Syuting di Haeundae selesai lebih cepat dari perkiraan di pagi hari itu, sebenarnya mereka memang hanya memiliki tiga adegan tersisa kemarin yang harus tertunda karena terhalang kondisi matahari yang sudah terbenam. Tetapi pagi ini mereka menyelesaikan tiga adegan itu dengan waktu yang singkat. Kalau saja Jimin tidak tahu tentang yang sudah Jungkook perbuat di masa lalu, Jimin harus mengakui bahwa Jungkook adalah seorang aktor yang hebat di usia muda nya.
Tetapi, meski syuting mereka sudah berakhir ada satu agenda lagi yang harus keduanya selesaikan di sana. Yaitu wawancara ekslusif antara Jimin dan Jungkook dengan beberapa wartawan yang sengaja datang ke pantai itu.
Mereka duduk di pinggir pantai, membelakangi cahaya matahari sementara para wartawan sudah siap dengan berbagai pertanyaan mereka. Jimin nampak santai, sementara Jungkook terlihat antusias. Bisa dibilang, ini adalah pengalaman pertamanya dihadapkan pada wawancara seperti ini dan Jungkook sangat menantikannya.
"Bagaimana perasaan kalian berdua dapat bermain dalam drama yang diangkat dari novel terlaris abad ini di Korea?" tanya salah seorang wartawan.
Jimin mengangguk-angguk sambil tersenyum, "Aku sangat merasa beruntung," Sudut matanya menatap Taehyung yang berdiri di belakang para wartawan. "Aku merasa ini sebuah takdir, bisa bermain dalam drama yang diangkat dari sebuah novel yang sangat luar biasa, dan aku akan bekerja keras agar bisa memenuhi harapan semua penggemar novel ini."
"Bagaimana dengan anda, Jungkook-ssi?"
"Ah, saya sudah pasti merasa sangat terhormat bisa bermain dalam drama ini bersama dengan senior yang sangat saya hormati." Jungkook memandang Jimin yang tersenyum kecil padanya, "Jimin banyak membantu saya untuk lebih memahami dialog serta peran saya dalam drama ini."
Jimin tertawa sejenak, "Ah, tidak...tidak...aku tidak melakukan apapun. Aku justru malah terkesan dengan kemampuan akting Jungkook." Jimin menepuk-nepuk paha Jungkook pelan, "Dia dapat memerankan peran nya dengan baik, aku saja sampai merasa bahwa dia benar-benar mengalami ini semua."
Hati Jungkook merasa tersentil, lagi-lagi ucapan Jimin selalu mampu membuatnya mengingat kembali kesalahannya dulu. Tanpa sadar wajah Jungkook sedikit berubah cemas, memegangi pinggiran kursi kuat-kuat guna menyalurkan kegugupannya. Sementara diam-diam Jimin bersorak dalam hati karena bisa membuat Jungkook terlihat gugup.
"Drama ini mengisahkan tentang kehidupan masa remaja, lalu bagaimana dengan kehidupan SMA kalian berdua?"
"Hmm ..." Jimin nampak berpikir sejenak sebelum mengarahkan pandangan kembali pada para wartawan. "Para penggemarku pasti sudah mengetahui hal ini, aku ...dibesarkan di panti asuhan, tapi aku mendapat banyak cinta di sana." Jimin tersenyum simpul, "Sebenarnya, aku bukan murid yang senang belajar," Jimin tertawa ketika mengingat kembali masa-masa SMA nya dulu. "Dari pada sibuk belajar, aku lebih sibuk membuat lagu. Kalau sudah begitu, akan ada satu orang yang akan memarahiku panjang lebar dan memintaku untuk belajar lebih giat."
"Siapa itu?"
Mata Jimin lurus menatap pada Taehyung, dibalik kacamata hitam yang Taehyung gunakan, Jimin tahu bahwa Taehyung juga tengah menatapnya.
"Sahabatku."
***
"Yoongi hyung!"
Yoongi dan Taehyung yang hendak masuk ke dalam mobil mereka untuk segera kembali ke Seoul ketika Jimin berlari ke arah keduanya sembari tersenyum lebar.
"Ada apa, Jimin-ssi?" Yoongi bertanya tak sabaran.
"Apa aku boleh mengajak V untuk ikut dengan mobilku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars ✔
FanfictionKesalahan yang dilakukannya di masa lalu pada Kim Taehyung membuat Park Jimin selalu dikejar rasa bersalah karena sikapnya yang terlalu pengecut. Ketika mereka berdua bertemu lagi, ketika Jimin berusaha untuk memperbaiki ikatan persahabatan mereka...