RWTS | 22

5.4K 919 111
                                    

Jeon Jungkook, tidak menyangka akan kembali bertemu dengan Park Jimin setelah rencana nya yang gagal total. Ya, gagal total karena secara ajaibnya Jimin berhasil selamat dari kecelakaan itu dan hanya memerlukan waktu tiga bulan untuk pemulihannya. Sepertinya Jimin benar-benar di kelilingi oleh dewi fortuna.

Namun, yang membuat Jungkook lebih terkejut, karena Jimin secara pribadi memintanya untuk bertemu dengan alasan ingin membicarakan adegan terakhir yang sempat tertunda untuk di ambil  tanpa terdengar sedikitpun  menaruh curiga bahwa Jungkooklah yang merencanakan kecelakaan itu. Tepat pukul tiga sore, Jungkook menginjakan kaki di sebuah restoran yang baru pertama kali itu dia kunjungi.

Restorannya terkesan sepi dan sangat private, Jungkook dibawa oleh seorang pelayan wanita ke sebuah ruangan yang tertutup. Begitu Jungkook masuk ke dalam, dia langsung melihat sosok Jimin yang duduk di sofa dengan meja kaca pendek di depannya. Jungkook berjalan pelan-pelan, sebisa mungkin untuk tidak memperlihatkan bahwa dia sangat enggan melihat tatapan Jimin yang terlihat sangat mengintimidasinya  dan itu membuat Jungkook merutuki dirinya sendiri karena tidak berhasil melenyapkan Jimin waktu itu. Mungkin seharusya Jungkook memang membungkam Jimin dengan kedua tangannya sendiri.

"Sepertinya kau tidak senang melihat aku lagi,  Jungkook." Jimin,  membuka percakapan sembari menyesap americano nya,  menatap langsung pada sepasang manik hitam milik Jungkook yang nampak menyimpan kekesalan.

"Apa yang kau bicarakan?  Tentu saja aku senang, kau baik- baik saja." Jungkook menyahut,  memaksakan sebuah senyum manis meski sejujurnya dia sungguh muak harus berpura-pura tetap tenang di hadapan seseorang yang sangat ingin Jungkook lenyap kan sekarang juga.

Jimin mengangkat sebelah alisnya tak percaya, "Begitukah? Aku kira kau kesal karena rencanamu untuk melenyapkanku tidak berhasil baik."

Jungkook menelan ludah, lalu tertawa sumbang. "Apa maksudmu?" sepertinya Jungkook salah menduga maksud Jimin kali ini, sepertinya Jimin sengaja menemuinya karena pemuda itu telah mengetahui maksud Jungkook yang sebenarnya.

"Apa kau pikir aku sebodoh itu untuk membaca situasinya, Jeon Jungkook?" Jimin, masih bicara dengan intonasi yang tenang meski tangannya sudah terkepal memegang gelas americanonya erat. "Kau yang merencanakan kecelakaanku, bukan begitu?"

Lagi, Jungkook tertawa hanya untuk menutupi kegugupannya. "Apa kau punya bukti untuk itu? aku bisa menuntutmu karena sudah menyebarkan berita yang tidak benar." ancam Jungkook.

Jimin mendengus, menyenderkan bahunya pada sofa dengan kedua tangan terlipat ke perutnya menatap Jungkook dengan begitu yakin karena Jimin sudah memiliki jawaban pasti untuk pertanyaan Jungkook barusan. "Bukti? buktinya sudah ada di sana saat kejadian itu berlangsung. Orang yang memperbaiki motor itu bilang kalau rem nya sengaja di putus secara paksa." Jimin bisa melihat raut wajah Jungkook yang berubah semakin tegang membuat Jimin semakin mengulum senyum penuh kemenangan karena telah menebak dengan benar. "Aku juga tidak sengaja mendengar dari kru film kalau kau meminjam perkakas mereka. Untuk apa Jungkook? bisa kau jelaskan itu padaku?" bagi Jimin, Jungkook tak ubahnya seorang amatir yang ingin terlihat sebagai penjahat yang licik tapi tidak dapat merencanakan kejahatannya dengan sempurna.

Jungkook mengertakan gigi, baiklah mungkin Jungkook terlalu bersemangat untuk membayangkan bisa melenyapkan Jimin sebelum pemuda itu membongkar semuanya yang sialnya membuat Jungkook tidak memikirkan hal-hal seperti itu yang justru membuat tindakannya lebih cepat terbongkar. Sialan! Jungkook mengumpat dalam hati, tanpa sadar menggigit kukunya sendiri karena gelisah.

"Kenapa? kau tidak bisa menjawabnya, Jeon Jungkook?" Jimin bertanya kembali, "atau, kau sedang berpikir untuk menghilangkan bukti seperti yang kau dan ibumu lakukan lima tahun yang lalu?"

Rewrite The Stars ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang