RWTS | 10

5.5K 907 36
                                    

“Tidak usah terlalu kau pikirkan, Jungkook-ah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tidak usah terlalu kau pikirkan, Jungkook-ah.”

Jeon Jungkook, yang semula melirik ke jalanan dari kaca jendela mobil nya mengangkat pandangan ke depan, pada Seokjin yang tengah menyetir namun melirik nya dari spion tengah. “Apa nya,hyung?” Jungkook tidak mengerti maksud manager sekaligus kakak sepupu nya itu.

“Perkataan Park Jimin tadi, jangan terlalu kau pikirkan.” Jawab Seokjin, dia mengira bahwa adik sepupu nya itu terlihat lebih diam dan seperti memikirkan sesuatu sejak menyelesaikan pembacaan draft naskah nya. “Aku kan sudah bilang, kalau dia memang seperti itu kelakuan nya. Jangan terlalu dimasukan ke dalam hati.” Lanjut Seokjin, sebelum ini dia memang sudah memberitahu pada Jungkook bagaimana perangai Park Jimin sejauh yang dia ketahui dan dia dengar dari teman-teman nya yang seprofesi dengan nya.

Namun hari ini Seokjin melihat sendiri bagaimana cara Jimin sedikit mengintimidasi Jungkook membuat nya merasa bahwa meski Jimin memiliki wajah yang terkesan sangat baik tetapi sifat nya sangat keras dan bertolak belakang.

“Aku tidak sedang memikirkan hal itu, kok.” Jawab Jungkook jujur. Dia memang tidak sedang memikirkan kata-kata pedas Jimin tadi pada nya, dia memikirkan hal lain.

Mobil yang dikendarai Seokjiin masuk ke halaman rumah Jungkook yang bercat gading dan dihiasi lampu-lampu temaram yang sudah menyala karena hari telah gelap ketika mereka sampai di sana.

“Terima kasih untuk hari ini,hyung.”

“Hmm, sampaikan salam ku untuk bibi. Kata ibuku, bibi pulang hari ini dari Bangkok.” Ucapan Seokjin membuat Jungkook yang semula berniat membuka pintu sedikit menahan niat nya.

“Ibuku.. pulang hari ini?” ada nada terkejut dari pertanyaan yang dilontarkan Jungkook pada Seokjin.

Didengarnya suara helaan napas Seokjin yang terasa berat, “Sudah aku duga, kau tidak tahu kalau ibumu akan pulang hari ini. Sudah sana, masuk lah.”

Jungkook akhirnya menggeser pegangan pintu mobil, melangkah keluar. Pemuda itu melambaikan tangan sampai mobil Seokjin keluar dari halaman rumah nya dan menghilang setelah melewati pagar besi hitam yang menjulang tinggi di sana. Jungkook menatap rumah nya, rumah yang seharusnya memberinya kehangatan itu justru membangun sebuah perasaan takut di dalam diri Jungkook.

Begitu dia masuk ke dalam, dia bisa langsung melihat sosok Jeon Ae Ri, ibu nya yang sedang menonton televisi ditemani secangkir teh panas dan biskuit. Wanita itu tersenyum pada Jungkook yang kemudian duduk di sofa samping tempat Ae Ri duduk. “Kau sudah pulang, Jungkook-ah.”

Jungkook tersenyum canggung, “Iya, Bu. Ibu..tidak memberitahu kalau hari ini ibu pulang, bagaimana ayah?”

Ae Ri mengambil cangkir teh nya, meminum nya dengan gaya anggun seperti kebanyakan wanita kaya lain nya. “Ayahmu masih ada urusan di sana, ibu bosan di sana sendirian jadi ibu pulang lebih dulu. Kau tidak mau memeluk ibu mu ini?” Ae Ri mengembalikan cangkir ke atas meja dan membuka kedua tangan nya kepada Jungkook.

Rewrite The Stars ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang