Jang Eun Bi, tidak pernah membayangkan akan bertemu dengan seorang yang dulu begitu dekat dengannya. Seseorang yang sudah dia anggap layaknya saudara sendiri, seseorang yang dahulu sekali meninggalkan anak bayi nya yang masih kecil di panti ini untuk Eun Bi urus dengan alasan dia tidak cukup mampu untuk membesarkan bayi itu sendirian.
Park Ae Ri, oh atau harusnya sekarang Eun Bi memanggil wanita itu Jeon Ae Ri. Seseorang yang telah banyak berubah di matanya, sangat. Dulu, dia mengenal Ae Ri sebagai pribadi yang sangat lugu, manis dan baik. Tetapi sepertinya benar kata orang, harta dan kekayaan bisa merubah sifat seseorang tak terkecuali wanita itu. Terakhir Eun Bi bertemu dengan Ae Ri lima tahun lalu, saat Eun Bi hampir putus asa untuk mendapatkan bantuan agar panti asuhannya tak ditutup karena masalah sengketa.
Ae Ri tiba-tiba saja muncul, dengan pakaian mewah dan mobil yang mahal. Park Ae Ri telah berubah, dan Eun Bi menyadari itu semua ketika wanita yang dulu merupakan teman baiknya itu dengan gaya angkuh memberinya sejumlah cek dengan nominal yang fantastis serta memberinya kartu nama seorang pengacara untuk membantu masalah sengketanya. Eun Bi hampir saja ingin bertanya apa Ae Ri mendatanginya untuk menjemput anaknya, bukankah Ae Ri telah berjanji akan kembali saat ia sudah bisa membawa kehidupan yang lebih layak untuk anaknya? Tetapi saat Ae Ri bercerita bahwa dia sekarang sudah membangun sebuah keluarga selama belasan tahun membuat Eun Bi mengurungkan niat.
Dia tidak buta untuk melihat bahwa Ae Ri sama sekali tidak bermaksud untuk mengambil anaknya kembali.
Jadi, saat Ae Ri bertanya perihal bayi nya yang dulu wanita itu tinggalkan, Eun Bi hanya menjawab bahwa anaknya telah diadopsi oleh sebuah keluarga yang baik, telah hidup dengan baik dan Ae Ri tidak perlu memikirkannya lagi.
"Apa kabar, Eun Bi?" Ae Ri, melepas kacamatanya. Duduk di sofa kantor Eun Bi, meletakan tas nya di samping lalu menyilangkan kaki duduk dengan anggun persis seperti terakhir kali Eun Bi melihat itu lima tahun lalu, ini seperti sebuah dejavu baginya.
"Baik," Eun Bi menjawab, menuang teh untuk tamunya hanya sekedar untuk berbasi-basi. "Aku terkejut kau datang kembali lagi ke sini, rasanya tidak ada alasan untukmu datang lagi ke sini Ae Ri."
"Yah, kau benar." Ae Ri menganggukan kepala setuju, "tidak ada alasan bagiku untuk datang ke sini karena anak ku sudah tidak ada di sini, begitukan yang kau bilang padaku lima tahun lalu?"
Eun Bi mengalihkan pandangan ke arah lain, "Aku melihatmu di TV beberapa hari lalu, sepertinya kau sekarang hidup sangat bahagia bersama suami dan anakmu." jujur saja, Eun Bi sangat jengkel dan marah melihat wanita itu, bukan karena dia tidak suka temannya memiliki kehidupan yang lebih baik tapi kenyataan bahwa Ae Ri hidup berbahagia dengan melupakan anak kandungnya sendiri membuat Eun Bi merasa marah.
"Eun Bi, apa benar anak ku sudah tidak ada di sini lagi?" Ae Ri mengajukan pertanyaan lagi.
"Bukankah aku sudah bilang waktu itu? Anakmu sudah tidak ada di sini!"
"Benarkah? Tapi kemarin aku melihat seseorang memakai gelang yang aku berikan pada anak ku dulu." Ae Ri menatap dalam pada sepasang manik bulat Eun Bi mencari jawaban dari mata wanita yang seketika melebar terkejut itu.
"Eun Bi-ya, apa Jimin anak ku?"
Eun Bi terkejut bukan main, tidak menyangka Ae Ri akan bertanya seperti itu. Menyebutkan nama Jimin dengan begitu yakin. Lagipula dari mana Ae Ri mengetahui perihal Jimin? apa mereka berdua pernah bertemu sebelumnya?
"Eun Bi, jawab aku, apa benar Jimin anak ku?!" Ae Ri terus mendesak Eun Bi untuk menjawab.
"Apa guna nya aku menjawab pertanyaanmu itu? Kau bahkan tidak berniat untuk mengakuinya pada anak kandungmu, kan? Apa yang akan kau katakan padanya? Apa kau bisa bilang kalau kau ibu yang sudah menelantarkannya dan memilih bahagia bersama pria dan anak nya yang kaya? Begitu?! " Eun Bi naik pitam, bangun dari tempat duduknya di memilih berdiri membelakangi Ae Ri. "Apa kau tahu kalau anakmu selalu menunggumu datang? Selalu berharap bisa bertemu denganmu kembali?" Eun Bi mengepalkan tangannya sendiri, menahan tangisan karena rasa sakit setiap kali melihat wajah seorang anak kecil yang dulu selalu menunggu ibunya di jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars ✔
Fiksi PenggemarKesalahan yang dilakukannya di masa lalu pada Kim Taehyung membuat Park Jimin selalu dikejar rasa bersalah karena sikapnya yang terlalu pengecut. Ketika mereka berdua bertemu lagi, ketika Jimin berusaha untuk memperbaiki ikatan persahabatan mereka...