Taehyung tidak tahu apa yang terjadi pada Jimin hari ini, seharian di lokasi syuting Taehyung merasa mata pemuda itu selalu mengikuti kemana ia pergi. Lalu saat mata mereka saling bertemu pandang, Jimin akan tersenyum padanya. Senyum kecil, namun membuat Taehyung merasa sesuatu yang aneh.
Juga, hari ini rasanya menjadi pengambilan gambar yang paling sulit dilihat oleh Taehyung. Karena tepat saat pengambilan adegan itu dimulai Taehyung seperti terlempar ke masa lalu, saat dimana dia menemukan Yoo Jung di meringkuk ketakutan di apartemen malam itu.
"Hei, Taehyung-ah." Jimin menyikut Taehyung yang duduk di sebelahnya. Sementara yang disikut hanya menoleh sejenak sambil menaikan sebelah alis. "Mau bertukar kelompok denganku tidak?" Jimin menawarkan.
"Maksudmu?" Taehyung menghentikan kegiatannya mencatat.
"Ya, bertukar kelompok denganku. Kau bisa satu kelompok dengan Yoo Jung. Bagaimana?" Jimin nampak antusias dengan cengiran lebarnya, "aku bisa mengaturnya."
Taehyung berdecak, "Kau hanya ingin mengejek ku saja, kan?"
"Kau tidak percaya pada sahabatmu sendiri ini?" Jimin berbisik cukup keras, meras tidak terima karena dituduh seperti itu. "Aku benar-benar berusaha untuk membantumu, bodoh!"
"Sudahlah, Jimin." Taehyung kemudian mengangkat pandangan ke arah meja Yoo Jung yang ada di bagian depan. "Aku tidak mau masuk ke dalam hubungan orang lain."
Ya, lagi pula Taehyung juga merasa tidak ada harapan untuknya merebut hati Yoo Jung sementara ia tahu Yoo Jung sudah jelas-jelas memiliki kekasih yang lebih segalanya dari pada dia. Jika Taehyung hanya bisa tetap dekat dengan Yoo Jung sebagai seorang teman, maka ia akan tetap berada dalam posisi itu.
Teman yang mungkin bisa selalu Yoo Jung andalkan, seperti hari itu misalnya. Saat Yoo Jung meminta bantuan nya untuk mengajarkan kalkulus. Taehyung tidak keberatan, dia senang bisa membantu Yoo Jung. Apalagi mengingat Yoo Jung hanya tinggal seorang diri sementara kedua orang tua gadis itu bekerja di kota lain, Yoo Jung itu gadis yang mandiri dan hebat. Mungkin itu salah satu hal yang membuat Taehyung sangat menyukainya.
Taehyung keluar dari rumahnya dengan wajah riang, bersiul, bahkan mengabari Jimin bahwa dia akan pergi ke tempat Yoo Jung untuk membantu gadis itu mengerjakan tugas kalkulus tanpa mengetahui bahwa malam itu seharusnya dia tidak pernah datang ke sana.
Jimin, sesungguhnya membenci syuting hari ini. Pasalnya, dia seperti harus melakukan reka adegan ulang dimana dia meninggalkan Taehyung pada malam itu. Sebenarnya, apa yang ada di dalam naskah tidak sepenuhnya benar. Tentu saja, itu hanya berasal dari sudut pandang Taehyung saja dan bukan dari sudut pandang Jimin.
Karena nya, hari ini dada Jimin seperti ditikam ratusan pisau. Menyakitkan, harusnya malam itu Jimin dapat membaca dengan cepat apa yang akan terjadi, harusnya dia yang lebih dulu datang ke tempat Yoo Jung dan bukan Taehyung. Harusnya....
Dia tidak meninggalkan Taehyung.
Jimin meremas flashdisk dalam kantung celana nya, berjalan melewati gang-gang untuk mencapai ke tempat Yoo Jung. Hari sudah larut ketika Jimin menuju tempat gadis itu untuk memberikan flashdisk berisi tugas kelompok mereka.
Kalau saja dia tidak berada di satu kelompok yang sama dengan Yoo Jung, Jimin tidak akan mau repot-repot mengantarkan flashdisk itu larut malam begini. Tapi dia tahu bagaimana tegasnya Yoo Jung dalam hal pelajaran, mungkin besok dia akan mendapat pukulan dari gadis itu kalau dia tidak mengerjakan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars ✔
FanfictionKesalahan yang dilakukannya di masa lalu pada Kim Taehyung membuat Park Jimin selalu dikejar rasa bersalah karena sikapnya yang terlalu pengecut. Ketika mereka berdua bertemu lagi, ketika Jimin berusaha untuk memperbaiki ikatan persahabatan mereka...