Naruto © Masashi Kishimoto
Love Is Feeling © RiuDarkBlue21
Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!
🍂🍂🍂
Hari ini Rabu, hari diumumkannya nilai fisika di papan pengumuman. Banyak murid kelas 2-1 yang berdesakkan, ingin melihat siapa yang akan mengepel koridor lantai dua.
"Yah! Nilaiku pas KKM."
"Nah, Lee. Pel sampai bersih ya."
"Delapan puluh, yey! Tidak sia-sia aku belajar sampai jam 3 pagi." Kiba mengepalkan tangannya ke udara.
"Yey! Kita lulus. Lihat kenapa nilai kita bertiga bisa sama ya?" Sakura, Ino dan Tenten berpelukkan.
Hinata cemberut, padahal nilainya bisa dikatakan tinggi. 92, ini adalah nilai fisika terbesarnya. Biasanya hanya di bawah 90. Ini merupakan sebuah prestasi. Namun, ternyata—
"Nilai Naruto-kun sempurna."
"Lihat! Lihat! Sasuke-kun juga dapat 100."
"Yah ... Shikamaru-kun dapat 98."
"Sai-kun juga 97."
"Atap."
Hinata merinding mendengar bisikkan di telinga kanannya. Ia menoleh menatap Naruto yang menyeringai.
Glek.
"I-iya."
"Aku tunggu, awas kalau kau telat."
Hinata mengangguk ragu. "I-iya, aku akan tepat waktu."
.
.
"Lama!" Naruto mendengus. Ia mengalihkan pandangannya pada jam tangan yang kini melingkar manis di tangan kirinya.
Naruto berniat menagih janjinya pada Hinata.
Ingat kesepakatan yang dibuat saat akan menjelang ujian fisika?
Ya.
Naruto ingin menagih hadiahnya.
Ia menyeringai. Membayangkan apa yang akan dilakukannya pada Hinata.
"Jangan-jangan dia bertemu Sasori. Ck, merepotkan."
"Atau ... ia malah pergi makan siang dengan orang lain?"
Naruto mengerang frustasi. Waktu istirahatnya hampir habis karena menunggu Hinata.
Ceklek.
"Ma-maaf aku terlambat."
Sapphire Naruto menatap tajam Hinata yang menunduk. "Iya, iya. Aku maafkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Feeling ✔
FanfictionVOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Pernahkah kalian mendengar penyakit mati rasa? Tidak merasakan marah, kesal, senang, bahkan cinta, dan yang paling penting, apakah orang yang mati rasa bisa jatuh cinta? "A-apa yang ka-kau lakukan?" "Diam...