Naruto © Masashi Kishimoto
Love Is Feeling © RiuDarkBlue21
Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!
🍂🍂🍂
"Apa tidak terlalu mecolok?"
Gumamnya. Manik lavender sang gadis melirik ke arah cermin, di mana menampilkan rambut indigo yang diikat pony tail."Pasti Sakura-chan dan Ino-chan akan menggodaku." Bibirnya mengerucut.
"Lagi pula, inikan tahun ajaran baru. Gaya baru tidak masalah."
Diangkatlah kedua bahunya."Waktunya berangkat." Senyum manis hadir di bibir mungil Hinata.
Ia memutuskan turun ke lantai bawah, untuk segera berangkat sekolah.
"Nee-chan tidak sarapan?" Hanabi yang berada di ruang makan menengokkan kepala ke arah Hinata.
"A-ah, tidak Hanabi-chan, sudah hampir siang. Nee-chan sarapan di sekolah saja."
"Mau Nii-san antar?" Kali ini pemuda berambut coklat membuka suara.
"Tidak usah Nii-san."
"Naik bus?"
"Hai Tou-san." Manik lavender Hinata melirik ke arah Hiashi yang makan dengan tenang.
"Hn."
"Ittekimasu." Hinata yang sudah menalikan tali sepatu beranjak dari duduknya.
"Itterasshai Nee-chan."
"Kenapa dia selalu menolak ketika aku ingin mengantarnya?"
"Mungkin Nee-chan malu. Punya Nii-chan seperti Neji-nii."
Neji mendelik. "Hanabi," desisnya.
Hanabi yang ditatap seperti itu hanya menyengir.
.
.
.
"Ohayou Tou-chan, Kaa-chan." Pemuda berambut pirang itu duduk di kursi meja makan.
"Ohayou." Minato menurunkan koran pagi yang sedang dibacanya. Ia melihat putranya yang tampak segar.
"Wah, Naru-chan tampan sekali."
Naruto menyisir helaian pirangnya ke belakang. "Tentu saja." Namun, mata sapphire itu mendelik ke arah Kushina. "Jangan panggil aku Naru-chan."
"Bagaimana kalau Naruto-chan?"
Minato tersenyum tipis. "Itu sama saja, Kaa-chan."
"Iya-iya."
"Hm."
"Kenapa hanya makan satu roti?" Alis Kushina bertaut kala melihat sang anak hanya memakan selembar roti tawar dengan selai nanas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Feeling ✔
FanfictionVOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Pernahkah kalian mendengar penyakit mati rasa? Tidak merasakan marah, kesal, senang, bahkan cinta, dan yang paling penting, apakah orang yang mati rasa bisa jatuh cinta? "A-apa yang ka-kau lakukan?" "Diam...