RWTS | 11

5.7K 923 40
                                    

Jimin menurunkan masker hitam nya, membungkuk sambil mengucapkan salam pada para staf produksi yang sudah berada di lokasi. Jimin datang pada pukul sebelas siang sementara pengambilan adegan untuknya dijadwalkan pukul dua nanti. Masih ada waktu sekitar tiga jam untuk nya, mungkin berbincang dengan Taehyung akan menyenangkan.

Dia tidak bisa menghubungi Taehyung sejak beberapa hari yang lalu, entahlah meski Jiimin sudah menganggap mereka berdua berada dalam masa mencoba memperbaiki persahabatan mereka yang terputus rasa nya Taehyung masih juga menjaga jarak dengan nya. Membuat Jimin harus extra bersabar sampai persahabatan mereka benar-benar kembali seperti dulu.

Masalahnya, sampai saat itu tiba apa Jimin masih punya cukup waktu? Jimin menjelajah set dengan kebingungan mencari presensi Taehyung di sana namun bahkan sampai set belakang dia tidak menemukan keberadaan pemuda itu.

“Pak Kwon.” Jimin akhirnya menghampiri sutradara Kwon yang tengah berdiskusi dengan bagian property. “Apa V cakka-nim belum datang?”

“Oh, dia memang tidak datang ke sini.” Jawab sutradara itu.

“Tidak datang?”

“Iya, dia sudah menyerahkan semua nya pada kami. Dia bilang akan memantau lewat video yang akan kami kirimkan padanya setiap hari. Memang kenapa? Ada masalah?”

Jimin menggeleng, kemudian tersenyum canggung. “Tidak ada, kalau begitu aku akan bersiap dulu. Terima kasih.” Jimin berpamitan sambil membungkuk kemudian kembali ke ruang ganti dengan bahu yang turun karena merasa kecewa Taehyung tidak akan berada di sana untuk melihat nya berakting.

Ketika memasuki ruang ganti, iris nya melihat Jungkook yang tengah bersiap dengan seorang stylist  yang sedang menata rambut pemuda itu. Jimin lalu duduk di sebelah Jungkook, seorang stylist lain langsung mendatangi nya dengan sigap.

“Kau kelihatan nya tidak gugup sama sekali.” Jimin memulai pembicaraan mereka. Mulutnya terasa gatal kalau tidak menyerang Jungkook. “Ini hari pertama kita syuting.” Lanjutnya.

“Aku gugup, tentu saja.” Jungkook menjawab sambil mengulas senyum, pada Jimin dari kaca besar yang berada di depan mereka berdua. “Tapi dari pada memikirkan kegugupan ku, aku ingin fokus pada aktingku saja.”

“Seandainya V ada di sini, mungkin dia akan senang mendengar kau bicara seperti itu. Jungkook-ah.”

“V cakka-nim tidak datang?” Jungkook nampak sedikit tidak nyaman mendengar nama itu, tentu saja Jimin mengetahui dari gelagat Jungkook.

“Dia bilang hanya akan memantau dari jauh saja. Menyebalkan.” Jimin mencebik kesal tanpa sengaja.

“Sunbae dan V cakka-nim terlihat sangat dekat, sepertinya kalian berdua sudah mengenal lama.”

Jimin mengangkat sebelah alis nya, lalu melirik langsung pada Jungkook tanpa melalui perantara cermin di depan mereka. “Kau, sepertinya sangat ingin tahu, Jungkook-ah.” Jimin memindai gerakan Jungkook yang berubah gugup, mungkin saja Jungkook ingin memastikan apa memang Jimin mengenal Taehyung dari lama.

“Ah, maaf sunbae-nim aku sudah lancang.”

Jimin diam sebentar sebelum mengangkat bahu lalu kembali bersandar pada bangku nya. Stylist di belakangnya sibuk meluruskan rambut cokelat tembaga Jimin. Sementara Jimin sudah memejamkan mata, merasakan sensasi nyeri yang sedikit menyengat kepala nya dengan tiba-tiba.

“Aku sudah membaca novel V cakka-nim, sunbae.” Jungkook melapor.

“Oh ya? Lalu bagaimana?” tanya Jimin tanpa membuka mata nya. Kepala nya masih terasa sakit, bahkan dia ragu apa dia bisa membuka mata nya karena rasa nyeri itu.

Rewrite The Stars ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang