayang, lain kali jangan di ulangi lagi, oke?" Faris menggangguk.
"Baiklah kita lanjutkan pelajaran hari ini." ucap Airin dengan ceria.
☘️☘️☘️☘️
"Aisyah!" merasa terpanggil, gadis berhijab itu pun menoleh.
"Alvin." Alvin berjalan ke arah Aisyah.
"Mau kemana?"
"Mau sholat dhuha ke Masjid, kamu sendiri mau kemana?"
"Hehe sama, yaudah yuk barengan." Aisyah mengangguk dan mengikuti langkah Alvin.
Keduanya sampai di Masjid.
"Saya ambil wudhu dulu ya Vin."
"Iya, saya juga mau ambil wudhu."
Setelah mengambil wudhu, Aisyah dan Alvin menunaikan sholat dhuha dengan Alvin sebagai imam. Empat rakaat sudah mereka lakukan, kini keduanya sama-sama berdoa kepada sang pencipta.
"Alhamdulillah." ucap mereka hampir bersamaan sebagai penutup.
"Alvin, saya mau ke belakang dulu baca Al-Qur'an."
"Iya silahkan." Alvin memandang punggung Aisyah yang semakin menjauh seraya tersenyum.
🥀🥀🥀🥀
"Sudah dhuhur." ucap Airin sambil melihat jam yang bertengger di pergelangan tangannya.
"Luna, ikut nggak ke Masjid." ajak Airin pada temannya. Kebetulan Masjidnya tidak begitu jauh dari Sekolah tempat ia mengajar.
"Iya tunggu, aku matiin laptop dulu."
"Ih lebih cepet ya Lun, keburu ketinggalan jamaah."
"Udah, yuk."
Sampai di Masjid, Airin dan Luna langsung mengambil wudhu. Untung saja sholatnya belum dimulai.
Selesai sholat, Airin panik karena name tagnya hilang. Wanita berhijab itu berjalan kesana kemari mencari name tagnya.
"Ada apa Rin?" tanya Luna yang melihat wajah panik Airin.
"Name tag aku hilang Lun."
"Hah? Kok bisa."
"Aku juga nggak tahu, tolong bantu cari dong Lun." Luna pun ikut mencari name tag Airin. Saat mereka sibuk mencari, tiba-tiba seorang pemuda tampan menghampiri Airin.
"Cari ini..." ucap pemuda itu sambil menyodorkan name tag yang Airin yakini adalah miliknya. Tanpa melihat orang itu, Airin langsung mengambil name tagnya.
"Ah benar, Alhamdulillah." Kini Airin melihat orang yang telah menemukan name tagnya. Masyaallah tampan sekali, batinnya. Mereka saling tatap sibuk mengagumi satu sama lain. Airin sadar dan langsung menunduk.
"Emm...terimakasih."
"Iya sama-sama, tidak usah kaku begitu, oh iya nama saya Alvin. Kalau pengen tau aja sih." Alvin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum. Airin tersenyum dalam diam, ternyata pemuda ini asik juga, pikirnya.
"Nama saya Airin."
"Ya, saya sudah tau dari name tag kamu."
"Ah iya." balas Airin tersenyum kikuk.
"Yasudah, saya pulang dulu ya, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Airin masih menatap Alvin yang berjalan keluar Masjid.
"Heh." Luna datang dan menepuk bahu Airin.
"Astagfirullah, Luna bikin kaget tau nggak?"
"Hehe maaf, eh udah ketemu name tagnya?"
"Iya udah."
"Itu tadi siapa Rin, ganteng banget gila."
"Namanya Alvin, dia yang nemuin name tag aku."
"Wah ganteng banget asli."
"Udah deh Lun gausa lebay, yuk balik ke sekolah."
"Ish dasar, awas nanti kalau kamu kepincut."
"Ada-ada saja kamu ini, yuk ah." Keduanya kembali ke sekolah.
________
TBC
Kira-kira Alvin lebih cocok sama Aisyah atau Airin?
Vomment ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pilihan ✓
Fiksi Remaja(completed) Airin, gadis cantik yang berhati seperti malaikat ini adalah seorang guru muda yang mengajar di Sekolah Dasar desa sebelah. Bertemu dengan Alvin, lelaki tampan dan shalih idaman semua wanita, anak kepala desa yang mampu memikat hati seor...